Optimisme di Tengah Pandemi, WHO Puji 3 Negara Ini Saat Hadapi Wabah Covid-19: Ada Harapan, Tidak Ada Kata Terlambat

Selasa, 11 Agustus 2020 | 10:30
Tribunnews

Bak Petir di Siang Bolong, WHO Sebut Pandemi COVID-19 Masih Jauh dari Berakhir Hingga Desak Negara-Negara untuk Tak Berhenti Menyerah, New Normal Pilihan yang Salah?

Grid.ID - Sudah lebih dari setengah tahun dunia dihadapkan dengan pandemi virus corona.

Lebih dari 20 juta orang terinfeksi dan 700 ribu orang meninggal karenanya.

Meski saat ini korban masih terus bertambah, namun masih ada harapan untuk menghadapi pandemi ini bersama.

Baca Juga: Cair Hari Ini, Ternyata PNS Eselon I dan II Juga Dapat Gaji Ke-13, Sri Mulyani: Ini Sebagai Apresiasi Upaya Kerja Keras Tangani Covid-19

"Saya tahu banyak dari kalian yang berduka dan ini adalah saat yang sulit bagi dunia." kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Tapi saya ingin menjelaskan, ada pucuk harapan hijau dimana pun negaranya, wilayah, dan kotanya, tidak ada kata terlambat untuk membalikkan wabah Covid-19," ujarnya pada Senin (10/08Direktur jenderal WHO ini lantas memberikan beberapa contoh negara yang menunjukkan harapannya.

Seperti Selandia Baru, yang pada Minggu (09/08) kemarin merayakan 100 hari tanpa penyebaran lokal virus corona.

Baca Juga: Wali Kota Banjarbaru Meninggal Dunia Setelah Jalani Perawatan Karena Covid-19, Sang Istri Tak Kuasa Tahan Tangis dan Peluk Foto Suaminya di Pemakaman

Menurutnya, negara tersebut bisa menjadi contoh bagi dunia.

Selain itu, ia juga meyinggung tindakan yang baik dari Boris Johnson.

Ia menuturkan, tindakan Perdana Menteri Inggris yang memerintahkan wilayah di Inggris Utara kembali dikunci setelah terjadi lonjakan infeksi, patut dipuji.

Baca Juga: Tak Sedikit Dokter Jadi Korban Meninggal Dunia Akibat Wabah Covid-19, Kelelahan dan Stres Tangani Membludaknya Pasien Corona

"Selama beberapa hari terakhir, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menempatkan wilayah utara Inggris di bawah penguncian sebagai kelompok kasus diidentifikasi."

"Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron mewajibkan penggunaan masker di tempat umum dan ruang tertutup sebagai tanggapan atas peningkatan kasus."

"Tindakan yang kuat dan tepat seperti ini adalah kunci untuk mencegah kebangkitan kembali COVID-19 dan memungkinkan masyarakat kembali beraktivitas dengan aman," tuturnya.

Baca Juga: Belum Ditemukan Penyembuh Pandemi Covid-19, Kini WHO Sebut-Sebut Soal Bahaya Nasionalisme Vaksin Negara Kaya, Ada Apa?

Dr Tedros menilai Inggris, Jerman dan Prancis mampu menekan virus dengan mengambil tindakan yang tepat.

Meskipun ada peningkatan kasus yang mengkhawatirkan di ketiga negara tersebut.

Oleh sebab itu, Dr Tedros menganjurkan agar para pemimpin negara lain harus mengambil tindakan dan warga negara perlu mematuhinya.

Baca Juga: Shandy Aulia Masak MPASI untuk Buah Hatinya yang Baru Usia 4 Bulan, Dokter dan Bidan Beri Reaksi Tegas: Tolong Jangan Pernah Dikasih, Ini Panduan WHO!

WHO telah meminta negara-negara untuk menggunakan kombinasi identifikasi kasus cepat, pelacakan kontak, jarak fisik, pemakaian masker dan cuci tangan secara teratur untuk memperlambat penyebaran pandemi.

Namun, jumlah kasus global sekarang justru mencapai lebih dari 20 juta.

Lebih dari seperempat berada di AS, yang melampaui lima juta kasus selama akhir pekan ini.

Baca Juga: Harus Terima Kenyataan Pahit, WHO Peringatkan Pandemi Virus Corona Kemungkinan Akan Berlangsung Panjang

Sementara Brasil telah mencatat lebih dari tiga juta dan India lebih dari 2,2 juta.

Jumlah kematian di seluruh dunia mencapai lebih dari 732.000 pada Senin sore.

Dengan AS dan Brasil menjadi dua negara yang mencatat lebih dari 100.000 kematian akibat virus corona. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulKorban Jiwa Corona Capai 730 Ribu Jiwa, WHO Puji Tindakan 3 Negara Ini Hadapi Covid-19: Ada Harapan

Editor : Hinggar

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya