GridStar.ID - Uji coba vaksin covid-19 di Indonesia sudah memasuki tahap ketiga.
Calon vaksin covid-19 ini merupakan kerja sama dengan perusahaan Sinovac asal China dengan Bio Farma asal Indonesia.
Bahkan, Menristek Bambang Brodjonegoro mengungkapkan dirinya ingin jadi relawan uji klinis vaksin tersebut.
Baca Juga: China Sebut Indonesia Bakal Diprioritaskan Dapatkan Vaksin Covid-19
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengaku tertarik menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19.
Namun hanya jika dirinya memenuhi syarat dan ketika vaksinnya adalah Vaksin Merah Putih.
"Saya tertarik (menjadi relawan) kalau saya memenuhi syarat. Tapi intinya kalau saya (mau jadi relawan) kalau vaksin merah-putih sudah sampai tahap uji klinis, karena itu di bawah koordinasi saya," ujar Bambang, di Kemenristek/BRIN, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/08) dilansir dari Tribunnews.
Baca Juga: Ini Reaksi yang Terjadi pada Tubuh 21 Relawan Usai Disuntik Calon Vaksin Covid-19
"Saya memiliki keinginan untuk men-support. Tapi sekali lagi semuanya bukan saya yang menentukan (siapa yang menjadi relawan). Meskipun saya menteri, tapi yang menentukan adalah yang melakukan koordinasi uji klinis," imbuhnya.
Bambang juga menilai sah-sah saja ketika ada pejabat yang ingin turut serta menjadi relawan. Karena menjadi relawan itu memiliki tanggungjawab dan juga memiliki kompensasi.
Menjadi relawan bukan berarti gratis, karena Bambang menilai relawan harus mendapatkan insurance.
Selalu ada kemungkinan sesuatu terjadi, sehingga ada resiko yang harus ditanggung.
Apalagi, kata dia, badan manusia memiliki reaksi yang berbeda-beda dan tidak bisa ditebak.
Sehingga barangkali ada suatu obat atau vaksin yang sudah dijamin aman, tapi untuk orang-orang tertentu bisa lain reaksinya.
"Yang saya tahu juga ada kompensasinya, kompensasi rupiahnya. Karena bagaimanapun mereka menyediakan dirinya untuk dites vaksin yang notabene belum dapat izin edar. Jadi saya rasa hal sah-sah saja, yang penting sesuai dengan persyaratan untuk menjadi relawan," ungkapnya.
Menurut Bambang persyaratan menjadi relawan harus dipenuhi dan sesuai dengan kebutuhan akan uji klinis itu sendiri.
Seperti mencari orang yang sehat, tidak punya penyakit bawaan, atau berada pada golongan umur tertentu karena ingin melihat reaksi di golongan umur tertentu misalkan.
"Jadi tidak sembarang orang bisa jadi relawan uji klinis karena mereka punya tujuan dengan uji klinis ini. Mereka ingin melihat efektivitas dari vaksin ini.
Sehingga mungkin ada yang disuntik vaksin, ada yang disuntik plasebo atau suntik yang istilahnya tidak ada isinya," jelas Bambang.
Belum lagi, para relawan itu harus terus menerus diamati dan dimonitor setelah penyuntikan vaksin.
Seperti relawan tersebut memiliki gejala dan gangguan apa.
"Atau misalkan tahu-tahu harus dicek juga mungkin rapid test atau swab test berkala, untuk memastikan orang ini benar tidak dia tidak terkena covid karena dia dapat vaksin. Jadi menurut saya yang terpenting adalah memenuhi kriteria sebagai relawan uji klinis," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menristek Ungkap Tertarik Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jika Penuhi Syarat