Rakyat Indonesia Perlu Belajar dari Sini! Negara Ini Langsung Masuk Peringkat 5 Terparah Setelah Presidennya Remehkan Covid-19

Rabu, 20 Mei 2020 | 16:02
Tribunnews

Rakyat Indonesia Perlu Belajar dari Sini! Negara Ini Langsung Masuk Peringkat 5 Terparah Setelah Presidennya Remehkan Covid-19

GridStar.ID-Indonesia hingga kini masih berperang melawan wabah corona.

Sudah sejak Maret lalu, pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah jika tidak ada keperluan di luar dan menghindari kerumunan.

Akan tetapi, menjelang lebaran seperti saat ini, malah banyak masyarakat yang menganggap remeh virus ini.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Paranormal Termuda yang Sering Dapat Penghargaan Ini Ungkap Virus Corona Bakal Berakhir dalam Hitungan Hari, Begini Menurut Perhitungannya!

Bukan rahasia lagi jika kini, banyak dijumpai pusat-pusat perbelanjaan yang penuh sesak oleh orang-orang.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang kesadaran akan bahaya virus yang menyerang paru-paru ini.

Padahal, sudah banyak contoh nyata akibat apa yang akan didapat jika menganggap remeh pandemi ini.

Baca Juga: Dikenal Miliki Istri yang Penyabar, Denny Darko Bongkar Rahasia Raffi Ahmad Berlimpah Harta di Tengah Pandemi Corona, Nagita Slavina Bawa Hoki?

Seperti yang dilansir dari BangkaPos.com, ada satu negara yang menganggap remeh pandemi Covid-19.

Negara tersebut adalah Brazil.

Presidennya Jair Bolsonaro, berulang kali mengatakan Covid-19 seperti flu musiman, dan memaksa gubernur negara bagian untuk menghetikan pebatasan ketat.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Mbah Mijan Sebut Ada yang Tak Beres di Tubuh Pak Budi, Buat Netizen Bingung di Tengah Kegamangan Covid-19, Ada Apa?

Namun kenyataanya Covid-19 telah merengut nyaawa 16.000 penduduk negara tersebut.

Jumlah kasus positif bertambah mencapai 241.000 menjadikannya negara ke-5 dengan infeksi Covid-19 terbesar di dunia.

Brazil hanya berada di belakang, AS, Rusia, Spanyol, dan Inggris, bahkan ada kemungkinan jumlahnya lebih tinggi dari data sebenarnya.

Baca Juga: Dicap Jadi Biang Kerok Pandemi Corona, Presiden China Janji Beri Bantuan Internasional dan Vaksin Covid-19 Secara Global Bila Tersedia

Menurut 24h.com.vn, terlepas dari angka-angka tersebut, Presiden Bolsonaro masih melakukan protes tentang pemberhentian lockdown.

Pada 17 Mei dikatakan sebagai kali terakhir, presiden Brazil secara sewenang-wenang melanggar tatanan sosial untuk meninggalkan gedung dan menentang lockdown.

"Di atas semua itu, orang-orang ingin bebas," kata Bolsonaro dalam protes tersebut.

Baca Juga: Sesumbar Sebut Virus Corona Itu Konspirasi dan Anggap Enteng, Pria Ini Taubat Ngaku Salah Setelah Tergeletak di Rumah Sakit karena Ikut Terinfeksi: Ini Menyedihkan!

"Mereka menginginkan demokrasi mereka ingin dihargai," jelasnya.

Dia ingin mengembalikan perekonomian rakyat secepat mungkin, maka dia menentang keras pembatasan wilayan dan lockdown.

Namun, survey membuktikan dua pertiga populasi Brazil mendukung blokade yang dilaksanakan 27 gubernur negara bagian.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Akan Perpanjang Masa Subsidi Listrik Agar Bisa Bantu Masyarakat Kelas Bawah, Tapi Seorang Pakar Justru Peringatkan Hal Ini!

Artinya suara yang digaungkan Presiden Brazil tidak didengat oleh msayarakat, dan justru memilih pendapat bertetangan dengan presiden.

Presiden Bolsonaro mencoba menggunakan wewenangnya untuk mendorong pembukaan kembali gedung olahraga, tempat umum, dan sarana bisnis lainnya.

Ini juga membuat presiden 56 tahun itu berselisih dengan penasihatnya sendiri.

Baca Juga: Bawa Kabar Baik, Gara-Gara Corona Sri Mulyani Bakal Izinkan PNS Kemenkeu Bisa Kerja dari Rumah Usai Pandemi, Ini Syaratnya!

Dalam sebulan dua menteri kesehatan Brazil mengundurkan diri, setelah berbeda pendapat dengan Presiden Bolsonaro.

Proses pengujian Covid-19 di Brazil juga dinilai lambat daripada negara lainnya.

Kementerian Kesehatan negara mengatakan, telah melakukan hampir 338.000 tes baru di laboratorium sejak awal pekan lalu.

Baca Juga: Pemerintah Geser Cuti Bersama, Libur Lebaran 2020 Hanya Dua Hari

Sementara negara Eropa sudah melakukan pengetesan pada 1,9 juta tes dan diagnosis Covid-19 selama sepekan terakhir.

Hingga saat ini Brazil juga masih terus mengalami peningkatan jumlah pasien Covid-19.

Namun, Presiden Bolsonaro treus menyuarakan untuk menghentikan lockdown dan pembatasan wilayan lalu membuka kembali sarana bisnis untuk mengembalikan ekonomi. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Bangkapos.com

Baca Lainnya