GridStar.ID- Pandemi covid-19 hingga kini masih menjadi masalah global.
Sejumlah kebijakan termasuk mengurangi aktivitas publik dilakukan pemerintah guna menekan penyebaran covid-19.
Upaya penemuan vaksin covid-19 pun terus dilakukan oleh ahli demi menumpas wabah corona.
Vaksin untuk virus ini pun masih dalam tahap pengembangan.
Pakar penyakit menular dari Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci memperingatkan adanya kemungkinan vaksin virus corona yang ditemukan tidak bisa 100 persen efektif.
Ia memperkirakan keefektifan vaksin untuk menangani virus corona hanya sekitar 50 hingga 60 persen.
Bahkan, untuk menjadi efektif 98 persen, Fauci menilai peluang tersebut tidak besar.
"Kami belum tahu apa khasiatnya. Kami tidak tahu apakah itu (vaksin) akan menjadi 50 persen atau 60 persen. Saya ingin 75 persen atau lebih," kata Fauci dalam webinar yang diselenggarakan oleh Brown University seperti mengutip Reuters, Sabtu (08/08).
Selanjutnya, Fauci memaparkan studi vaksin Covid-19 yang dilakukan perusahaan bioteknologi di AS, Moderna Inc., akan selesai pada bulan November atau Desember tahun ini.
Baca Juga: China Sebut Indonesia Bakal Diprioritaskan Dapatkan Vaksin Covid-19
Ia memperkirakan puluhan juta dosis vaksin Covid-19 akan tersedia pada awal tahun 2021, dan satu miliar dosis pada akhir tahun depan.
Tetap perlu upaya pencegahan
Meski nantinya vaksin ditemukan, Fauci mengingatkan agar masyarakat tetap melakukan upaya pencegahan agar tidak tertular virus corona.
Sebab, ia menegaskan, vaksin diperkirakan tak bisa 100 persen efektif menanggulangi Covid-19.
Ia mengatakan masyarakat tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga kebersihan tangan, hingga menjaga jarak.
Hingga saat ini, berdasarkan data Worldometers pada 8 Agustus 2020, virus corona telah menginfeksi 19.546.748 orang di seluruh dunia.
AS menjadi negara peringkat pertama penyebaran Covid-19 dengan jumlah lebih dari 5 juta orang.
SARS-CoV-2 juga telah menewaskan 724.123 orang di dunia, dengan kematian tertinggi berasal dari AS dengan angka 164.094 orang.
Sejumlah langkah, termasuk penguncian wilayah atau lockdown, telah dilakukan oleh AS untuk menanggulangi penyebaran virus corona.
Namun, upaya tersebut membuat perekonomian di AS terpukul, produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun 2020 minus 32,9 persen.
Ini penurunan paling tajam pertumbuhan ekonomi AS dalam 73 tahun terakhir.
Kini sejumlah negara bagian di AS telah kembali membuka wilayahnya.
Namun, para pakar kesehatan meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan agar kasus Covid-19 dapat ditekan.
Sementara itu, terkait vaksin virus corona, Presiden AS Donald Trump optimistis akan bisa ditemukan sebelum pemilihan presiden AS pada 3 November.
Uji coba vaksin di AS
Sebelumnya, perusahaan farmasi terbesar ketiga di AS, Novavax Inc., telah merilis hasil uji coba vaksin virus corona tahap pertama.
Uji coba ini melibatkan 131 orang relawan untuk melihat respons kekebalan, dan hasilnya aman.
Para relawan yang diberi dua dosis vaksin mengembangkan antibodi penetral pada tingkat rata-rata empat kali lebih tinggi dibandingkan antibodi yang dikembangkan orang yang telah pulih dari Covid-19.
Antibodi tersebut bisa menjadi penawar virus penyebab Covid-19. Selain itu, vaksin juga menginduksi respons dari sel-T, sejenis sel kekebalan.
Laporan telah diserahkan ke jurnal medis, namun belum ditinjau ilmuwan di luar Novavax. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulPakar Peringatkan Kemungkinan Vaksin Covid-19 Tidak Bisa 100 Persen Efektif