GridStar.ID - India hingga kini belum bisa mengendalikan tingkat infeksi virus corona.
Salah satu berita kematian yang menghebohkan soal pasien covid-19 baru-baru ini membuat warga di India kembali heboh.
Pasalnya, pasien covid-19 ini merupakan orang suci yang semasa hidup dipercaya bisa sembuhkan virus corona.
Ia adalah seorang pria tantra dari Ratlam, di Negara Bagian Madhya Pradesh.
Pria tersebut menyatakan, dia bisa memusnahkan beban hidup pengikutnya dengan mencium tangannya.
Tak cukup sampai di situ, pria tersebut juga mengklaim ritual cium tangan bisa efektif terhadap pasien Covid-19.
Walaupun wabah tersebut sebenarnya menular lewat tetesan di mulut atau hidung.
Berita ini dibenarkan oleh departemen kesehatan setempat.
Mereka menyatakan, si orang suci itu terinfeksi virus corona pada 3 Juni 2020.
Ia meninggal dunia satu hari setelahnya.
Mengutip dari Kompas.com, otoritas India mulai melacak siapa saja yang kontak dengan pria itu dan menerapkan swab test ke 40 orang.
Hasilnya, 20 sampel terbukti positif, termasuk tujuh orang anggota keluarga si orang suci itu.
Petugas swab test Ruchika Couhan meminta praktik serupa jangan sampai terulang kembali karena dirasa begitu berbahaya.
Apalagi, sekarang India tengah berada dalam ancaman gelombang baru.
Badan kesehatan lokal disebut mengidentifikasi 29 orang yang melakukan "praktik pengusiran virus corona" dan mengarantina diri mereka sendiri.
India sendiri hingga saat ini sudah melaporkan 298.283 kasus Covid-19.
Dengan 8.398 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Meningkatnya infeksi terjadi setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan lockdown.
Pada hari Kamis (11/6/2020), mereka mencatatkan 10.000 kasus.
Rumah sakit di kota besar seperti Mumbai, New Delhi, dan Chennai mulai kewalahan dengan membeludaknya pasien virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.
Para ahli kemudian memprediksi, India belum akan mencapai puncak dari pandemi virus corona sebelum akhir Juli mendatang.
Lonjakan kasus tersebut terjadi di tengah rencana pemerintah membuka lagi restoran, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah di sebagian tempat.
Seperti diketahui, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sampat dikritik oleh masyarakat.
Alasannya, mereka menerapkan lockdown selama 10 pekan yang menggerus ekonomi dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
New Delhi mempertahankan instruksi tersebut.
PIhaknya menjelaskan mereka berusaha melindungi 1,3 miliar warganya dari dampak yang lebih besar.
Dalam pidatonya di televisi, Modi menerangkan bahwa pengorbanan yang dilakukan rakyat sudah menyelamatkan negara.
Namun, pakar berpendapat lain.
"Saat ini, kami tengah duduk di bom waktu yang terus berdetak," kata Dr Harjit Singh Bhatti, President Progressive Medicos and Scientists Forum.
Dalam pandangannya, mencabut karantina wilayah terlalu dini hanya akan menyebabkan penambahan kasus dan juga korban meninggal.
"Kecuali pemerintah menggunakan anggarannya untuk meningkatkan layanan kesehatan, semuanya tak berubah."
"Kematian akan terus terjadi," ujar dia.
Sementara itu, dilansir dari dari worldometers.info pukul 16.00 WIB, kasus Covid-19 di seluruh dunia Sabtu (13/6/2020) yakni mencapai 7,751,899 kasus.
Sementara itu kematian akibat Covid-19 kini berjumlah 428,488 jiwa.
Jumlah pasien sembuh kini berada di angka 3,973,203 orang.
Berdasarkan data, jumlah kasus aktif saat ini berjumlah 3,350,208 kasus.
Sejauh ini Amerika Serikat masih menjadi pemuncak dalam jumlah kasus Covid-19.
Terdapat 2,117,027 kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul POPULER Pria di India Ini Meninggal Setelah Klaim Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19 dengan Cium Tangan