GridStar.ID - Menjelang Bulan Ramadan 2023, pemerintah mencoba untuk menstabilkan harga bahan pokok.
Salah satunya harga minyak goreng yang sampai saat ini masih tinggi.
Pemerintah membuat operasi minyak goreng bersubsidi untuk menstabilkan harga di pasaran.
Saat harga minyak goreng melambung tinggi, pemerintah meluncurkan minyak goreng bersubsidi yakni MinyaKita.
Minyak goreng yang diluncurkan tahun lalu, MinyaKita, mendadak langka di sejumlah daerah.
Kalaupun ada, harga jual dari pedagang melonjak hingga Rp 20.000 per liter.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 49 Tahun 2022, minyak goreng rakyat terdiri atas minyak curah dan MinyaKita yang diatur oleh pemerintah dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter.
Harga minyak goreng pemerintah dengan merek MinyaKita sudah jauh melambung di atas Rp 14.000 per liter, bahkan di beberapa daerah dijual di atas Rp 20.000 per liter.
Barangnya pun susah didapat alias langka.
Seperti di Kota Blitar hari ini, Jumat (03/03) para pedagang antre di operasi minyak goreng subsidi.
Baca Juga: Minyakita Palsu, Jangan Terkecoh Kenali Ciri-Cirinya Berikut
Mereka rela antre lama demi mendapatkan minyak goreng bersubsidi yang saat ini langka di pasaran.
Dalam pendistribusian minyak goreng subsidi tahap pertama ini, Disperindag menyediakan sebanyak 131 karton minyak goreng.
Harga minyak goreng minyaKita ini juga hanya dijual 14 ribu Rupiah, per liternya.
Salah satu pedagang ecer mengku sangat terbantu dengan adanya pendistribusian minyak subsidi dengan harga murah tersebut.
Pasalnya, harga minyak di pasaran saat ini masih tinggi, yakni berkisar antara 18 hingga 19 ribu Rupiah per liternya.
Kegiatan ini sengaja dilakukan untuk mengintervensi harga minyak goreng di pasaran.
Selain itu langkah ini dilakukan untuk menjaga stok minyak jelang bulan Ramadan.
Rencananya, pendistribusian minyak goreng murah ini akan digelar kembali secara rutin hinga menjelang hari raya Idul Fitri.
(*)