Dulu Jabat Manajer Bergaji Rp 100 Juta Sebulan Lalu Jatuh Miskin, Pria Ini Rasakan Ketenangan Batin Usai Mualaf dan Bersyukur Walau Kini Cuma Jual Es Cincau: Allah Tolong Saya!

Minggu, 31 Mei 2020 | 17:02
Tribun

Dulu Jabat Manajer Bergaji Rp 100 Juta Sebulan Lalu Jatuh Miskin, Pria Ini Rasakan Ketenangan Batin Usai Mualaf dan Bersyukur Walau Kini Cuma Jual Es Cincau: Allah Tolong Saya!

GridStar.ID - Jalan hidup manusia siapa yang tahu.

Seorang pria bernama Hasanudin dulunya adalah seorang manajer dengan gaji fantastis dan hidup bergelimang harta.

Kini menjadi pedagang es cincau di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Adem saat Dengar Suara Adzan, Penyanyi Tampan Ini Putuskan Jadi Mualaf Setelah Sempat Alami Gejolak Batin untuk Pindah Keyakinan: Kali Ini Benar-Benar Terpanggil!

Pria asal Palembang ini merasakan betul lika-liku kehidupannya di masa lalu, dari yang bergelimang harta, hingga kini berjualan es cincau di jalanan.

Meski pendapatan tak seberapa, namun kini ia mampu merasakan ketenangan hidup yang luar biasa.

Kisah inspirasi ini dibagikan melalui kanal Youtube, Gavy Story Selasa, (26/05) yang mengangkat kisah dirinya, pria yang kini berusia 66 tahun itu sempat menjabat sebagai General Manager (GM) sebuah tempat hiburan terkenal di Jakarta.

Baca Juga: Lama Tak Terlihat di Layar Kaca, Pesinetron Ini Ternyata Dipersunting Mualaf Asal Korea Selatan hingga Tinggal di Apartemen Mewah Pencakar Langit

Hasanudin tinggal di Jakarta dan memiliki sebuah rumah mewah, mobil bagus, keluarga yang harmonis, dan sebagainya.

Saking melimpahnya, ia tak mempermasalahkan saat istrinya ingin berbelanja, makan enak di restoran enak, hingga memberi sang mertua dan kerap diutangi sejumlah uang oleh teman-temannya.

Alhasil, uangnya pun perlahan-lahan mulai menipis. Ia bahkan pernah menumpuk utang hingga Rp 3 miliar.

Saat itu konflik pun mulai muncul antara dirinya dengan istrinya hingga kemudian memutuskan untuk bercerai.

Baca Juga: Cerita Deddy Corbuzier Rayakan Lebaran Perdana di Tengah Wabah Corona Bareng Sang Kekasih Usai Dirinya Jadi Mualaf: Nastar Sudah Siap di Meja Kena PSBB

Hasanudin kemudian mencoba untuk membangun rumah tangganya kembali dengan menikahi seorang wanita.

Sayang, pernikahannya ini juga diwarnai konflik dan kembali kandas hingga kekayaannya ludes.

Tak menyerah dengan nasib, Hasanudin kemudian bertemu dengan seorang muslimah yang ingin dinikahinya.

Baca Juga: 7 Tahun Usai Mualaf, Baru Kali Ini Bella Saphira Siapkan Satu Tamu Satu Toples Kue Lebaran hingga Minuman Anti Corona Ramuannya, Apa ya?

Kemudian calon istrinya itu mengajukan syarat agar dirinya menjadi harus memeluk Islam terlebih dahulu.

Melansir Tribun Bogor, akhirnya Hasanudin resmi menjadi seorang mualaf di usia 43 tahun. Ia kemudian merantau ke Sukabumi, Jawa Barat, dan memulai hidup baru dengan sang istri.

Di sana, ia bertekad meninggalkan masa lalunya yang pelik dan menjalani hidup lebih baik walau hanya berdagang es.

Meski hasilnya tak sebanyak dulu saat dirinya menjadi seorang manajer, Hasanudin tetap bersyukur.

Baca Juga: Bak Dapat Hidayah, Awalnya Iseng Coba Puasa Meski Non Muslim, Perempuan Ini Putuskan Jadi Mualaf: Rasanya Seperti Dosa Saya Diangkat Usai Salat

Pernah pada suatu ketika, ia dihadapkan kesulitan saat sang anak membeli sepatu dan diharuskan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.

Saat itu ia hanya pasrah sembari tetap berikhtiar mencari jalan keluar dengan tetap berjualan keliling.

Beruntung, ada seseorang yang ingin membeli es cincaunya tersebut, Hasanudin pun menolak seraya menjelaskan bahwa barang dagangannya itu telah rusak dan tidak layak konsumsi.

Baca Juga: Kehilangan Sandaran Hidup, Angelina Sondakh Beberkan Hidupnya Dituntun Almarhum Adjie Massaid Usai Mualaf Selama Jadi Istri: Mas Adjie Nggak Pernah Marah, Indah Tanpa Emosi

Sang pembeli pun tetap membeli minuman lainnya yang juga dijual oleh Hasanudin yakni es nanas sebanyak dua bungkus seharga Rp 10 ribu.

Tak disangka, sang pembeli kembali memanggil Hasanudin dan memberinya Rp 300 ribu, jumlah yang selama ini dicarinya untuk sang anak.

Hasanudin merasa Allah telah menolongnya saat dirinya membutuhkan.

Ia kemudian teringat akan gaji Rp 100 juta yang dulu didapatnya.

Baca Juga: Merasakan Keimanan Islam saat Pandemi Corona, Pria Sangar Bertatto Ini Putuskan Mualaf, Begini Kisah Spiritualnya Ucap Syahadat dan Puasa Ramadan Pertama Kali

Hasanudin merasa bahwa uang sebesar Rp 300 ribu yang diperolehnya saat itu nilainya lebih besar dari Rp 100 juta saat ia masih menjadi seorang manajer.

“Saya buka uangnya pas Rp300 ribu. Ya Allah saya sedih, Allah itu sering tolong saya. Allah tolong saya, saya jadi ada uang untuk beli sepatu anak saya. Allah tolong saya terus. Dulu saya dapat gaji Rp100 juta, sekarang nilainya dari itu,” ucapnya dalam video tersebut.

Kisah Hasanudin di atas, merupakan sebuah fase kehidupan yang bergerak seperti perputaran roda nasib.

Meski demikian, hal tersebut tetap disyukuri oleh Hasanudin karena membuat hidupnya lebih tenang.

(*)

Editor : Hinggar

Sumber : YouTube, tribun bogor

Baca Lainnya