GridStar.ID - Ada berbagai macam cara dilakukan untuk mengingat sejarah masa lalu.
Menuliskannya dalam sebuah buku, mengabadikannya dalam potret, lukisan dan masih banyak hal yang bisa dilakukan.
Mungkin ini salah satu cara orang Belanda mengingat masa kejayaan mereka di masa lalu.
Sebuah kereta emas Belanda dengan gambar situasi masa kolonial menjadi sorotan beberapa waktu yang lalu.
Bukan tanpa sebab, karena lukisan di kereta tersebut terlihat orang Indonesia dan Afrika menjadi budak orang Belanda.
Dikutip dari Kompas.com, Lorraine Riva (47) melalui akun Twitter @yoyen menerangkan, kereta emas ini bernama Gouden Koets dan lukisan yang sedang hangat diperbincangkan itu bernama Hulde der Kolonieen.
Perempuan yang tinggal di Belanda dan begitu tertarik dengan sejarah ini mengungkapkan lukisan tersebut tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda.
Koloni di Barat, atau yang juga dikenal dengan nama West Kolonieen dalam bahasa Belanda, berada di Afrika atau Karibia.
Di koloni Barat ada serikat dagang West-Indische Compagnie (WIC) yang meliputi Afrika Barat, Karibia (Suriname, Antilen), bahkan sampai ke Brasil juga karena ada perkebunan nanas dan tebu di sana.
Kemudian, Oost Kolonieen adalah koloni di Hindia-Belanda yang sekarang menjadi Indonesia.
"Hindia-Belanda kadang namanya di naskah sejarah Oost-Indie. Makanya dulu kan ada VOC, Verenigde Oost Indische Compagnie," tulis Lorraine di utas Twitter-nya, Senin (08/06).
Perbincangan tentang lukisan di kereta emas Belanda ini lalu menghangat di media sosial karena gambar tersebut seolah-olah menyiratkan kebanggaan zaman kolonial.
Mengenai hal itu, Lorraine menerangkan, "Sebetulnya panel lukisan itu tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda (di West dan East Indies) untuk naik takhtanya Ratu Wilhelmina."
"Dalam konteks sekarang mungkin diartikan sebagai perayaan kolonialisme."
"(Namun) konteks sewaktu kereta itu dibuat (adalah) faktual," ungkap Lorraine saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (09/06).
Gouden Koets diketahui merupakan kereta emas hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina yang naik takhta pada 1898. Kereta itu sendiri dibuat pada 1897.
Di utasnya, Lorraine menguraikan, kereta emas ini adalah hasil patungan dari beberapa rukun warga (RW) di Amsterdam, dan pembuatannya diserahkan ke firma bernama Spijker.
Konon, Ratu Wilhelmina sempat menolak rencana pemberian kado itu, tetapi akhirnya dia menyetujuinya dengan syarat atap kereta harus tinggi agar dia bisa berdiri di dalamnya.
Sementara itu, rakyat Amsterdam juga mengajukan syarat ke firma, kaca kereta harus bisa memperlihatkan sang ratu duduk di dalamnya, dan Wilhelmina dapat melihat rakyatnya dari balik jendela kereta.
"Ukuran kereta enggak boleh terlalu besar karena gang-gang di pusat kota-kota Belanda yang sempit," imbuh @yoyen di utasnya.
Walau namanya Gouden Koets (Kereta Kuda Emas), bahan utamanya adalah kayu jati dari Jawa.
Lorraine menyebutkan, ada beberapa ornamen yang dibuat dari gading di Sumatera dan elemen dari kulit sapi dari provinsi di Belanda selatan, yaitu Zeeland.
Gouden Koets memiliki empat panel gambar yang dilukis oleh Nicolaas van der Waay.
Dikatakan Lorraine, setiap panel gambar bercerita tentang empat hal, yakni masa depan, masa lalu, penghormatan dari/ke koloni, dan penghormatan dari/ke Belanda.
Lalu, panel yang sedang menghebohkan jagat media sosial Indonesia adalah panel Hulde der Kolonieen. "Ini artinya bisa dua: penghormatan ke dan/atau penghormatan dari koloni (untuk naik takhtanya Juliana)," tulis @yoyen di Twitter.
"Memang waktu itu kereta ini dibuat syaratnya harus menggambarkan kejayaan Kerajaan Belanda," imbuhnya kepada Kompas.com.
Banyak simbol Desain Gouen Koets bergaya Renaissance karena mengacu ke kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age), sehingga panel-panel gambar di keretanya penuh dengan simbol.
Di panel Hulde der Kolonieen sendiri, banyak simbol yang mengandung makna masing-masing.
Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda.
Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya.
Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur.
Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa. Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.
Perdebatan di Belanda Panel gambar di kereta emas ini memicu perdebatan lantaran sejumlah orang menganggapnya sebagai kebanggaan era kolonial.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulHeboh, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ini Penjelasannya