"Di Indonesia ketika sudah ada undang-undang ITE, Mbah Mijan adalah masyarakat yang taat hukum, dengan adanya undang-undang ITE berarti kita harus ber-statement yang baik, beropini yang baik, jangan sampai melanggar hukum," tuturnya.
"Demi Allah saya nggak keberatan dengan siapa yang ada di video tersebut. Cuman Mbah Mijan katakan bahwa yang salah itu satu, penyebarnya dan yang kedua yang ngerekam, tidak ada masalah jika tidak direkam dan disebarkan," jelas Mbah Mijan.
"Terlepas dari siapapun dia, jangan sampai netizen keliru melihat cuitan Mbah Mijan sebagai validitas, masih banyak tenaga ahli yang lebih ahli dari Mbah Mijan, pakar telematika, pakar ekspresi," lanjutnya.
Robby kembali mengajukan pertanyaan mengenai sosok yang kemungkinan ingin menjatuhkan Gisel dalam kasus ini.
Mbah Mijan kemudian menjelaskan melalui analisa logikanya bahwa kemungkinan ada maksud terselubung di balik tersebarnya video tersebut.
"Kalau Mbah berpikir ini bukan dari analisa metafisika ya. Mbah berpikir di logika adalah ketika video ini disebarkan dalam durasi tertentu, Mbah pikir ada suatu maksud terselubung," paparnya.
"Kecuali kalau tiba-tiba ada video full. Kenapa cuman dikit-dikit? Mbah justru khawatir ending-nya ada pemerasan kah atau apakah gitu," jawab Mbah Mijan.
(*)