Pengusaha Tega PHK Karyawan, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Sebut Perusahaan di Indonesia Tak Bisa Bertahan Dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah Didesak Segera Ambil Tindakan

Selasa, 19 Mei 2020 | 22:00
Kompas

Banyak Pekerja Ter-PHK, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Sebut Perusahaan di Indonesia Tak Bisa Bertahan Dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah Didesak Segera Ambil Tindakan

GridStar.ID - Pandemi virus corona mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama sektor ekonomi.

Menurut survei Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan anjlok dan lebih dari seperempat perusahaan kehilangan lebih dari pendapatannya.

Laporan penelitian yang berjudul Ketahanan Hidup Perusahan Hampir Habis, Pekerjaan Semakin Terancam juga mengungkapkan bahwa 90% perusahaan mengalami masalah keuangan.

Baca Juga: Ashanty Singgung Soal Perusahaan Besar yang Ogah Rugi Kena Imbas Corona Hingga Harus PHK Para Karyawan, Kartika Putri Ikut Komentar: Terlalu Serakah!

Oleh karena itu, perusahan tersebut membutuhkan dukungan mendesak dari pemerintah dalam arus kas agar bisa bertahan.

Bukan hanya itu, sekitar 63% perusahaan yang disurvei bahkan telah mengurangi jumlah pekerja dan banyak perusahaan lainnya berencana akan melakukan hal yang sama.

Survei ini dilakukan oleh Program ILO mengenai Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahan (SCORE) Indonesia yang bekerja sama dengan para konstituen dan mitra pelaksananya, meliputi 571 perusahaan pada April 2020.

Baca Juga: Nekat Langgar Aturan Jokowi Demi Warganya yang Ter-PHK di Kota, Bupati Wonogiri Tak Akan Tolak Pemudik Pulang Kampung: Mereka Manusia Bukan Kerbau!

Hal itu dilakukan untuk memahami dampak wabah covid-19 terhadap perusahaan dan bantuan yang mereka perlukan.

Michiko Miyamoto selaku Direktur ILO untuk Indonesia mengatakan bahwa perlu ada tindakan untuk mengurangi dampak pandemi corona terhadap para pekerja.

"Karena para pekerja harus menjalani cuti atau kehilangan pekerjaan, pandemi telah menghilangkan pendapatan jutaan rumah tangga, yang mengancam kesejahteraan mereka,"

Baca Juga: Nekat Langgar Aturan Jokowi Demi Warganya yang Ter-PHK di Kota, Bupati Wonogiri Tak Akan Tolak Pemudik Pulang Kampung: Mereka Manusia Bukan Kerbau!

"Kita memerlukan tindakan tripartit yang terkoordinasi untuk membantu mengurangi dampak pandemi terhadap perusahaan, pekerja dan keluarga mereka," kata Michiko.

Selain itu, manajer program SCORE Januar Rustandie mengatakan, meski perusahaan-perusahaan berupaya untuk bertahan namun mereka membutuhkan dukungan.

"Sejumlah perusahaan telah melakukan diversifikasi produk dan lainnya mengalihkan usaha mereka menjadi usaha daring. Perusahaan membutuhkan dukungan dalam mengadaptasi model dan operasi usaha setelah corona,” ujar Januar.

Baca Juga: Banyak Warga yang Terancam PHK dan Tak Bisa Bekerja di Tengah Virus Corona, Presiden Jokowi Selamatkan Nasib Karyawan dengan Kartu Prakerja hingga Kepastian THR

Meskipun corona belum berakhir, kegiatan ekonomi tentu akan kembali beroperasi, sehingga perlindungan terhadap pekerja menjadi hal yang mendesak.

Saat ini, kurang dari 40% perusahaan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan lebih dari 30% perusahaan tak dapat memastikan jarak fisik yang memadai di antara para pekerjanya.

"Hingga pengobatan dan vaksinasi tersedia, pencegahan penyebaran covid-19 dan perlindungan pekerja dari infeksi di tempat kerja menjadi permasalahan penting. Panduan yang jelas menjadi krusial,” demikian kata laporan tersebut.

Baca Juga: Banyak Pengangguran Akibat Usaha Gulung Tikar saat Wabah Corona, Jokowi Janjikan Pagawai Korban PHK Program Padat Karya Produksi Disinfektan hingga Masker

Laporan ini menegaskan perlunya paket stimulus ekonomi yang fokus pada usaha kecil dan menengah dan akses tunai dan keuangan jangka pendek.

Selain itu, diperlukan juga dukungan terhadap upaya pengusaha untuk mengadaptasi model dan operasi usaha di masa social distancing ini melalui peningkatan kemampuan daring. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Pers Rilis

Baca Lainnya