Belum Tentu Alami Gejala Virus Corona, Mungkin Masalah Kesehatan Mental Ini yang Kita Alami, Kenali Ciri-cirinya!

Minggu, 29 Maret 2020 | 09:00
health enews

Ilustrasi seseorang alami depresi

GridStar.ID - Pandemi virus corona yang terjadi di berbagai negara di dunia ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri pada setiap orang.

Panik, membuat banyak orang kalang kabut mencari cara pencegahan dari virus ini tanpa berpikir jernih.

Tak hanya berdampak pada fisik seseorang, tetapi hal ini juga bisa mempengaruhi mental seseorang.

Baca Juga: Dikaitkan Corona, Kulkul Puri Klungkung Berbunyi Sendiri Gegerkan Warga Bali yang Percaya Kejadian Ini bak Pertanda Datangnya Musibah, Ketua PHDI Minta Jangan Panik: Bisa buat Sarana Tolak Bala

Banyaknya informasi mengenai virus corona yang didapatkan membuat seseorang mungkin merasakan gejala tertentu.

Mengutip Metro, Sabtu (14/3/2020), kekhawatiran berlebihan mengenai virus corona dapat menyebabkan tubuh menciptakan gejala sakit tertentu.

Hal ini bisa membuat Anda berpikir telah terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Jangan Salah Kenali Sebelum Terlambat Ditangani, Orangtua Wajib Tahu Ini Gejala yang Terjadi pada Anak-Anak Saat Terinfeksi Virus Corona

Agar tak salah mendeteksi, penting untuk mengetahui gejala Covid-19 karena terinfeksi virus corona.

CDC menyebutkan, gejala coronavirus disease atau Covid-19 yang muncul 2-14 hari setelah paparan adalah demam, batuk, dan sesak napas.

Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang menetap di dada, dan bibir atau wajah kebiru-biruan.

Baca Juga: Umumkan Dirinya Positif Virus Corona Hingga Lakukan Isolasi Mandiri Selama 14 Hari, Detri Warmanto Akan Jalani Tes di RSPAD: Doakan Saya Teman-teman

Sementara itu, dokter dari The International Psychology Clinic, dr Martina Paglia, mengatakan, banyak orang merasa mengalami gejala mirip terinfeksi virus corona hanya karena dipicu kecemasan.

Jika Anda merasa cemas dan panik, bisa jadi gejala yang muncul itu merupakan psikosomatik dan bukan karena terserang virus.

Menurut Psychology Today, penyakit psikosomatik adalah suatu penyakit di mana pikiran bawah sadar menghasilkan gejala fisik tanpa adanya penyakit.

Baca Juga: Tanpa Ada Gejala, Kadis Kesehatan Sulsel Bisa Tahu Dirinya Positif Corona Lewat Tes Khusus Ini hingga Dokter Sarankan Karantina Mandiri Lihat Kondisinya Begini

Penyebab psikosomatik

Psikolog Klinis di Personal Growth Kantiana Taslim menjelaskan, biasanya psikosomatik disebabkan oleh emotional stress atau perasaan tertekan, cemas, dan takut berlebihan.

Hal ini kemudian termanifestasi dalam bentuk sakit yang dirasakan secara fisik.

Kantiana, yang biasa disapa Nana, mengatakan, pikiran, emosi, dan tubuh terhubung satu sama lain.

Baca Juga: Mengharukan! Meski Pengangguran Pria Ini Rela Jual Motornya demi Impor APD untuk Bantu Tim Medis Lawan Corona, Didi Yulianto: Jadi Pahlawan Bisa dengan Cara Apa Saja

"Ketika kita sedang mengalami kondisi emosional yang tidak baik, dan pikiran kita dipenuhi kecemasan serta ketakutan yang berlebihan, secara tidak langsung pikiran dan otak akan mengirimkan 'sinyal' yang salah ke tubuh," kata Nana kepada Kompas.com, Jumat (27/03).

Kemudian, tanpa disadari, tubuh dapat bereaksi terhadap hal tersebut dan memunculkan simptom atau gejala fisik yang mengganggu tubuh.

Ia menyebutkan, gejala psikosomatik yang biasanya muncul adalah sakit kepala, jantung berdenyut cepat, otot-otot tegang, dan sakit, serta mengalami sesak napas karena panik.

Kecemasan dan stres dapat membuat imun pada tubuh menurun.

Baca Juga: Cerita Penggali Kubur untuk Makamkan Jenazah yang Positif Virus Corona, Bakar Semua Peralatan Pelindung Usai Pemakaman dan Mengaku Dihantui Rasa Takut

Psikosomatik dan corona

Nana mengatakan, paparan informasi mengenai Covid-19 secara berlebihan akan memengaruhi psikologis seseorang hingga menimbulkan keresahan dan kecemasan.

