Vaksin Covid-19 Diduga Jadi Penyebab Hepatitis Akut? Dokter RS UNS Ungkap Kebenaran

Selasa, 17 Mei 2022 | 11:15
iStockphoto

Ilustrasi Vaksin Covid-19

GridStar.ID - Sebuah jurnal berjudul "SARS-CoV-2 vaccination can elicit a CD8 T-Cell dominant hepatitis" ramai diperbincangkan warganet.

Pasalnya, mereka percaya jurnal tersebut membuktikan keterkaitan antara vaksin Covid-19 dengan munculnya hepatitis akut yang kini kasusnya ada di Indonesia.

Benarkah vaksin Covid-19 jadi penyebab hepatitis akut?

Meski penyebab pasti dari hepatitis akut belum diketahui, tapi tidak ada hubungan antara vaksin Covid-19 dengan hepatitis akut.

Hal itu dikatakan oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS), Tonang Dwi Ardyanto.

Dia mengatakan, jurnal tersebut tidak membahas hepatitis akut misterius yang kini dikhawatirkan banyak orangtua.

Lebih tepatnya, kata Tonang, jurnal yang diributkan warganet membahas kondisi hepatitis yang dikaitkan dengan autoimun hepatitis usai pemberian vaksinasi.

"Yang sedang jadi ramai itu diduga kuat karena virus. Sedangkan yang dalam laporan yang fotonya terlampir itu diduga karena autoimun. Jadi beda," kata dia melansir laman UNS, Minggu (16/05).

Autoimun yang disinggung dalam Journal of Hepatology, menurut dia, terjadi karena kemiripan antara susunan protein pada bagian S (spike) antara Covid-19 dengan suatu susunan protein pada orang-orang tertentu.

Baca Juga: Tukul Arwana Berangsur Pulih? Mantan Menkes Terawan Bakal Terapi Cuci Otak dan Suntik Vaksin Nusantara pada Si Presenter Demi Cegah Hal Ini: Kondisinya Baik

Dia menerangkan, protein bawaan dalam tubuh orang-orang tertentu kemungkinan punya kemiripan dengan protein di bagian S Covid-19 yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Molecular Mimicry.

Ketika terinfeksi Covid-19, tubuh membentuk antibodi, khususnya antibodi terhadap bagian S yang lazim disebut antibodi S-RBD.

"Karena dalam tubuh orang-orang tertentu ada protein yang mirip bagian S Covid-19, maka antibodi S-RBD itu bereaksi terhadap protein orang itu sendiri. Terjadilah yang disebut autoimunitas," jelas Tonang. Jika hal itu sampai terjadi, orang-orang akan mengalami peradangan dalam tubuh.

Dia menyebut, seberapa kuat peradangan, tergantung kemiripan dengan protein S Covid-19.

Dia menyampaikan, semakin mirip protein S Covid-19, tentu semakin kuat reaksi yang dirasakan.

"Ketika peradangan akibat kemiripan itu terjadi di jaringan hati, maka terjadi hepatitis. Sama dengan tadi, derajatnya tergantung seberapa kemiripannya," tambah dia.

Apabila seseorang terjangkit Covid-19 bisa jadi tidak terjadi masalah ketika terinfeksi.

Namun, setelah sembuh dari Covid-19, dapat terbentuk antibodi yang menyebabkan masalah jika ditemui kemiripan protein tubuh dengan bagian S Covid-19.

Dia mengatakan, kejadian tersebut bisa diatasi dengan obat yang bersifat sementara untuk meredakan reaksi autoantibodi.

Baca Juga: Vaksin Kanker Seviks Akan Diberikan Secara Gratis, Siapa yang Berhak Menerimanya dan Jadwal Pemberian Vaksinasi

Namun, khusus untuk seseorang yang mengidap autoimun sejak lahir, biasanya butuh pengobatan jangka panjang.

"Seperti juga dalam jurnal tersebut, pasiennya dapat sembuh dengan baik setelah terapi sementara waktu. Penulis jurnal tersebut menulis possibly transient immune-mediated hepatitis post vaccination Covid-19," tukas dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Benarkan Vaksin Covid-19 Penyebab Hepatitis Akut? Ini Kata Pakar UNS

Editor : Rahma

Sumber : kompas

Baca Lainnya