GridStar.ID - Siapa yang tidak mengenal komedian Abdel Achrian?
Namanya mulai melejit saat membintangi sitkom "Abdel & Temon Bukan Superstar".
Kini Abdel semakin dikenal setelah menjadi pembawa acara dakwah bersama Ustadzah ternama Mamah Dedeh.
Siapa sangka dibalik itu semua, Abdel menyimpan kisah masa lalu yang kelam.
Abdel nyatanya pernah terjerumus dalam dunia narkoba sejak tahun 1994 hingga 2000-an.
Bahkan ia mengaku kecanduan dan rela mencuri barang-barang di rumah untuk membeli barang haram tersebut.
Dilansir dari YouTube Vindest (07/01), Abdel Achrian membuat pengakuan mengejutkan.
13 tahun menjadi host di acara dakwah religi, rupanya Abdel mengaku kecanduan narkoba jenis sabu.
"Saat itu masih ada sabu-sabunya lah. Makanya Mamah Dedeh gedeg banget ama gue," ungkap Abdel.
" (Mamah Dedeh kayak) 'gue ditemenin ama orang kayak gini'," jelasnya.
Abdel mengatakan Mamah Dedeh tak pernah terang-terangan menegurnya, namun ia yakin sang pendakwah tahu.
"Kayaknya dia juga nggak pernah bilang. Tapi gue tahu dari bahasanya kalau dia tahu gue melakukan itu," tutur Abdel.
"Makanya gue tahu dia tahu," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, Abdel jadi menyadari kesalahannya karena sering mendengar curhatan para hadirin.
"Di acara Mamah Dedeh itu gue setiap hari ketemu emak-emak majelis taklim," ungkap Abdel.
"Yang curhat ke mamah Dedeh bermacam-macam permasalahan. Akhirnya bikin gue sadar," sambungnya.
"Ternyata permasalahan gue kayaknya enggak sebesar ibu-ibu itu deh. Masak gue bisa ada di sini (pakai narkoba)," tambahnya.
Bak ditampar, acara Mamah Dedeh itu juga lah yang menjadi titik awal perubahan Abdel Achrian.
Bahkan ia sampai menyebut acara itu telah menyelamatkan hidup dan nyawanya yang bertahun-tahun kecanduan narkoba.
"Iya pasti (menyelamatkan). 13 tahun gue sama Mamah Dedeh, sekarang dia udah sama Bedu," ucap Abdel.
"Akhirnya gue juga membatasi diri melakukan hal-hal yang enggak semestinya karena acara itu," pungkasnya.
Meski posisinya sudah diganti, Abdel masih menjaga hubungan baik dengan Mamah Dedeh yang sudah dianggapnya bak ibu kandung sendiri.
(*)