Vaksin Belum Juga Ditemukan, Kabar Buruk Datang dari Dua Negara Tetangga Ini, Mutasi Virus Corona Ditemukan dan Dikatakan 10 Kali Lipat Lebih Berbahaya

Selasa, 18 Agustus 2020 | 11:02
kompas.com

Ilustrasi virus corona

GridStar.ID - Saat ini vaksin untuk virus Covid-19 masih dicari.

Berbagai penelitian dari banyak negara telah dilakukan untuk menemukan formula yang tepat sebagai vaksin Covid-19.

Namun di tengah pencarian vaksin tersebut, kabar buruk lain datang dari mutasi virus corona yang tersebar di beberapa negara.

Baca Juga: Soal Penanganan Covid-19, Erick Thohir Kesal Disepelekan Negara Lain: Kadang Asumsi di Luar Negeri Kayaknya Kita Gatot, Gagal Total

Mutasi virus corona yang baru ini bahkan diyakini lebih menular daribada varian asli virus corona penyebab Covid-19.

Mutasi virus ini diketahui telah ditemukan di dua negara tetangga, Filipina dan Malaysia.

Melansir Straits Times, Senin (17/08), menurut Pusat Genom Filipina, strain G614, dengan genotipe asli D614, dideteksi dalam sebuah sampel kasus positif dalam jumlah kecil dari Quezon City.

Baca Juga: Geger Klaster Baru Covid-19 dari Pembelajaran Tatap Muka, Anak Buah Nadiem Makarim Bagikan Kabar Gembira: Tidak Ada Penularan di Sekolah

"Pada bulan Juni, D614 dan G614 telah dideteksi dalam sebuah sampel kecil dari kasus-kasus positif," kata pihak Pusat Genom Filipina.

"Meskipun informasi ini mengonfirmasi adanya G614 di Filipina, kami mencatat bahwa seluruh sampel yang diuji berasal dari Quezon City dan kemungkinan tidak mewakili seluruh negara," ujar dia.

Mutasi virus

Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga disebut D614G.

Baca Juga: Disebut Telah Sembuhkan 750 Pasien Corona, Ini 3 Fakta Temuan Obat Covid-19 yang Tinggal Tunggu Izin Edar dari BPOM

Artinya, jenis D614 di awal berubah menjadi G614 saat ini. Sebelumnya, D614G juga telah dideteksi keberadaannya di Malaysia.

Seperti diberitakan Straits Times, Minggu (16/08), mutasi D614G ditemukan oleh Institut Penelitian Medis Malaysia dalam 4 kasus dari 2 klaster Covid-19 di negara tersebut.

Adapun klaster yang dimaksud adalah Sivagangga dan Ulu Tiram.

Baca Juga: Kabar Duka: Wakil Bupati Way Kanan Meninggal Dunia Seminggu Setelah Dirawat Karena Positif Covid-19

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, dengan penemuan mutasi ini, orang-orang harus lebih hati-hati dan melanjutkan sikap disiplin dalam menerapkan langkah-langkah keamanan seperti menjaga jarak fisik, kebersihan, dan menggunakan masker.

10 kali lebih menular

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan bulan Juli lalu pada jurnal Cell, para ahli menemukan bahwa pasien yang terinfeksi varian G614 memiliki muatan virus lebih tinggi dibandingkan mereka yang terinfeksi D614.

Baca Juga: Ingin Ambil Bagian sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Merah Putih, Menristek: Saya Tertarik, kalau Saya Memenuhi Syarat

Dr Nooh juga menyebutkan keterangan yang sama.

"Ditemukan bahwa jenis ini 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh individu 'super spreader'," kata dia.

Namun, virus tidak menunjukkan dampak yang lebih mematikan ataupun meningkatkan keseriusan gejala.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Covid-19, Bansos Rp600 Ribu per Bulan untuk Karyawan Swasta Bakal Dicairkan Mulai Akhir Bulan Agustus

Sementara, Pusat Genom Filipina juga menyebut bahwa belum ada bukti pasti yang menunjukkan pembawa (carrier) G614 lebih mudah ditulari dibandingkan D614.

"Dan mutasi tersebut tampaknya tidak memengaruhi hasil klinis secara substansial juga," kata mereka.

Penelitian lebih lanjut

Meski demikian, Pusat Genom Filipina menilai, pemantauan terus menerus terhadap mutasi-mutasi yang terjadi pada SARS-CoV-2 tetap harus dilakukan.

Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19 di Sekolah Usai Diizinkan Tatap Muka untuk Zona Kuning dan Hijau, FSGI: Jangan Korbankan Guru dan Siswa!

"Melihat ditemukannya G614 ini, penelitian terus menerus perlu dilakukan untuk memahami evolusi SARS-CoV-2, sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian, diagnostik, dan strategi terapeutik yang tepat," kata pihak Pusat Genom Filipina.

Sementara, di Malaysia, Dr Nooh mengatakan, tes lanjutan akan dilakukan pada kasus-kasus lainnnya, termasuk kasus indeks dari kedua klaster dimana mutasi ditemukan.

Sejauh ini, ia menyebut bahwa tindakan yang cepat dari otoritas kesehatan publik Malaysia telah mengontrol penyebaran virus dari klaster-klaster terdampak.

Baca Juga: China Sebut Indonesia Bakal Diprioritaskan Dapatkan Vaksin Covid-19

Meski demikian, temuan ini dapat membuat penelitian vaksin yang saat ini tengah dilakukan menjadi tidak lengkap atau tidak efektif terhadap strain virus corona baru. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulMutasi Virus Corona Ditemukan di Filipina dan Malaysia, 10 Kali Lebih Menular

Tag

Editor : Hinggar

Sumber Kompas.com