Pemerintah Tak Melakukan Larangan Untuk Mudik Lebaran 2021, Epidemolog Sarankan Hal Ini Jika Ingin Pulang Kampung

Rabu, 17 Maret 2021 | 19:02
Kompas

Ilustrasi mudik

GridStar.ID - Mudik ke kampung halaman seakan sudah menjadi sebuah tradisi yang selalu dilakukan masyarakat tanah air jelang lebaran.

Keluarga yang berada di perantauan akan kembali melepas rindunya bersama keluarga yang ada di kampung halaman.

Namun, di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini apakah mudik lebaran tak bisa dilakukan?

Baca Juga: Apakah Lakukan Vaksinasi Covid-19 Bisa Batalkan Puasa Ramadan? Begini Fatwa yang Disampaikan MUI

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.

Dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/03), Budi Karya Sumadi membahas sejumlah hal, salah satunya kesiapan transportasi untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2021.

"Hal pertama yang bisa kami ungkapkan terkait mudik 2021. Pada prinsipnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang (mudik)," kata Budi dalam rapat kerja yang dipantau secara daring.

Baca Juga: Angin Segar dari Inggris, Uji Coba Tahap Akhir Novavax Diklaim 96 Persen Efektif Lawan Varian Baru Corona!

Ia melanjutkan, tak dilarangnya mudik karena akan ada mekanisme protokol kesehatan ketat yang disusun bersama Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Kondisi tersebut tentu memerlukan kajian dan protokol kesehatan yang ketat, sebab pandemi Covid-19 di Indonesia belum benar-benar dapat dikendalikan.

Meskipun dalam beberapa hari terakhir, dilaporkan tren kasus positif yang dilaporkan menujukkan grafik penurunan.

Baca Juga: Beberkan Krisdayanti Akan Hadiri Lamaran Aurel dan Atta, Azriel Hermansyah Ungkap Perhatian yang Diberikan KD Saat Dirinya dan sang Kakak Terkonfirmasi Covid-19

Tidak bisa dilarang

Terkait pernyataan Menhub tersebut, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebut, mudik tetap berisiko dan berpotensi menimbulkan adanya kenaikan kasus Covid-19.

Akan tetapi, lanjut Pandu, berkaca pada mudik Lebaran tahun lalu, tradisi pulang kampung itu tidak bisa dibendung sekali pun sudah dilarang.

"Paling bagus mudik dilarang. Tahun ini mudik enggak dibatasi karena pengalaman tahun lalu, dilarang pun enggak bisa, jadi lebih mengarah bahwa pemerintah tidak bisa melarang," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (17/03).

Untuk mengurangi risiko, Pandu memberikan sejumlah pandangan yang dapat diterapkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Baca Juga: Sempat Ragukan Tes Rapid Gegara Sambel Cireng Positif, Rina Nose Umumkan Positif Terinfeksi Covid-19, Sang Presenter Ungkap Hal Menarik Ini

Perlindungan bagi lansia

Pertama, lansia yang berada di daerah tujuan mudik dan akan dikunjungi oleh sanak keluarganya, harus divaksinasi dengan cepat.

Kedua, pemudik harus melakukan tes dengan PCR atau rapid test antigen sebelum berangkat ke tempat tujuan mudik.

"Meningkatkan penggunaan tes antigen pada semua pengguna jasa transportasi, jangan GeNose. Tes antigen itu lebih akurat. GeNose itu mungkin pilihan yang mudah, tetapi juga pilihan yang berbahaya," terang Pandu.

Berikutnya, harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan terjaga.

Menurut Pandu, masyarakat kini mulai paham mengenai penerapan protokol kesehatan dan tidak perlu lagi diatur-atur lagi.

"Kalau semua itu dilakukan, maka risiko-risiko yang mungkin terjadi itu walaupun ada peningkatan kasus, tidak berdampak pada banyaknya orang yang masuk rumah sakit," jelas dia.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Mendadak Nama Cita Citata Diseret-seret dalam Kasus Korupsi Dana Bansos hingga Dituding Ikut Dapat Kucuran Rp 150 Juta

Meningkatkan peluang penyebaran

Senada dengan Pandu, epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman juga sepakat bahwa mudik dapat meningkatkan peluang penyebaran dan terinfeksi Covid-19.

Sebab wilayah Indonesia saat ini masih dalam situasi pandemi yang belum terkendali dan belum berakhir.

"Oleh karena itu pemerintah dari daerah hingga pusat harus merekomendasikan untuk menunda perjalanan dan perbanyak melakukan aktivitas di rumah atau dengan keluarga terdekat di lokasi kota yang sama," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/03).

Sekali lagi, kata Dicky, hal tersebut dikarenakan situasi pandemi di Indonesia belum teratasi dengan baik.

Dengan menunda perjalanan, akan berkontribusi dalam mencegah potensi penyebaran virus corona ini.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Mendadak Nama Cita Citata Diseret-seret dalam Kasus Korupsi Dana Bansos hingga Dituding Ikut Dapat Kucuran Rp 150 Juta

Kewajiban testing

Namun, seandainya memang harus melakukan perjalanan, Dicky menyarankan untuk melakukan beberapa langkah ini untuk melindungi diri dan juga orang lain.

Pertama, jika memang sudah divaksinasi secara lengkap dan tidak memiliki gejala sakit apa pun.

Kedua, telah melakukan tes walapun sebelumnya telah divaksinasi Covid-19.

"Ini sangat penting, vaksin itu tidak menghilangkan kewajiban testing. Bisa dengan PCR atau rapid tes antigen, tidak selain dua itu," terang Dicky.

Berikutnya, selalu menggunakan masker dengan baik dan benar saat dalam perjalanan, serta gunakan kendaraan pribadi.

"Jauhi keramaian dan jaga jarak. Kan biasanya berhenti di rest area dan sebagainya," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulPemerintah Tak Larang Mudik Lebaran 2021, Ini Saran dari Epidemiolog

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya