Kabar Baik, Meski Banyak Vaksin Masih Diuji Coba, Swiss Sesumbar Klaim Sudah Produksi Obat Covid-19 yang Sembuhkan Pasien

Senin, 21 September 2020 | 15:31
Kompas.com

Vaksin Masih Diuji Coba, Swiss Sesumbar Klaim Sudah Produksi Obat Covid-19 yang Sembuhkan Pasien

GridStar.ID - Penemuan vaksin covid-19 hingga kini masih terus dilakukan sejumlah perusahaan farmasi.

Beberapa calon vaksin covid-19 sudah menjalani fase uji coba.

Namun, perusahaan obat asal Swiss ini justru mengungkapkan telah membuat produk yang mambut membantu kesembuhan pasien covid-19.

Baca Juga: Jadi Satu-Satunya Penangkal Virus Corona, Perlu Waktu Sekitar 4 Tahun untuk Menyediakan Vaksin Covid-19 Bagi Semua Orang di Dunia

Melansir dari Al Jazeera, Sabtu (19/9/2020), klaim tersebut merupakan hasil penelitian besar pertama yang diamati pada orang-orang hispanik dan orang-orang berkulit hitam.

Dalam penelitian itu, Roche menguji tocilizumab, yang kini dijual dengan nama Actemra dan RoActemra untuk mengobati radang sendi atau rheumatoid athritis dan beberapa penyakit lainnya.

Meski belum ditinjau ilmuwan-ilmuwan independen, Roche menyatakan akan segera mempublikasikan hasil lengkap dari studi ini.

Baca Juga: Tajir Melintir hingga Dijuluki Pengacara 30 Miliar, Hotman Paris Suntik 3 Vaksin Ini Lantaran Takut Tertular Virus Corona, Netizen Malah Salah Fokus dengan Tampilannya

Selain itu, mereka berencana berbicara dengan pihak yang berwenang untuk tahap selanjutnya.

Pemberian obat dilakukan melalui IV atau intravena, yaitu metode pemberian obat dengan injeksi atau infus dengan intravena.

Obat yang diuji tersebut berkerja memadatkan protein yang disebut sebagai interleukin-6, yang sering ditemukan secara berlebih pada pasien virus corona.

Baca Juga: Terus Ditunggu Perkembangannya, Ahli Epidemiologi Ungkap Vaksin Terbaik Untuk Covid 19 Saat Ini: Jangan Tunggu yang Belum Pasti

Meski begitu, obat tersebut pernah gagal dalam studi sebelumnya, saat melibatkan pasien virus corona dengan gejala parah.

Pada studi terbaru kali ini, Roche mengaku melakukannya di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kenya, Brazil, Meksiko, dan Peru.

Sekitar 85 persen dari 389 peserta merupakan orang-orang hispanik, berkulit hitam, asli Amerika, dan minoritas lainnya.

Baca Juga: Erick Thohir Tengah Uji Coba Vaksin Virus Covid-19 Asal China di Bandung, Menko Airlangga: Lebih Murah Buatan Inggris

Kelompok-kelompok ini terdampak secara tidak proposional pandemi virus corona. Dari hasil studi tersebut, sekitar 12 persen dari orang-orang yang diberi obat akhirnya tetap membutuhkan mesin pernapasan serta ada yang meninggal dunia dalam 28 hari.

Sementara, pada pasien yang diberikan plasebo, persentasenya sebesar 19 persen. Hingga kini, belum jelas bagaimana hasil studi tersebut.

Pasalnya, obat lain yang bekerja dengan cara yang sama gagal dalam eksperimen ketat pada pasien Covid-19.

Baca Juga: Erick Thohir Beberkan soal Status Kehalalan Vaksin Covid-19: Saya Sampaikan ke Wapres Ini Prioritas!

Namun demikian, beberapa studi yang bersifat observasional dan tidak begitu ilmiah menunjukkan adanya manfaat dari penggunaan obat serupa.

Sebelumnya, perusahaan obat di AS, Eli Lilly and Co, juga melaporkan manfaat yang ditemukan dalam studi obat antiperadangan baricitinib ketika dikombinasikan dengan obat antivirus remdesivir.

Pada Rabu (16/9/2020), Eli Lilly menyatakan hasil sementara dari pengujian di tahap awal menunjukkan obat antibodi eksperimentalnya cukup menjanjikan, yaitu untuk membantu membersihkan virus.

Selain itu, juga kemungkinan untuk mengurangi kebutuhan rawat inap pada pasien sakit ringan hingga sedang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perusahaan Farmasi di Swiss Klaim Miliki Obat yang Dapat Bantu Pasien Corona, Apa Itu?"

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya