Bak Petir di Siang Bolong, Menyusul Malaysia, Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Kamis, 03 September 2020 | 07:30
Kompas

Bak Petir di Siang Bolong, Menyusul Malaysia, Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia, Apa Penyebabnya?

GridStar.ID - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio menyatakan bahwa strain mutasi virus corona yang lebih menular terdeteksi di Indonesia.

Strain mutasi yang dinamakan D614G ini juga ditemukan di negara lain seperti Malaysia.

"Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Amin dilansir dari Antara, Jumat (28/08).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Melanda Tanah Air Selama 6 Bulan Terakhir, Ini Daftar 32 Daerah yang Masih Berada di Zona Merah

Terkait temuan itu, Kompas.com pun memperdalam dengan menghubungi Wakil Kepala LBM Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, Herawati Supolo Sudoyo.

Ia mengatakan, perubahan atau mutasi pada virus SARS-CoV-2 menyebabkan virus menjadi lebih menular.

"Strain ini sangat menular (high infectivity)," kata Herawati kepada Kompas.com, Senin (31/08) sore.

Baca Juga: Disebut 10 Kali Lebih Menular di Banding Jenis Lain di Dunia, Ini 6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Sudah Ada di Indonesia Sejak Maret!

Namun, sebagai catatan, transisi itu berbeda di setiap wilayah di dunia, mulai dari Eropa, Amerika Utara, Oceania, hingga Asia.

Temuan Herawati mengungkapkan, meski sudah ditemukan di Indonesia, whole genome sequencing (WGS) yang dibagikan oleh Indonesia masih sangat terbatas.

"Jumlahnya baru 22 dari beberapa lembaga, LIPI, Unpad, Unair, UGM, dan Lembaga Eijkman. Padahal, waktu masih 15 jumlahnya tanggal 31 Juli, baru satu yang ada mutasi D614G, lainnya clade L," jelasnya.

Baca Juga: 3 Pasien Covid-19 di Banyumas Meninggal Dunia Mendadak Padahal Kesehatannya Tak Menurun, Waspada Happy Hypoxia Gejala Corona Baru yang Bisa Menyebabkan Kehilangan Kesadaran

Perlu diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menjadi tujuh tipe atau clade, yakni S, V, L, G, GH, GR, dan O.

Adapun tipe GH merupakan yang paling agresif. Menurut Herawati, distribusi clade yang ada di Asia memang sangat beragam, termasuk di Indonesia.

"Ini mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan? Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak diteliti lebih lanjut," kata dia.

Baca Juga: Bak Angin Segar Berakhirnya Pandemi Corona, Pemerintah Pastikan Stok Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Aman, Negara Produsen Tetap Dipantau

Ia mengatakan, data urutan keseluruhan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berguna untuk melihat mutasi yabng terjadi dan mencari peruahan protein spike dari virus tersebut.

Untuk itu, kegiatan WGS dari virus SARS-CoV-2 masih terus dilakukan di Indonesia.

Peningkatan kepatuhan protokol Dengan terdeteksinya strain virus corona yang diyakini jauh lebih menular ini, Herawati mengingatkan agar ada peningkatan kepatuhan protokol kesehatan dari yang sebelumnya telah dilakukan.

Baca Juga: Bak Angin Segar Pertanda Berakhirnya Pandemi Corona, 50 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Sinovac Siap Diterima Bio Farma Mulai November!

"Betul-betul di sini, protokol kesehatan yang ketat harus dijalankan," tutur Herawati.

Menurut dia, pendekatan sosial budaya dan antropologi perlu diterapkan untuk dapat melakukan penetrasi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Herawati menilai, perlu dilakukan pendekatan ke grassroot untuk meningkatkan kepatuhan ini.

"Kepatuhan perlu ditingkatkan. Nah, pendekatannya itu ke grassroot mestinya," ujarnya.

Hampir enam bulan pandemi Covid-19 di Indonesia, sejak diumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020, belum ada tanda-tanda berakhir.

Baca Juga: Kabar Buruk, Vaksin Covid-19 Disebut Tak Bisa 100 Persen Sembuhkan Corona, Tingkat Keganasan Jenis Virus di Asia Tenggara Lebih Tinggi dengan Gejala Lebih Parah

Bahkan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 justru mencatat peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi ini dikhawatirkan juga disebabkan oleh faktor strain mutasi virus corona yang lebih menular ini.

Melansir Reuters, LBM Eijkman mengaku perlu meneliti lebih dalam apakah mtuasi ini turut berperan dalam peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas

Baca Lainnya