Itu aku nggak ada ngejelasin sih. Aku saat itu bilangnya 'Kila kita pulang kampung dulu ya ke Garut' untuk berapa lama, tapi nggak pulang-pulang.”
“Itu kondisi di rumah Balikpapan juga dia udah terbiasa melihat kedua orang tuanya nggak teguran, jadi dia berpikir sendiri tanpa aku jelasin."
“Sampai akhirnya pas udah selesai ketok palu, aku cuma bilang ‘Qila sama Papa family, tapi Mama sama Papa udah nggak family lagi’ dan dia udah tahu sendiri,” kenang Imel Putri Cahyati.
Diakui Imel, putrinya memilik keinginan terpendam agar kedua orang tuanya tak berpisah.
“Dia di depan aku nggak pernah. Namanya anak-anak waktu belajar nulis, dia pernah nulis di kertas 'Aku tuh pengen Mama Papa gini' itu aku pernah lihat.”
“Dan waktu dia aku lesin bahasa Inggris, ternyata dia ada curhat ke temennya 'Mama Papa aku mah divorce (cerai)’,” tutur Imel Putri Cahyati.
Pernah suatu kesempatan, Aqila melampiaskan emosinya yang tertahan karena perceraian kedua orang tuanya.
“Ada, suka marah. Misalnya dia udah sempat ketemu papanya dan berapa lama sama papanya.”
“Pas dia kembali ke aku, dia ada perubahan. Mungkin emosionalnya ‘Kenapa aku harus bolak-balik? Aku tuh maunya sama-sama’. Itu masih ada sih sampai sekarang,” ungkap Imel Putri Cahyati soal perkataan Aqila.