"Ada lah beberapa dari sikap gue, gue terkadang masih cuek, nggak peka, nggak bisa memenuhi.
Apalagi kalau udah cerita-cerita soal Rosulullah harus romantis, gue kadang-kadang masih naik turun.
Gue juga masih cuek, kalau udah kerja suka lupa nelpon, sampai Shireen bilang, kamu masih ingat sama aku?" ujar Teuku Wisnu getir.
"Gue aslinya nggak sih (romantis), tapi gue mencoba untuk romantis," lanjutnya.
Tak disangka, saat mendengarkan kajian, Teuku Wisnu merasa ditampar karena perilakunya pada sang istri selama ini kurang perhatian.
"Waktu itu gue pernah nonton kajian dari Ustaz Syafi, bagaimana Nabi Muhammad SAW ini bersikap romantis sama istri.
Gue akhirnya minta maaf sama Shireen sampai nangis, gue naik ke atas ke kamar bilang ke Shireen, tiba-tiba dia kaget lihat gue udah nangis.
"Gue bilang, sayang aku minta maaf, selama ini aku pikir suami itu hanya memberi nafkah keluarganya, memberikan semuanya untuk keluarganya, dalam arti udah cukup nafkah lahir batin.
Ternyata ada hal-hal lain yang tak terpikirkan oleh para suami yaitu keromantisan di dalam rumah tangga," bebernya. (*)