Aduh! Ternyata Perih Jadi Ladybody di Thailand, Tak Bisa Rasakan Nikmatnya Bercinta hingga Stress dan Tersiksa saat Wajib Militer

Kamis, 25 Juni 2020 | 18:02
Tribunnews

Aduh! Ternyata Perih Jadi Ladybody di Thailand, Tak Bisa Rasakan Nikmatnya Bercinta hingga Stress dan Tersiksa saat Wajib Militer

GridStar.ID-Thailand memang dikenal dengan surga operasi plastik.

Salah satu prosedur operasi plastik yang kerap dilakukan termasuk implan payudara hingga ganti kelamin oleh para transgender.

Tak heran, di negara ini banyak sekali para pria yang mengubah penampilannya bak perempuan tulen.

Baca Juga: Pilih Ceraikan Istri Sah dan Tinggalkan Anaknya, Pria Ini Justru Nekat Nikahi Transgender, Alasannya Cinta Tapi Ogah Tambah Momongan

Meski demikian, menjadi ladyboy disebut-sebut tak seindah harapan.

Ada yang mengungkapkan rasa stressnya saat masih harus menjalani wajib militer.

Tak hanya itu, dari segi percintaan, ada anggapan bahwa transgender tak bisa mendapatkan kepuasan lewat hubungan ranjang seperti sebelumnya, benarkah?

Melansir Eva.vn, kehidupan seks wanita transgender sangat berbeda pada umumnya seperti dilansir dari Intisari Online.

Baca Juga: Pria Ini Hamil dan Dibuktikan USG oleh Dokter, Fenomena Apakah Ini?

Sebelum mereka menjalani operasi pergantian alat kelamin, mereka masih bisa melakukan hubungan intim dengan normal.

Sementara bagi mereka yang yang sudah melakukan operasi pergantian alat kelamin, hubungan seksual mereka tidak akan normal lagi.

Walaupun banyak orang mungkin menduga ladyboy Thailand setelah operasi organ intim akan bertindak sebagai wanita ketika berhubungan intim.

Baca Juga: Pasang Implan Payudara Hingga Diisukan Ganti Kelamin, Penampilan Millendaru Salat Bikin Netizen Bertanya-tanya Pake Sarung atau Mukena, Keponakan Ashanty Beri Jawaban Tegas Ini!

Faktanya tidak sesederhana itu, mereka harus mengalami rasa sakit yang sangat menyiksa.

Menurut keteragan, organ intim ladyboy Thailand tidak memiliki mekanisme buka tutup seperti wanita normal.

Sehingga hal itu bisa menyebabkan penularan penyakit seksual dengan tingkat penularan tinggi.

Baca Juga: Nyawanya Melayang di Tangan Sopir Truk, Mira sang Transgender Tewas Selepas Dipukuli dan Dibakar Hidup-Hidup Usai Ketahuan Curi Barang Ini

Pong Katun, seorang ladyboy Thailand ceritakan pengalamannya sebagai seorang transgender di Bankok.

Dia mengatakan setelah melakukan operasi alat kelamin, dia memiliki banyak kesulitan dalam berhubungan intim.

Pong harus menggunakan pelumas karena organ intimnya tidak bisa mengeluarkan cairan seperti wanita normal.

Baca Juga: Geram Terus-terusan Disindir di Media Sosial, Gebby Vesta Amuk Nikita Mirzani saat Sindir si Wanita Transgender yang Ingatkan Billy Syahputra untuk Tak Gunakan Sarung Tangan: Habis Loe Nyai Prostitusi!

Setelah selesai berhubungan intim, 'area intimnya' muncul mengeluarkan bau tidak menyenangkan dan membuatnya sedikit tersiksa.

eva.vn
eva.vn

Transgender Thailand menjalani wajib militer.

Setelah terus menerus mengalami hal itu, dia baru sadar ternyata dia terinfeksi penyakit seksual sejak lama.

Tidak hanya itu, siksaan lain bagin para ladyboy Thailand adalah ketika adanya wajib militer.

Baca Juga: Geram Terus-terusan Disindir di Media Sosial, Gebby Vesta Amuk Nikita Mirzani saat Sindir si Wanita Transgender yang Ingatkan Billy Syahputra untuk Tak Gunakan Sarung Tangan: Habis Loe Nyai Prostitusi!

Hukum Thailand mewajibkan semua pria baik transgender maupun pria normal untuk mengikuti wamil.

Setiap kali wajib militer dilaksanakan, para ladyboy cantik akan berjejer antre untuk mendapatkan formulir pendaftaran.

Bagi ladyboy ini adalah mimpi buruk, setelah dipanggil mereka disuruh melepaskan pakaian mereka seperti pria pada umumnya.

Baca Juga: 7 Tahun Lalu Pilih Jalani Hidup Sebagai Transgender, Sempat Dituding sebagai Orang Ketiga, Dena Rachman Dikabarkan Bakal Melenggang ke Pelaminan dengan Duda Anak Tiga

Menurut Jetsada Taesombat, direktur eksekutif dariAlliance for Transgender Rightsdi Thailand, mengatakan, "sebagian besar transgender merasa tersiksa, stres dan gugup saat wajib militer."

Intisari Online
Intisari Online

ladyboy

"Mereka harus melepaskan pakaiannya, kemudian dilihat banyak orang," katanya.

Hanya wanita transgender yang mengalami cacat fisik saja yang dibebaskan dari wajib militer, sementara mereka yang sehat harus menjalani wajib militer selama 2 tahun.

Baca Juga: Terlalu Cerdas Sampai Rampungkan Gelar Master di Italia, Transgender Asal Indonesia Ini Sukses Jualan Baju hingga Miliki Rumah Mewah Modern Minimalis nan Nyaman

Sebelum menjadi transgender mereka harus menjalani penderitaan tak terhitung jumlahnya.

Mulai dari menyuntikkan hormon wanita, kemudian pada operasi pertama mereka harus mengubah banyak hal supaya mirip dengan wanita asli.

Hanya dokter yang berpengalaman yang bisa mengubahnya secara utuh, mereka para ladyboy juga harus mengorbankan umur mereka dan hidup dengan hormon sepanjang hidupnya.

Menurut penelitian, transgender memiliki harapan hidup hingga 20 tahun di bandingkan dengan manusia normal. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Intisari

Baca Lainnya