Pernyataan itu menurut penelitian Harvard Medical School dan berdasarkan citra satelit dari pola perjalanan rumahsakit dan data mesin pencari.
Penelitian ini menggunakan citra satelit resolusi tinggi dari tempat parkir rumah sakit di Kota Wuhan, tempat virus corona muncul pada akhir 2019, dan data pertanyaan terkait gejala klinis pada mesin pencari, seperti "batuk" dan "diare".
"Peningkatan lalu lintas rumahsakit dan data pencarian gejala di Wuhan mendahului awal pandemi SARS-CoV-2 yang didokumentasikan pada Desember 2019," sebut penelitian Harvard Medical School pada Selasa (9/6), seperti dikutipChannelnewsasia.com.
"Meskipun kami tidak bisa mengonfirmasi, apakah peningkatan volume itu terkait langsung dengan virus baru, bukti kami mendukung penelitian terbaru lainnya yang menunjukkan kemunculan terjadi sebelum identifikasi di pasar makanan laut Huanan," kata mereka.
Penelitian Harvard Medical School menyebutkan, temuan tersebut juga menguatkan hipotesis bahwa virus corona muncul secara alami di China Selatan dan berpotensi sudah beredar sebelum kluster Wuhan.
Ini tampak dari peningkatan tajam dalam tingkat isian tempat parkir rumahsakit pada Agustus 2019 berdasarkan citra satelit.
"Pada Agustus, kami mengidentifikasi peningkatan unik dalam pencarian kata diare yang tidak terlihat pada musim flu sebelumnya atau tercermin dalam data pencarian kata batuk," ujar penelitian Harvard Medical School.
Hingga hari ini, sudah 6 bulan lamanya kita berjuang melawan penyebaran virus corona.
Namun jumlah kasus dan korban jiwa akibat penyebaran virus corona di dunia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca Juga: Bak Angin Segar, Cadangan Devisa RI Naik Pesat Sampai 130,5 Dollar AS di Tengah Wabah Corona