Meski demikian, berbagai perasaan yang dialami termasuk kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan juga harus disalurkan dan diekspresikan melalui berbagai hal yang produktif.

Beberapa pertanyaan ini bisa ditanyakan pada diri Anda untuk mengetahui apakah Anda mengalami psikosomatik atau tidak: Apakah Anda mengalami gejala fisik (batuk, demam, flu, dan lainnya) saat Anda mendapatkan "banjir" informasi atau membaca, menonton mengenai corona?

Baca Juga: Corona Capai Lebih dari 1000 Kasus, Ilmuan Matematika Ini Gunakan Rumus Khusus Hitung Skenario Terburuk Covid-19, Ada Peluang 50 Persen Populasi Jakarta Terinfeksi

Apakah Anda merasa cemas, khawatir yang berlebihan dengan situasi yang terjadi saat ini, hingga kekhawatiran tersebut terus-menerus mengisi pikiran Anda?

Apakah Anda merasakan simptom/gejala fisik yang mengkhawatirkan setelah bicara, memikirkan situasi saat ini?

Apakah hal ini datang dan pergi?

Baca Juga: Tes Rapid Tunjukkan Hasil Negatif Covid-19, Ternyata Ini Kunci Sukses Detri Warmanto Bebas dari Virus Corona, Sangat Mudah Dilakukan!

Atau konsisten anda rasakan selama beberapa hari?

Jika Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan banyak jawaban "Ya", ada kemungkinan Anda mengalami psikosomatik.

Jika Anda merasa cemas setelah mendapat informasi mengenai corona, lalu merasakan gejala sakit fisik, perlu ditelaah apakah itu psikosomatik atau benar-benar gejala terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Fakta Baru, Lidah Bisa Deteksi Virus Corona dengan Memperhatikan Ciri-cirinya, Begini Penjelasan Para Ahli!

Bagaimana membedakannya?

Nana menekankan, psikosomatik biasanya diiringi kecemasan berlebihan terkait hal tersebut (corona).

"Jika Anda memang sudah menjaga kesehatan, membatasi informasi negatif, sudah berperilaku produktif, dan happy-happy kemudian gejalanya (sakitnya) hilang, berarti bisa jadi itu psikosomatik," ujarnya.

Sebaliknya, jika sakit itu tidak hilang dalam waktu cukup lama, maka sebaiknya jangan melakukan diagnosis atau asumsi sendiri.

Sebaiknya, segera berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti anjuran tenaga medis.

Baca Juga: Kabar Baik! Wakil Wali Kota Bandung Dinyatakan Sembuh Corona, Yana Mulyana Beberkan Caranya Bisa Selamat dari Infeksi Covid-19 Meski Pengobatannya Berat

Menghindari psikosomatik

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari psikosomatik?

Berikut sejumlah hal yang disarankan Nana:

  • Buatlah rutinitas baru dan jaga pola hidup yang sehat, seperti makan bergizi, tidur cukup, dan olahraga di rumah.
  • Lakukan hobi dan aktivitas menyenangkan sebagai cara untuk relaksasi, meditasi, dan hal-hal lain yang positif dan menenangkan untuk Anda.
  • Pertahankan relasi sosial dengan tetap menjaga jarak fisik dan sosial. Misalnya dengan mengobrol secara online, bertukar kabar dengan orang-orang terdekat. Bahkan, dapat beraktivitas bersama melalui berbagai platform online.
Baca Juga: Jadi Pahlawan di Garis Terdepan Hadapi Virus Corona, Seorang Perawat Pilih Akhiri Hidupnya Usai Dinyatakan Positif Terjangkit Covid-19

  • Batasi informasi mengenai Covid-19 dan berita-berita lainnya dalam sehari. Misalnya, menjadwal 1-2 kali sehari untuk mengecek situasi terkini, seperti di pagi hari dan sore hari saja.
  • Hindari membaca atau mencari informasi dari berbagai sumber. Carilah informasi dari sumber-sumber resmi dan terpercaya saja. Jika dianggap perlu, batasi penggunaan media sosial, chat group, yang menurut Anda akan berdampak negatif serta banyak menyebarkan informasi yang mencemaskan dan tidak perlu.
  • Bergabung dan aktiflah dalam grup, komunitas online yang positif, produktif, dan kreatif.
  • Lakukan konsultasi dengan tenaga profesional jika membutuhkan, misalnya melakukan online counseling. (*)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judulRasakan Gejala Terinfeksi Virus Corona, Psikosomatik atau Bukan? Ini Cara Membedakannya

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya