Selalu Digunakan Sebagai Pembungkus Nasi, Peneliti Ungkap Bahaya di Balik Penggunaan Kertas Minyak: Efek Kronisnya Bisa Menghambat Kesuburan

Rabu, 23 Desember 2020 | 09:02
Kolase TribunTimur.com

Bahaya kertas nasi bisa menghambat kesuburan

GridStar.ID- Selama ini, kertas minyak kerap digunakan secara umum untuk membungkus nasi dan aneka makanan.

Selain harganya yang relatif murah, penggunaan kertas minyak juga praktis.

Namun, ternyata penggunaannya perlu diwaspadai loh.

Baca Juga: Keluarga Sehat, Rajin Konsumsi Apel Bisa Hindari Penyakit Kanker

Pakar toksikologi kimia mengatakan bahwa kertas berwarna cokelat tersebut ternyata mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.

DilansirGrid.IDdari Tribun Pontianak, kertas nasi mengandung bisphenol A atau BPA, yang memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan tubuh.

Diketahui BPA sendiri sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah atau pembungkus makanan bukan hanya dari plastik, tetapi juga kertas.

Baca Juga: Feby Febiola Dicibir Derita Kanker Ovarium Lantaran Dosa Masa Lalu, Franky Sihombing Bungkam Netizen: Tuhan Spesial, Bisa Bikin Sampah Jadi Harta Berharga

Terkait bahaya penggunaan kertas nasi ini juga sempat dipaparkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di website resminya.

Di mana Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lisman Suryanagara mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati dengan kertas nasi dan kertas daur ulang yang dipakai untuk membungkus makanan.

Sebab menurut penelitiannya kertas nasi untuk membungkus makanan seperti untuk nasi goreng, nasi bungkus, atau martabak yang berwarna cokelat itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Baca Juga: Bak Ketiban Karma Divonis Kanker Rahim, Feby Febiola Disebut Dapat Hukuman Gegara Rebut Suami Orang, Franky Sihombing Ungkap Hal Ini

Hasil riset yang dilakukan LIPI menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram.

Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

"Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan," ujar Lisman lagi.

Baca Juga: Diderita Mendiang Chadwick Boseman, Waspada 5 Makanan dan Minuman Favorit Sejuta Umat Ini Ternyata Bisa Memicu Kanker Usus, Apa saja?

Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

Baca Juga: Diderita Mendiang Chadwick Boseman, Waspada 5 Makanan dan Minuman Favorit Sejuta Umat Ini Ternyata Bisa Memicu Kanker Usus, Apa saja?

"Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya," tutur Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan.

Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung.

Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.

Baca Juga: Niat Hati Donasikan Hasil Lelang Baju Kuningnya ke Yayasan Kanker, Lutfi Agizal Gigit Jari Ditawar Pakai Uang Palsu, Prihatin Aksinya Masih Dianggap Bercanda

"Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia)," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan.

Hal tersebut menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Baca Juga: Penuh Ketegaran, Denada Ungkap ke Publik Kondisi sang Putri Usai 2 Tahun Jalani Perawatan Kanker Darah di Singapura: Masih Harus Kemoterapi

DikutipGrid.IDdari Kompas.com, peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46 persen dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20 persen dari sampel karton pembungkus, dan 16 persen dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).

Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.

PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Baca Juga: Feby Febiola Harus Kemoterapi karena Penyakit Ganas Ini, Simak 12 Gejala Kanker Ovarium yang Kerap Disepelekan Termasuk Sembelit dan Sering Kencing!

Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.

Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan.(*)

Artikel ini telah tayang di GridHits.ID dengan judul:Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Kertas Minyam Berwarna Coklat untuk Membungkus Makanan Ini Bisa Sebabkan Kemandulan hingga Kanker

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : GridHits.ID

Baca Lainnya