Anomali Cuaca Hujan di Musim Kemarau Terjadi di Beberapa Wilayah di Tanah Air, Hingga Kapan Berlangsung?

Sabtu, 26 Juni 2021 | 06:30
Freepik

Musim Hujan Datang, Ini 4 Cara Sederhana Agar Tidak Sakit Setelah Kehujanan

GridStar.ID - Beberapa hari ini hujan melanda beberapa wilayah di tanah air.

Padahal bulan Juli seharusnya menjadi musim kemarau di mana cuaca terik dan panas terjadi.

Namun di tahun ini hal tersebut tak terjadi, bukannya panas tanpa awan, langit terlihat mendung dan hujan kerap kali turun.

Baca Juga: Harusnya Musim Kemarau, Tapi Setiap Hari Masih Turun Hujan, Ini yang Terjadi Menurut Lapan

Lalu sampai kapan potensi hujan di musim kemarau ini akan berlangsung?

Diprediksi hingga Oktober

Melansir Kompas.com, anomali musim kemarau yang cenderung basah ini berpotensi akan berlangsung hingga Oktober.

Peneliti klimatologi dari PSTA Lapan Erma Yulihasti mengatakan, kondisi ini merupakan akibat dari pengaruh dinamika laut-atmosfer di Samudera Hindia.

Baca Juga: Usai Gunung Merapi, Kini Kliatan Cahaya Misterius Terekam di Puncak Gunung Raung, Ini Penjelasan Lapan Soal Fenomena Alam yang Tak Lazim

Ia memaparkan, hal tersebut terlihat dari pembentukan pusat tekanan rendah berupa pusaran angin (vortex) di selatan ekuator sekitar pesisir barat Sumatera dan Jawa.

Sementara pembentukan vortex ini sangat intensif di Samudera Hindia dan diprediksi akan berlangsung sepanjang musim kemarau.

Selain itu, potensi anomali musim kemarau ini juga diperkuat dengan prediksi pembentukan Dipole Mode negatif di Samudera Hindia.

Baca Juga: Ingin Abadikan Momen Gerhana Bulan Total Pada 26 Mei Ini Menggunakan Smartphone? Ini Tips dari Fotografer Profesional

Akibatnya, muncul potensi fase basah di barat Indonesia.

Erma menjelaskan, Dipole Mode ditandai dengan penghangatan suhu permukaan laut di Samudera Hindia, dekat Sumatera.

Kondisi tersebut mengakibatkan pemusatan aktivitas awan dan hujan di Samudera Hinda sebelah barat Sumatera.

Baca Juga: Warga Beramai-Ramai Mendulang Emas di Pesisir Pantai Maluku, Ahli Menduga di Sini Awal Mula Sumbernya

Dampaknya adalah pembentukan hujan yang berkepanjangan selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia Dipole Negatif sendiri diprediksi hanya akan berlangsung singkat sekitar Juli-Agustus.

Musim kemarau

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, 56 persen wilayah Indonesia seharusnya telah memasuki musim kemarau.

Namun, prakirawan BMKG Gumilang Derandyan menyebut Indonesia memiliki tiga tipe pola hujan, yaitu Mansoon, Equatorial, dan Lokal.

Baca Juga: Warga Beramai-Ramai Mendulang Emas di Pesisir Pantai Maluku, Ahli Menduga di Sini Awal Mula Sumbernya

Pola hujan tipe Moonson bulan Juni berada pada periode musim kemarau. Sedangkan, pada tipe ekuatorial dan lokal, pada bulan Juni ini berada pada periode musim hujan.

"Sehingga wilayah Indonesia yang (berada) dekat ekuator dan (wilayah) timur Indonesia masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Gumilang, seperti diberitakan Kompas.com.

Prediksi hujan bulanan pada bulan Juni 2021 ini menunjukkan bahwa di sebagian besar wilayah Indonesia bagian Timur seperti wilayah sebagian Papua, sebagian kecil Sulawesi masih berpotensi terjadi hujan sebesar 300-500 mm per bulan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulSampai Kapan Hujan di Musim Kemarau akan Berlangsung?

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya