Pantas Vaksinasi Dikebut! Ekonomi Indonesia Diprediksi Bakal Meroket Usai Pandemi Covid-19 Gegara Obligasi, Amerika Serikat Malah Dibayangi Utang Rp43 Ribu Triliun

Sabtu, 09 Januari 2021 | 07:30
Kompas.com

Ekonomi Indonesia bakal meroket, AS dibayangi utang ribuan triliun!

GridStar.ID- Pemerintah terus kebut penanganan pandemi covid-19.

Salah satunya, vaksinasi yang dikabarkan bakal dimulai pada 13 Januari 2021 mendatang.

Seluruh dunia yang masih terkungkung wabah membuat sektor kesehatan dan ekonomi ambruk.

Baca Juga: Bukan Sultan Kaleng-kaleng, Inilah Sosok Cucu Konglomerat yang Jogging Saja Dikawal Polisi hingga Borong Semua Tiket Satu Pesawat karena Takut Kena Covid-19 hanya untuk Berlibur

Bahkan negara Adikuasa, Amerika Serikat pun harus menghadapi krisis ekonomi dikarenakan wabah ini.

Mengutip dari Gridhot.id, Amerika Serikat (AS) berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun atau senilai Rp 45.300 Triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan AS tersebut akan memberi dampak pada Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Kebut Vaksinasi, Jokowi Umumkan Dirinya Orang Pertama yang Akan Divaksin pada 13 Januari 2021

"Dampaknya memang ada dua, ke pasar obligasi dan ke nilai tukar rupiah kita," terang Perry, Rabu (6/5) via video conference.

Bila AS kembali menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun, berarti suplai US Treasury akan meningkat sehingga likuiditasnya pun akan meningkat.

Ini bisa berpotensi meningkatkan suku bunga US Treasury.

Baca Juga: Absen dari Persidangan Perceraiannya Gegara Positif Covid-19, Kondisi Pesinetro Aliff Alli Dikabarkan Kritis, Kuasa Hukumnya: Ada Penyakit Bawaan!

Meski begitu, Perry melihat bahwa peningkatan suku bunga tersebut tidak akan terlalu tinggi, sehingga membuat Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia masih akan tetap dilirik oleh investor global.

"Memang suku bunga akan naik, tapi nggak terlalu tinggi. Kalau lihat yield, SBN kita yang bunganya 7,9% - 8,08%. Perbedaan suku bunganya masih tinggi sehingga masih menarik investor global untuk membeli SBN kita," tambah Perry.

Ia menambahkan, penerbitan obligasi ini berpotensi membuat dollar AS melemah.

Baca Juga: China Tegaskan Penolakan Tim Peneliti dari WHO yang Bakal Selidiki Asal-Muasal Virus Covid-19

Dengan pelemahan dollar AS dan masih adanya prospek inflow ke SBN Indonesia, maka ini menjadi peluang emas bagi penguatan nilai tukar rupiah ke depan.

"Jadi kekuatan dollar berkurang dan inflow ke Indonesia masih tinggi. Jadi masih ada ruang penguatan rupiah. Itu pengaruhnya," imbuh Perry. (*)

Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul "Hutang Rp 43 Ribu Triliun Menanti Amerika, Indonesia Justru Diprediksi Akan Bersenang-senang, Begini Nasib Rupiah ke Depan di Tengah Krisisnya Ekonomi Paman Sam"

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber GridHot.ID