Momen perdamaian itu pun diceritakan oleh paman dan bibi Kalina, Wanda Hamidah dan Wahyudin.
Wahyudin selaku kakak tertua dari Mama Een mengaku bersyukur atas hubungan baik Kalina dan Mama Een.
"Alhamdulillah sudah mau komunikasi sama mamanya, sudah mau nengokin, sudah semangatin mamanya buat sembuh. Saya udah pernah bilang sama Kalina 'yang udah, udah, jangan diulangin lagi'. Alhamdulillah," ungkap Wahyudin dilansir dari tayangan cumi cumi indigo via TribunnewsBogor.com.
Keluarga besar ternyata ikut ambil andil dalam perdamaian itu.
Sebagai yang tertua di keluarga, Wahyudin merasa berkewajiban untuk mengademkan kembali hubungan Kalina dan Mama Een.
Apalagi melihat kondisi Mama Een yang semakin memprihatinkan.
"Inisiatif adik saya di Rempoa (bilang) 'kalau bisa Kalina temuin sama mamanya, kumpulin semua'. Akhirnya saya berpikir, karena saya yang paling tua, berdosa kalau saya enggak nemuin adik saya dengan anaknya (Kalina). Umur enggak tahu kapan," imbuh Wahyudin.
Diminta datang ke perkumpulan keluarga, Kalina akhirnya mengalah.
Melihat Kalina memeluk Mama Een dan berdamai, keluarga besar menangis haru.
"Ketemu deh semua kumpul, Kalina, mamanya, adik saya, saling bersatu. Akhirnya hari itu, Selasa pulang dari RS Dharmais. Pada berpelukan deh itu, termasuk Kalina, adik saya (mama Kalina). Pada nangis, senang, tergugah hatinya," kata Wahyudin.
Paman Kalina pun menceritakan wanita 40 tahun itu dengan besar hati meminta maaf ke sang mama.
Hal itu pun membuat hati Mama Een pun tergugah.