"Iya, sampai segitunya gue!" timpal Ikang mantap.
"Gue itu kalau keluar malapetaka. Anak tetangga babak belur.
Energi gue tuh suka berlebih. Jadi kadang-kadang kalau berantem tuh gak kerasa," lanjut Ikang.
"Kacau bener deh pokoknya," kenangnya geleng-geleng kepala. (*)