GridStar.ID - Bukan hanya Indonesia, wabah virus corona mewabah di berbagai negara lainnya.Wabah yang diyakini datang dari China ini telah menginfeksi lebih dari 3 juta penduduk.Belum usai, di belahan negara lain muncul wabah yang juga membahayakan.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Warga Nekat Buka Plastik Jenazah Covid-19 dan Dimandikan Kembali di Sidoarjo, 15 Orang Positif CoronaPandemi Covid-19, masih menjadi momok bagi dunia Internasial.Wabah yang disebabkan karena virus SARS-CoV-2 ini setidaknya telah menginfeksi lebih dari 3 juta penduduk bumi.Namun di belahan negara lain, muncul sebuah wabah yang juga membahayakan.
Negara-negara yang tepatnya berada di benua Afrika harus menghadapi dua wabah sekaligus, yakni Covid-19 dan Locust-19.Melansir Daily Star pada Minggu (17/05), sebuah skenario mengerikan yang disebut 'Locust-19', di Afrika Timur tampaknya adalah masalah yang lebih serius dari Covid-19.Bagi masyarakat Afrika wabah ini telah menyebar sejak akhir tahun 2019 dan masih berlanjut hingga saat ini.
Baca Juga: Walau Negara Miskin Tapi Terbebas dari Corona, Kebiasaan Penduduknya Makan Kelapa Jadi Perdebatan, Rahasia Bebas Covid-19?Ironisnya, karena wabah ini hanya dialami oleh negara di benua hitam, nyaris informasinya tidak terekspos oleh dunia, dan sedikit mendapat perhatian.Menurut laporan, wabah ini berasal dari jutaan belalang yang melakukan migrasi dari negara ke negara lain.Hal ini diperburuk dengan mewabahnya Covid-19 yang juga sudah mulai masuk ke Afrika.
Menurut keterangan, belalang agresif ini merusak tanaman di Somalia, Ethiopia, Kenya, Uganda dan Sudan Selatan pada bulan Januari.
Wabah ini diperkirakan menyebabkan 30 juta manusia akan mengalami kelaparan massal di Afrika akibat kekurangan pangan yang dirusak oleh belalang.Gelombang belalang kedua telah bergerak dan menimbulkan kekacauan antar negara, dampaknya lebih besar daripada Covid-19.
Baca Juga: Bikin Penelti Dunia Keheranan, Pasien Positif Corona di Indonesia Alami Gejala Baru yang Sangat Aneh dan Tak Biasa dari Pasien di Negara Lain, Kok Bisa?Wabah ini meningkatkan tekanan keuangan pada negara terdampak, untuk menunda alat medis dan menggantinya dengan impor pestisida dan alat pembasmi belalang.Sementara pemberlaukan lockdown mengyebabkan, orang-orang terbatas untuk bergerak.Artinya mereka tidak bisa berbuat lebih untuk mengatasi kawanan belalang yang menyebabkan ancaman penduduk Afrika ini.
Beberapa pakar internasional, telah menentang larangan perjalanan untuk memberantas wabah Locust-19 yang mewabah di Afrika.Kondisi cuaca juga berkontribusi terhadap bencana, hujan lebat yang menyebabkan lingkungan sempuran untuk kawanan belalang.Karena belalang padang pasir hanya bisa bertelur di tempat yang lembab.
Baca Juga: Angin Segar, Jokowi Ketok Palu Aturan Usaha hingga Aktivitas Rakyat Agar Bisa Kembali Normal, Peneliti Singapura Kabarkan Corona di Indonesia Berakhir OktoberSetelah badai tersebut, satu meter persegi bisa menampung setidaknya 1.000 telur.Gerombolan belalang kedua ini, diperkirakan akan mencapai 20 kali lebih besar dari gerombolan yang muncul awal tahun ini.Ketika bayi belalang lahir, mereka sudah siap untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah dengan tanaman untuk melakukan pemusnahan.