GridStar.ID - Kisah pilu dialami seorang pria usai mengalami serangan dari Israel.
Pria tersebut berada di sebuah rumah sakit Gaza bersama sang putra.
Mohammad al-Hadidi menggendeng bayi laki-lakinya yang bernama Omar.
Mohammad al-Hadidi kehilangan istri dan empat anaknya usai Israel melakukan serangan udara di malam hari.
Kini ia hanya memiliki Omar yang berada di dalam gendongannya.
"Aku tidak punya siapa-siapa di dunia selain kamu (Omar)," kata pria berusia 37 tahun itu kepada anaknya, dikutip dari AFP, Senin (16/05).
Baca Juga: Ramalan 2021, Anak Indigo Ini Terawang akan Ada Ledakan Bom Bahkan Mencium Darah Segar Pembunuhan
Setelah serangan itu, petugas penyelamat menarik anak berusai lima bulan itu dari pelukan ibunya yang meninggal dunia pada Sabtu (15/05).
Salah satu kaki mungil Omar mengalami retak di tiga tempat.
Semua anaknya yang lain, Suhayb (13), Yahya (11), Abderrahman (8), dan Osama (6) meninggal dunia dalam serangan itu bersama ibu mereka, Maha Abu Hattab (36).
"Mereka pergi mencari Tuhan, kami tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi," kata ayah yang berduka itu sambil terisak.
"Kami akan segera bertemu mereka, kamu dan aku. Ya Tuhan, biarlah ini tidak terlalu lama," sambung dia.
Duduk di tepi ranjang rumah sakit, Hadidi dengan hati-hati mencium pipi anaknya.
Dalam pelukannya, Omar beristirahat dengan tenang, kaki kanannya menyembul dari baju monyetnya dengan gips.
Kelopak matanya memar gelap dan bengkak, sementara wajahnya dipenuhi goresan.
Kronologi serangan
Serangan pada Sabtu malam terjadi saat kegembiraan keluarga Muslim berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri.
Sehari sebelumnya, Jumat (14/05), ibu Omar telah membawanya dan saudara laki-lakinya untuk mengunjungi sepupu mereka di dekat kampa pengungsian Shat di luar Gaza.
"Anak-anak mengenakan pakaian Idul Fitri, mengambil mainan mereka dan pergi ke rumah paman mereka untuk merayakan," kata Hadidi.
"Mereka menelepon di malam hari untuk memohon agar menginap dan saya berkata oke. Saya tidur di rumah sendiri dan tiba-tiba terbangun karena suara bom," sambung dia.
Tak lama kemudian seorang tetangga menelepon untuk mengatakan sebuah rudal Israel telah menghantam rumah saudara iparnya.
"Saya bergegas secepat mungkin, tetapi ketika saya sampai di sana, rumahnya telah menjadi puing-puing dan petugas penyelamat sedang mengeluarkan korban," jelas dia.
Kakak ipar dan empat anaknya juga termasuk di antara yang tewas.
Serangan udara Israel telah menewaskan lebih 200 orang, termasuk 59 anak-anak di daerah kantong pantai yang terkepung sejak pekan lalu.
Di pihak Israel, roket kelompok bersenjata Palestina telah menewaskan 10 orang. Hadidi menuduh Israel sengaja mengincar anak-anak.
Namun, Israel mengklaim menargetkan militan bersenjata, termasuk dari kelompok Islam Hamas yang menjalankan Jalur Gaza.
Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengutuk serangan yang telah menewaskan wanita dan anak-anak di wilayah yang padat penduduk dengan sekitar 2 juta penduduk itu.
Pusat Hak Asasi Manusia Mezan yang berbasis di Gaza mengatakan 341 unit perumahan telah rusak dalam pemboman udara. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulKisah Pilu Ayah Kehilangan Istri dan 4 Anaknya di Gaza Akibat Rudal Israel