Follow Us

Waspada Gelombang Kedua, Puncak Pandemi Corona Diprediksi Juni hingga Juli Usai Dilaporkan Infeksi Covid-19 Jenis Baru

Tiur Kartikawati Renata Sari - Minggu, 03 Mei 2020 | 08:30
Waspada Gelombang Kedua, Puncak Pandemi Corona Diprediksi Juni hingga Juli Usai Dilaporkan Infeksi Covid-19 Jenis Baru
Xinhua

Waspada Gelombang Kedua, Puncak Pandemi Corona Diprediksi Juni hingga Juli Usai Dilaporkan Infeksi Covid-19 Jenis Baru

Baca Juga: Wirang Birawa Ungkap Keyakinan Virus Corona Akan Segera Berakhir, Mbak You Terawang Tentang Cuaca Di Tengah Pagebluk Covid-19, Ada Apa?

Data ini dikutip berdasarkan publikasi di laman SUTD pada 26 April 2020. Prediksi yang dilakukan SUTD berdasarkan data dari perkembangan kasus hingga waktu berakhirnya pandemi virus corona di berbagai negara.

Sejumlah ahli juga mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tetap waspada dengan kemungkinan terjadinya gelombang kedua virus corona. "Saya kira memang gelombang kedua (pandemi) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19, Prof Akmal Taher, seperti diberitakan Kompas.com, 13 April 2020.

Menurut dia, gelombang kedua bisa saja terjadi apabila sistem yang dibuat pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar. Risiko gelombang kedua berpotensi terjadi ketika ada transmisi saat orang-orang telah merasa aman karena melewati puncak pandemi.

Baca Juga: Sesumbar Temukan Obat Corona yang Dijual Seharga Ribuan, Netizen Sebut Ningsih Tinampi Sebagai Perempuan yang Diramalkan Wirang Birawa Temukan Obat Ampuh untuk Covid-19, sang Paranormal Angkat Suara

Hal yang sama diungkapkan Pandu. Ia menyebutkan, gelombang kedua terjadi ketika masyarakat dan pemerintah lalai saat terjadi penurunan jumlah kasus. "Nanti ada penurunan. kalau sudah terjadi penurunan, kita lalai kita enggak waspada itu bisa naik lagi," kata Pandu.

Sementara itu, Dicky mengatakan, penguatan data saat ini penting untuk menilai keberhasilan intervensi serta mengantisipasi gelombang kedua. Ia mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai adanya gelombang kedua sepanjang belum ditemukan vaksin virus corona.

"Mengingat sampai saat ini Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih memiliki angka reproduksi di atas 1, ditambah kita belum memiliki vaksin. Selain itu, sebagian besar populasi global di mana menurut WHO 90 persen lebih belum memiliki imunitas, maka potensi penyakit Covid-19 tetap ada dan menyerang kembali dalam bentuk gelombang kedua atau ketiga,” ujar Dicky.

Baca Juga: Para Ahli Dunia Sedang Sibuk Lakukan Uji Coba Vaksin Covid-19, India Menuju Produksi Massal Vaksin Oxford Corona yang Terbukti Efektif saat Digunakan pada Monyet

Merespons soal puncak pandemi dan waspada terjadinya gelombang kedua virus corona, Kementerian Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, disiplin masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pencegahan penting untuk menghadapi dua hal tersebut.

"Jadi kuncinya adalah bagaimana masyarakat disiplin. Sekarang intinya masyarakat diminta disiplin (menerapkan pola hidup sehat). Nanti setelah sampai puncak ya tetap saja harus disiplin," ujar Yuri, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (14/04).

Ia menyebutkan, sikap disiplin itu adalah menjaga hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, berolahraga. Disiplin pula mengenakan masker, menjaga etika batuk dan bersin, menjaga jarak saat komunikasi sosial, tetap berada di rumah serta menghindari kerumunan. (*)

Source : kompas

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular