Akademisi UI Sebut Laporan Global Tunjukkan Pemerintah Indonesia Kecolongan Pandemi Covid-19, Penanganan Lambat buat Angka Kasus Terus Meroket

Sabtu, 10 Oktober 2020 | 09:32
Xinhua

Akademisi UI Sebut Laporan Global Tunjukkan Pemerintah Indonesia Kecolongan Pandemi Covid-19, Penanganan Lambat buat Angka Kasus Terus Meroket

GridStar.ID - Pandemi covid-19 yang terus meroket di Tanah Air membuat pemerintah Indonesia dinilai lambat dalam penanganan wabah.

Diketahui, hal ini sebagaimana disampaikan akademisi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia Inaya Rakhmani akan sorotan asing terhadap Indonesia.

Dalam seminar online bertajuk Tata Kelola atau Ketahanan Sosial: Belajar dari Pengalaman Asia Tenggara Hadapi Covid-19' dalam rangka peluncuran Asia Research Center (ARC) UI, begini keterangannya.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong! Imbas dari Demonstrasi yang Terjadi, Epidemiolog Prediksi Kasus Covid-19 Melonjak Mencapai 10.000 Per Hari

"Serangkaian laporan global dan liputan media menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia lambat dalam merespons (Covid-19)," ujar Inaya, dikutip dari siaran pers, Jumat (9/10/2020).

Hal tersebut, kata dia, terlihat dari jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yang tertinggi kedua di kawasan Asia.

Bahkan tingkat tes kepada masyarakatnya pun terendah di dunia.

Baca Juga: Mulai Syuting Kembali Setelah Pulih dari Covid-19, Nunung Ungkap Kunci Utama Kesembuhannya Selama Ini: Yang Penting...

“Indonesia memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua di kawasan Asia, dengan salah satu tingkat pengujian terendah di dunia," kata dia.

Inaya mengatakan, ketika pandemi Covid-19 muncul pertama kali di Tanah Air, pemerintah malah membangun berbagai narasi simbolis.

Mulai dari Duta Imunitas Corona hingga narasi 'jangan panik' yang digaungkan pemerintah.

Baca Juga: Buat Perekonomian Global Gonjang-ganjing, Usai Donald Trump Positif Covid-19 Saham Turun hingga Harga Emas Naik

Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk tetap memegang kendali walau respons kebijakannya belum koheren, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Inaya mengatakan, pandemi Covid-19 itu telah menimbulkan disrupsi terparah sepanjang sejarah baik bagi pemerintah, industri, maupun masyarakat sipil di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia Tenggara.

Pandemi juga telah memicu debat ilmu politik tentang jenis rezim yang lebih efektif dan sistem pemerintahan yang lebih siap untuk menghadapi krisis seperti ini.

Baca Juga: Kasus Infeksi Termuda Pertama di Nunukan, Bayi yang Baru Berusia 4 Bulan Ini Positif Covid-19 Usai Dibawa sang Orangtua ke Luar Kota

Berbagai negara pun telah merespons melalui pendekatan berdasarkan tata kelola, ketahanan sosial, atau keduanya.

"Bercermin dari pengalaman negara-negara lain di Asia Tenggara termasuk kepentingan dan kekuatan serta kelemahan tiap model rezim pemerintahan, penting sebagai bahan refleksi akademik dan kebijakan,” ucap dia.

Tidak hanya Indonesia, dalam seminar tersebut ada dua negara lain yang dianalisis, yakni Singapura dan Vietnam.

Baca Juga: Bukan Trump kalau Tak Tuai Sorotan, Sudah Tahu Dirinya Terinfeksi Covid-19 Tapi Nekat Keluar untuk Sapa Penggemarnya yang Bikin Dokter Gedung Putih Ketar-ketir

Pembicara lainnya yang hadir adalah Assistant Profesor, School of Social Sciences Nanyang Technological University Walid Jumblatt Bin Abdullah, dan Associate Professor Asia Institute University of Melbourne Adam Forde.

Adapun ARC UI merupakan pusat kajian dan penelitian mengenai isu sosial politik di wilayah Asia Tenggara. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akademisi UI: Laporan Global Menyebut Pemerintah RI Lambat Tangani Covid-19"

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya