“Selaput daranya tidak siap dimasuki penis pada saat penetrasi, sehingga terjadi perlukaan. Itu mengapa pada beberapa kasus di malam pertama si perempuan mengeluarkan darah.”
Sering kali, lanjut Zoya, itulah yang dianggap sebagai ciri-ciri perempuan perawan.
"Padahal itu salah kaprah. Sebenarnya, saat perempuan mengeluarkan darah di malam pertama, tandanya ia tidak siap saat berhubungan seksual.
"Sebaliknya, jika perempuan tak mengeluarkan darah di malam pertama, justru si prianya yang hebat, dong. Karena bisa membuat perempuannya nyaman dan siap saat berhubungan seksual,” papar Zoya lagi.
Oleh karena itu, Zoya mengharapkan, pemahaman tentang selaput dara dan keperawanan ini menjadi penting untuk diketahui oleh pria maupun perempuan, sehingga salah kaprah tentang keperawanan tidak terus dipelihara dan menjadi mitos yang menyesatkan.
“Memangnya kalau perempuan tidak mengeluarkan darah di malam pertama, lantas perempuan itu sudah tidak perawan lagi?
"Lalu, menjadi aib seperti yang terjadi pada kasus Aceng Fikri? Pemahaman ini harus diluruskan agar pria-pria, terutama masih banyak di Indonesia, tidak terjebak pada mitos yang salah kaprah dan menyesatkan ini,” tegas Zoya.
Dibanding harus salah kaprah jika mengaitkan darah di malam pertama dengan keperawanan, kata Zoya, “Lebih baik memikirkan bagaimana masing-masing pasangan bisa saling menikmati dan memberi kepuasan pada saat berhubungan seksual."
"Sehingga kualitas hubungan seksualnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.” (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul:Salah Kaprah Mengaitkan Darah di Malam Pertama dengan Keperawanan