Mutasi Varian Baru Virus Corona Kembali Ditemukan, Muncul Varian Covid-19 Mu yang Disebut Kebal Vaksin dan Terdeteksi di 39 Negara, Ini Faktanya

Sabtu, 04 September 2021 | 09:00
kompas.com

Ilustrasi virus corona.

GridStar.ID - Mutasi virus corona rupanya masih terus terjadi.

Kali ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan varian baru Covid-19 Mu.

Varian B.1.621 disebut masuk ke dalam variant of interest (VOI).

Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Covid-19 Varian Baru C.1.2 di Afrika Selatan Cepat Menular, Sudah Masuki China hingga Eropa

VarianCovid-19 Mudisebut kebal terhadap orang yang telah divaksinasi sebelumnya.

Dalam laporan Public Health England (PHE), varian Mu ditambahkan ke daftar varian yang sedang diselidiki pada bulan Juli dan menamainya sebagai VUI-21JUL-01.

Varian ini dipantau berdasarkan perilakunya. Sejauh ini, varian Mu belum menimbulkan kekhawatiran sebanyak Alpha dan Delta, yang diklasifikasikan sebagai varian kekhawatiran yang lebih serius.

Baca Juga: Geram hingga Merasa Terkhianati, Deddy Corbuzier Ngamuk ke Denny Darko yang Ngaku Tahu Dia Dirawat karena Covid-19, Minta Ahli Tarot Berhenti Bohong!

Berikut 4 hal yang perlu diketahui tentang virus corona varian Mu:

1. Teridentifikasi pertama di Kolombia

Varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

Para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat sedang menelusuri apakah varian Mu lebih menular, atau menyebabkan penyakit yang lebih serius, daripada varian Delta yang dominan di sebagian besar dunia.

Varian Mu, kata WHO, dinilai lebih tahan terhadap vaksin, seperti halnya varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Baca Juga: Angin Segar di Tengah Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Ketuk Palu Rp153,7 Triliun 2022 Dijadikan Bansos

2. Terdeteksi di 39 negara

Varian Mu yang juga dikenal sebagai B.1.621, ditambahkan ke daftar pantauan WHO pada 30 Agustus 2021 setelah terdeteksi di 39 negara.

Setidaknya 32 kasus varian Mu telah terdeteksi di Inggris.

Pola infeksinya menunjukkan bahwa varian itu dibawa oleh pelancong pada beberapa kesempatan.

Dalam laporan PHE pada bulan Juli, sebagian besar kasus varian Mu yang ditemukan di London terjadi pada mereka yang berusia 20-an.

Beberapa dari mereka yang dites positif Mu telah menerima satu atau dua dosis vaksin Covid.

Sejak saat itu, kasus sporadis terjadi di beberapa wabah yang lebih luas di seluruh dunia.

Di luar Amerika Selatan, kasus telah dilaporkan di Inggris, Eropa, AS, dan Hong Kong.

Baca Juga: Kondisi Deddy Corbuzier Kritis saat Kena Covid-19, Azka Corbuzier Nekat Tidur Bareng hingga Minum Bekas Ayahnya: Kita Bisa Mati Bersama...

3. Disebut kebal terhadap vaksin

Dalam varian ini ditemukan sekelompok mutasi yang mungkin membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan yang telah diperoleh banyak orang.

WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.

Data awal menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Kendati demikian, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Penilaian risiko varian Mu yang dirilis oleh PHE pada bulan Agustus menunjukkan, varian tersebut setidaknya sama resistennya dengan varian Beta terhadap kekebalan yang timbul dari vaksinasi.

Akan tetapi, bukti lebih banyak masih diperlukan dari penelitian laboratorium lain dan kasus varian Mu di berbagai negara.

Baca Juga: Meleset, Terawangan Denny Darko Jamin 100 Persen Deddy Corbuzier Tak Kena Covid-19 di Ramalan Artis 2021, Disindir: Ngarang Bebas!

Bagian dari kekhawatiran tentang Mu berasal dari mutasi tertentu yang dibawanya. Satu perubahan genetik, mutasi P681H, ditemukan pada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent dan telah dikaitkan dengan transmisi yang lebih cepat.

Mutasi lain, termasuk E484K dan K417N, dapat membantu virus menghindari pertahanan kekebalan, yang dapat memberikan varian keunggulan dibandingkan varian Delta.

Ada kekhawatiran atas munculnya mutasi virus baru karena tingkat infeksi terus meningkat.

Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, terus bermutasi dari waktu ke waktu dan sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh pada sifat virus.

Meski demikian, mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat virus dan memengaruhi seberapa mudah virus itu menyebar, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan ketahanannya terhadap vaksin, obat-obatan, dan tindakan pencegahan lainnya.

Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Kenali Gejala Badai Sitokin yang Bisa Berbahaya Bagi Pasien Covid-19

4. Prevalensi sementara masih rendah

Mengutip Euro News, Kamis (2/9/2021), dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.

Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global.

Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen.

Baca Juga: Sempat Berhenti Gunakan Media Sosial dan YouTube Selama 2 Minggu, Deddy Corbuzier Akui Terpapar Covid-19: Saya Sakit hingga Alami Kritis

Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan varian ini sangat tidak pasti dan tergantung pada apakah kasus tumbuh secara substansial dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, terutama dengan adanya varian Delta yang menyebar cepat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul4 Fakta Varian Baru Covid-19 Mu yang Disebut Kebal Vaksin

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya