GridStar.ID - Saat ini pandemi Covid-19 semakin menyebar luas.
Ada berbagai gejala yang menyertai saat seseorang terpapar Covid-19.
Seseorang mungkin saja tak mengalami gejala apa pun, namun ada juga yang mengalami gejala berat hingga dirawat di rumah sakit.
Namun, salah satu gejala yang jarang disadari saat seseorang terpapar Covid-19 adalah happy hypoxia.
Baca Juga: Kabar Duka, Ibunda Kartika Putri Meninggal Dunia Setelah Jalani Perawatan Usai Terpapar Covid-19
Apa itu happy hypoxia
Happy hypoxia disebut juga dengan silent hypoxia.
Happy hypoxia adalah kondisi dimana saturasi oksigen seseorang menurun di bawah normal, namun tidak menunjukkan gejala apapun.
Bahkan beberapa kasus menunjukkan saturasi oksigen hingga di bawah 70 persen.
Pasien dengan kondisi ini seringkali tidak menyadari bahwa mereka sedang kekurangan oksigen.
Bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami kerusakan organ yang lebih parah daripada yang dirasakan.
Hipoksia sendiri adalah kondisi dimana darah tidak membawa oksigen yang cukup ke seluruh organ.
Organ-organ vital, seperti otak dan hati, akan mengalami kerusakan tanpa suplai oksigen dalam beberapa menit saja.
Normalnya, pasien yang mengalami hipoksia akan mengalami sesak napas, napas pendek, bahkan hingga pingsan dan mengalami gagal organ.
Ini merupakan mekanisme normal tubuh jika terjadi kekurangan oksigen di dalam darah.
Mekanisme normal tubuh ini merupakan respons dari arteri karotid yang mendeteksi jika adanya kekurangan oksigen dalam darah, kemudian akan mengirimkan sinyal ke otak.
Para peneliti dari Seville Institute of Biomedicine menduga bahwa terjadinya silent hypoxia diakibatkan virus SARS-CoV-2 menyerang arteri karotid.
Baca Juga: Geger Pasangan Artis NR dan AB Ditangkap Gegara Narkoba, Pihak Kepolisan Angkat Bicara
Hipotesisnya adalah arteri karotid gagal mendeteksi penurunan saturasi oksigen akibat virus corona yang menyerang organ ini pada tahap awal infeksi.
Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis ini.
Sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh peneliti dari Boston University Biomedical, menemukan bahwa Covid-19 menyebabkan perubahan pola peredaran darah pada tubuh manusia.
Beberapa pasien Covid-19 kehilangan kemampuan untuk mengalirkan darah ke jaringan yang rusak akibat virus corona.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa pada pembuluh darah pasien akan mengalami inflamasi dan memicu gumpalan darah kecil sepanjang pembuluh darah.
Ini diduga sebagai salah satu kondisi yang dapat memicu silent hypoxia. Kondisi ini bisa mengancam jiwa pasien karena bisa menyebabkan fase kritis secara tiba-tiba, bahkan bisa berakibat fatal.
Gejala happy hypoxia
Seperti pembahasan sebelumnya, umumnya pasien dengan kondisi ini tidak menyadari jika dirinya kekurangan oksigen.
Ini terjadi karena tubuh menyesuaikan dengan kadar oksigen yang ada, sama seperti jika seseorang mendaki gunung.
Namun, ada beberapa gejala yang mungkin dirasakan pasien, selain gejala umum Covid-19.
Gejala tersebut antara lain perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keunguan, terutama di ujung-ujung jari dan bibir, dan keringat berlebihan walaupun saat tidak beraktivitas berat.
Baca Juga: Sudah Vaksin Covid-19? Ini Cara Unduh Sertifikat Vaksinasi dan Informasi yang Ada di Dalamnya
Kapan ke dokter
Cara mengetes happy hypoxia bisa dilakukan dengan menggunakan oximeter, mengukur kadar gas dalam darah, dan tes berjalan selama 6 menit.
Selain itu, jika gejala berikut ini terjadi, maka segera ke unit gawat darurat. Saturasi oksigen di bawah 90 persen.
Mudah lelah dan napas pendek saat berolahraga. Napas pendek tiba-tiba, bahkan ketika sedang beristirahat.
Happy hypoxia adalah kondisi yang harus diperhatikan agar tidak sampai terjadi kerusakan organ.
Maka dari itu penting untuk selalu memonitor saturasi oksigen Anda, terutama bagi Anda yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dengan gejala ringan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBisa Berakibat Fatal, Kenali Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19