“Dengan ini saya mewakafkan sebidang tanah hak milik saya berupa tanah, sertifikat, HGB Nomor 13 di Desa Bedono yang terletak di Dusun Ngangkruk kepada Ponpes Hidayatul Muttadin Lirboyo Kediri untuk keperluan pendidikan keagaman islam pondok pesantren pondok salafiyah."
"Demikian ikrar ini saya buat atas kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan daripada manapun,” ungkapnya dalam video tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Syekh Puji juga menyempatkan diri untuk bercanda mengenai pengalaman dirinya di masa lalu yang pernah terjerat hukum
“Sehingga sah menurut hukum, karena saya pernah dihukum,” candanya, diikuti tawa orang-orang di sekitarnya.
Tak mengherankan jika Syekh Puji bisa mewakafkan tanahnya, karena kekayaan Syekh Puji mencapai Rp 70,6 Miliar.
Syekh Pujiono tercatat sebagai calon bupati Semarang terkaya dengan total kekayaan sebesar 70,6 Miliar pada tahun 2005.
Bisnis kerajinan kaligrafi berlapis kuningan melalui PT Sinar Lendoh Terang (Silenter) yang diekspor dengan pendapat bersih lebih dari Rp 300 juta perbulan merupakan salah satu bisnis yang dimilikinya.
Sebelum sukses seperti saat ini, Syekh Puji mengalami perjuangan yang cukup panjang yang sulit dan keras.
Dahulu ia sempat merantau ke Jakarta menjalani profesi sebagai penjaja jagung bakar selama dua hari, kuli bangunan selama dua minggu, dan sebagai kernet selama satu bulan.
"Bekal sebagai sales di sebuah perusahaan Amerika yang ada di Jakarta lah saya menjalani wiraswasta," kata Pujiono.
Sebagai sales, Syekh Puji menjalani profesinya dengan cara berbeda dari sales lain.