GridStar.ID - Kasus cacar monyet atau monkeypox terjadi di berbagai negara.
Namun di Indonesia hingga saat ini kasus tersebut masih belum ditemukan.
Meski demikian, Kementerian Kesehatan mewaspadai kemungkinan penyakit tersebut bisa muncul masuk di tanah air.
Melalui juru bicara juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril memaparkan, gejala-gejala cacar monyet tampak dari hari ke hari.
1. Masa invasi (0-5 hari)
Masa invasi cacar monyet atau monkeypox berlangsung selama kurang lebih 0-5 hari.
Selama masa invasi, akan merasakan gejala berupa demam tinggi, sefalgia atau sakit kepala berat, dan limfadenopati atau penderita kelenjar getah bening/limfe.
Bukan hanya itu, penderita juga umumnya merasakan gejala mialgia atau nyeri otot, serta astenia atau badan lemas.
"Ini yang khasnya, yaitu demam tinggi, kemudian kepala yang berat, dan ada pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, atau selangkangan, dan ada sakit-sakit otot termasuk pegal-pegal," terang Syahril.
2. Masa erupsi (1-3 hari)
Masa erupsi terjadi setelah demam selama 1-3 hari dan ditandai dengan munculnya ruam-ruam pada kulit.
Syahril menambahkan, ruam paling banyak terjadi pada wajah, yaitu sekitar 95 persen.
Selain itu, ruam juga terjadi di telapak tangan dan kaki (75 persen), mukosa (70 persen), alat kelamin (30 persen), serta membuat lendir mata (20 persen).
Cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia
Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Oleh karena itu, transmisi atau penularan pun dapat terjadi antar hewan, hewan ke manusia, atau sesama manusia.
"Jadi monkeypox itu bisa menular dari hewan ke hewan, kemudian juga dari hewan ke manusia," ujar Syahril.
Cara penularan cacar monyet
Berikut cara penularan cacar monyet, baik dari hewan ke manusia atau sesama manusia:
1. Transmisi dari hewan ke manusia
- Kontak langsung dengan darah hewan, seperti monyet, tikus, atau tupai
- Cairan tubuh
- Lesi kulit atau lesi mukosa dari hewan yang terinfeksi
- Daging hewan liar yang terinfeksi (bush meat) juga dapat menjadi rute penularan penyakit.
2. Transmisi dari manusia ke manusia
Penularan antar manusia, dapat terjadi melalui beberapa media, seperti:
- Kontak langsung melalui darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa
- Saluran napas, berupa kontak erat dalam waktu lama
- Inokulasi melalui mikrolesi pada kulit seperti gigitan atau goresan
- Penularan ibu ke bayi melalui plasenta.
Dapat sembuh sendiri
Cacar monyet atau monkeypox merupakan self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri.
Menurut Syahril, cacar monyet dengan sendirinya akan sembuh setelah masa inkubasi selesai.
"Setelah 2-4 minggu, setelah masa inkubasi selesai, penyakit ini akan sembuh sendiri. Jadi, tidak terlalu berat," kata Syahril.
Sejak beberapa negara melaporkan temuan kasus cacar monyet pada 13 Mei 2022, hanya sekitar 10 persen yang dirawat di rumah sakit.
Sampai saat ini, belum ada laporan kematian akibat kasus cacar monyet di negara-negara terkonfirmasi.
"Sehingga kita harus tetap tenang, jangan panik, tetapi tetap waspada karena ini sangat menular dan membuat tidak nyaman," tuturnya.
Ia menambahkan, yang perlu diperhatikan adalah apabila terjadi komplikasi cacar monyet, khususnya bagi seseorang dengan imunitas rendah atau komorbid.
Cacar monyet juga rentan menyerang anak-anak, usia 40-50 tahun, serta penderita immunocompromised atau orang dengan masalah imun.
Adapun beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan cacar monyet, antara lain:
- Infeksi sekunder (infeksi baru yang muncul setelah sebelumnya ada infeksi lain)
- Bronkopneumonia (pneumonia yang menyebabkan infeksi dan peradangan pada bronkus dan alveolus)
- Sepsis (komplikasi akibat respon tubuh terhadap infeksi)
- Ensefalitis (radang otak)
- Infeksi yang menyebabkan kebutaan. (*)