Jadi Negara Tertinggi Kasus Positif Virus Corona, AS Dibuat Pusing Karena Kehabisan Tempat Hingga Jenazah Korban Covid-19 Ditumpuk di Ruang Pendingin

Rabu, 15 April 2020 | 16:30
Kompas.com

Jadi Negara Tertinggi Kasus Positif Virus Corona, AS Dibuat Pusing Karena Kehabisan Tempat Sampai-sampai Jenazah Korban Covid-19 Ditumpuk di Ruang Pendingin

GridStar.ID- Virus corona atau covid-19 saat ini tengah mewabah ke seluruh belahan dunia.

Virus yang disebut-sebut berasal dari pasar hewan di Kota Wuhan, China ini tercatat telah menginfeksi hampir 200 negara.

Namun pada kenyataannya, saat ini China bukanlah negara dengan kasus positif covid-19 terbanyak.

Baca Juga: Setelah Sembuh dari Virus Corona, Tom Hanks dan Rita Wilson Ungkap Efek Samping yang Dialami Setelah Melakukan Pengobatan: Vertigo hingga Tak Bisa Berjalan

Melansir dari Kompas.com, pada April ini Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus positif virus corona terbanyak di dunia dengan 587.173 kasus. Sementara korban meninggal mencapai 23.644 orang.

Banyaknya korban meninggal tersebut tentu di luar prediksi layanan kesehatan di negara tersebut. Sehingga banyak jenazah korban virus corona yang masih berada di rumah sakit dan tidak segera bisa dikebumikan.

Ditumpuk di sebuah kamar

Xinhua

Pasien kasus covid-19

Hal itu seperti terlihat melalui foto-foto yang beredar dan diketahui diambil di RS Sinai-Grace, Detroit, Amerika Serikat, terlihat sejumlah jenazah didiamkan di sebuah kamar.

Baca Juga: Wali Kota Bogor, Bima Arya Beberkan Ramuan 2 Rempah Ini yang Buatnya Sembuh dari Virus Corona Selama Karantina, Apa ya?

Mayat-mayat pasien itu hanya dibungkus dengan kantong jenazah berwarna putih, dalam foto lain, terlihat dua jenazah dijejejerkan di atas ranjang, sedangkan satu mayat lainnya diletakkan di kursi sebelah ranjang.

Dikutip dari CNN (14/04), mereka memperoleh foto tersebut dari seorang pekerja rumah sakit yang tidak disebutkan namanya.

Dua pekerja unit gawat darurat (UGD) lain dari rumah sakit itu pun membenarkan foto tersebut menggambarkan kondisi sesungguhnya di rumah sakit tempat mereka bekerja, namun, demi keamanan, mereka tidak bersedia namanya disebutkan.

Baca Juga: Disebut Efektif Obati Virus Corona, Kini Ujicoba Klorokuin Dihentikan Karena Efek Samping yang Berbahaya Bagi Pasien

Kondisi yang tergambar dalam foto menurut mereka terjadi selama awal April ini.

Mereka menyebut satu ruangan yang biasanya untuk mempelajari tentang kebiasaan tidur saat ini digunakan untuk menyimpan mayat, karena staf kamar mayat tidak bekerja pada malam hari.

Selain alasan itu, alasan jenazah korban virus corona ditumpuk di sebuah ruangan sebab kondisi kamar mayat di rumah sakit tersebut pun sudah penuh.

Baca Juga: Pemerintah Sempat Dituding Tak Transparan Soal Angka Kasus yang Terinfeksi Virus Corona, Usaha IDI Akhirnya Berbuah Manis, Jokowi Tegas Minta Jajarannya Ungkap Data Covid-19: Keterbukaan Data Penting!

"Yang saya tahu, kami kehabisan tempat tidur untuk pasien, sehingga kami tidak bisa menyisihkannya untuk mayat," kata seorang pekerja UGD yang memberi kesaksian.

"Itu karena kami belum memiliki freezer, kebetulan kamar itu memiliki tempat tidur, selain itu petugas kamar mayat tidak bekerja pada malam hari," kata petugas yang lain menjelaskan kondisi dalam foto.

Setelah hal itu terjadi, mereka mengatakan pihak RS akhirnya memutuskan untuk membeli unit penyimpan mayat dengan pendingin yang bersifat bisa dipindah-pindah atau portabel.

Baca Juga: Belum Selesai dengan Virus Corona yang Terjadi, Kini Warga Diminta Waspada dengan Gelombang Kedua Wabah Covid-19, Ada Apa?

Sabtu (11/04) CNN mendatangi rumah sakit tersebut dan terlihat ada 5 unit penyimpanan mayat ada di lahan parkir.

Dalam foto yang lain, mayat-mayat terlihat hanya ditumpuk begitu saja dalam unit pendingin yang dimiliki rumah sakit. Di permukaan kantong jenazah yang digunakan, terdapat informasi yang ditempel sebagai penunjuk identitas mayat yang ada di dalamnya.

Dalam gambar itu, terdapat kantong berwarna biru di dekat mayat yang disebutkan merupakan barang-barang pribadi milik almarhum yang bersangkutan.

Baca Juga: Tak Semua Dapat THR, Ini Daftar Profesi yang Harus Rela Tak Dapat Tunjangan Hari Raya di Tengah Pandemi Virus Corona

Kedua petugas UGD ini mengaku telah menyaksikan sendiri kondisi ini dan menyebut alasan rumah sakit melakukan ini, karena jumlah kematian dari pasien yang dirawat terus meningkat.

Jenazah korban Covid-19 itu digeletakkan di lantai karena tidak adanya alat yang bisa mengangkatnya sehingga bisa diletakkan di rak penyimpanan.

Merawat 130 pasien Covid-19 di awal April

shutterstock

Ilustrasu perawatan pasien kasus positif covid-19

Saat dimintai untuk berkomentar, juru bicara RS Sinai-Grace, Brian Taylor pun memberikan penjelasannya.

Baca Juga: Dulu Disebut Tak Siap Perangi Covid-19 Lantaran Keterbatasan Fasilitas, Presiden Joko Widodo Umumkan Kabar Baik Perihal Tes PCR yang Digunakan Menangani Wabah Virus Corona, Apa Itu?

"Pasien yang meninggal di rumah sakit kami diperlakukan dengan hormat dan bermartabat, mereka akan tetap kami tangani sampai bisa diserahkan ke pihak keluarga," ujar Taylor.

"Seperti rumah sakit di New York dan di tempat lain, kami telah membeli alat tambahan seperti unit pendingin portabel untuk sementara membantu kekurangan kapasitas ruang jenazah akibat Covid-19," lanjutnya.

Taylor mengatakan pihak RS fokus menambahkan jumlah perawat untuk membantu merawat pasien jika peningkatan kasus terjadi.

Baca Juga: Dituding Jadi Pelakor hingga Kerap Dihujat, Mayangsari Mendadak Tuai Pujian dari Netizen saat Gelar Arisan di Tengah Virus Corona yang Mewabah Tanah Air Gegara Hal Satu Ini!

Enam pegawai UGD menyebut RS merawat 100-130 pasien Covid-19 sekaligus pada periode awal April, itu merupakan volume pasien tertinggi.

Namun beberapa hari terakhir jumlah kasus yang ditangani sudah turun secara signifikan hanya sekitar 50 pasien saja. Jumlah ini tentu membuat penanganan bisa berjalan lebih mudah.(*)

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya