GridStar.ID - Keris sempat memuncaki trending topik twitter pada Selasa (04/08).
Seperti yang diketahui, keris menjadi salah satu warisan budaya yang sudah dikenal sejak lama.
Namun di twitter ditemukan sebuah video yang merekam oknum yang merusak benda tersebut dan memotongnya.
Video pengerusakan keris itu pun diperbincangkan pengguna twitter dan telah ditonton oleh 77 ribu penggunanya.
Lalu bagaimana kisah sejarah dari keris tersebut, dan asal usul keris yang selama ini kita kenal?
Asal-usul keris hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Sebagaimana diberitakan Kompas.com (11/08/2015), sebagian menyebutnya berasal dari Jawa, misalnya Bambang Harsrinuksmo dalam Ensiklopedi Keris (2004).
Namun, sebagian menyebutnya berasal dari budaya Melayu, seperti Sir Thomas Raffles dalam The History of Java (1817).
Yang jelas, UNESCO telah menyebut keris sebagai a distinctive, asymmetrical dagger from Indonesia.
Teka-teki kapan munculnya keris pernah diberitakan Harian Kompas pada 8 November 1982.
Pimpinan Museum Sonobudoyo Yogyakarta Djoko Soekiman menyebut, pada relief candi Borobudur dan candi Prambanan, tidak tampak adanya senjata keris.
Di relief kedua candi itu senjata yang terlihat adalah pedang. Djoko menilai hal tersebut turut membuktikan ketika masa pembangunan candi Borobudur dan candi Prambanan senjata keris belum ada.
Candi Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 750 hingga 800, sedangkan candi Prambanan dibangun sekitar tahun 850.
Keris, kata Djoko, baru mulai terlihat pada relief di candi Jago di Malang, Jawa Timur. Candi Jago dibangun sekitar abad ke-13.
Fungsi keris
Sementara itu, Harian Kompas pada 1 Juni 1996 memberitakan, seorang insinyur lulusan ITB yang melakukan riset terkait keris bersama Universitas Indonesia, Haryono Guritno, mengungkapkan setidaknya ada 28 fungsi keris.
Di antaranya keris adalah gaman (senjata), warisan, pusaka, jimat, sipat kandel (semacam keyakinan diri), tanda pribadi, tanda keluarga, dan tanda keprabon (kepangkatan).
Kemudian sebagai racikan busana, racikan upacara, ubarampe kanoragan (atribut untuk mencari kesaktian dan lainnya), ubarampe keprajuritan (perlengkapan prajurit), olah jiwa, lambang kesatrian, hingga lambang kerukunan.
Haryono menyebut keris dengan kualitas 'nomor satu' adalah keris yang berasal dari zaman Majapahit, sekitar tahun 1293 hingga 1500.
Waktu itu menurutnya motivasi Empu pembuat keris begitu tinggi. Namun, setelah itu mutu keris menurun.
"Pada masa kerajaan Demak, bahkan tidak muncul keris yang bagus, karena keris tidak aktual lagi pada masa itu," kata Haryono.
Didaftarkan ke UNESCO
Pada 2004, Indonesia mengusulkan keris sebagai karya agung warisan manusia kepada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Haryono Guritno menjadi koordinator yang ditunjuk UNESCO untuk mempersiapkan hasil wawancara terhadap berbagai narasumber tentang budaya keris.
"Sebenarnya UNESCO sendiri yang mengusulkan kepada Indonesia bahwa keris punya kesempatan sebagai karya agung warisan manusia, seperti halnya wayang, yang pada tahun 2003 sudah diterima (oleh UNESCO) sebagai karya agung non-bendawi," kata Haryono seperti diberitakan Harian Kompas pada 12 Oktober 2004.
Selain dinilai memiliki tradisi panjang, fungsi sosial, nilai seni, falsafah, dan bahkan aspek mistik, keris juga merupakan budaya yang khas Indonesia.
Keris jadi warisan budaya
UNESCO menetapkan keris sebagai salah satu warisan budaya yang mesti dilestarikan di Paris pada 25 November 2005.
"Masih hidup dan dihayati, tradisi masih berlanjut. Berbeda dengan budaya samurai di Jepang yang kini sudah mati," ungkap Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Koichiro Matsuura, seperti diberitakan Harian Kompas pada 20 Desember 2005.
Sebelum keris, pada 2003, wayang sudah terlebih dulu diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya.
Ratusan ribu dollar AS per tahun diperkirakan akan mengalir guna melestarikan keris Indonesia dan wayang.
"Lewat momentum penghargaan UNESCO ini mestinya kita menata kembali pandangan tentang keris," ungkap Haryono Haryoguritno, seorang pakar keris yang memimpin tim riset pustaka dan lapangan keris tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulTrending di Twitter, Berikut Sejarah Keris