GridStar.ID - Sosok Jusuf Hamka sempat mencuri perhatian publik beberapa waktu lalu.
Sosok Jusuf Hamka dikenal sebagai pengusaha kaya-raya yang mengelola jalan tol di sejumlah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Namun, tak disangka dulunya Jusuf Hamka hanya seorang pedagang es mambo di depan Masjid Istiqlal.
Bahkan, dalam tayangan YouTube Denny Sumargo, dirinya mengaku dulu hanya bercita-cita jadi tukang parkir.
Nasib baik membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia hingga kini bisa bangun 10 masjid.
Melansir dari TribunRamadan, pria berdarah Tionghoa ini memang seorang mualaf.
Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Keluhkan Cara Orang Bangunkan Sahur dengan Berteriak Menggunakan Toa Masjid: Nggak Etis, Nggak Menghargai Orang Lain...
"Dulu saya hidup karena ditolongin orang. Dari hasil sedekah orang. Saya jual es mambo, temen saya dulu omsetnya misalnya Rp 100 ribu, saya pulang bisa bawa Rp 130 ribu.
Karena apa? Orang tuh, kalau beli duit lebihannya 'udah ambil deh', mereka sedekah, kasih infaq ke saya. Pembeli saya, dulu kebanyakan jamaah Masjid Istiqlal. Saya bilang kok orang islam baik-baik ya," ujarnya pada TribunJakarta.
Tak mendapat kekayaan instan, selagi berjualan, dirinya juga bersedekah dari hasil jualan es mambonya ke masjid.
Semenjak berjualan, dirinya sering melihat temannya melakukan salat.
"Dari rasa penasaran, menjadi kecanduan," ujar Jusuf Hamka.
"Jadi disuruh baca dua kalimat syahadat, yaudah saya jadi muslim. Pelan tapi pasti. Sekarang akhirnya saya punya beban, beban yang nikmat menurut saya, yaitu diminta sama Allah mengharumkan nama Islam dengan cara saya sendiri," sambungnya.
Kini, dirinya bercita-cita membangun 1000 masjid dari kekayaan yang didapatkannya.
"Jadi waku itu awalnya bikin 1 (masjid). Ada temen nanya emang satu doang gak mau lebih? Mau sih lebih, ya bikin 1000 lah. Disentil mulutnya sama Allah. Ya Insha Allah 1000 masjid. Ya gapapa, kasih wasiat buat anak-anak bikin masjid aja deh," sambungnya.
"Dulu saya dagang di Istiqlal, ditolong orang. makanya sekarang saya kembalikan lagi (kebaikan)," pungkasnya. (*)