Ilmuwan NASA Ungkap Matahari Juga Mengalami Lockdown! Akibatnya Bisa Terjadi Letusan Gunung Berapi di Bumi, Cuaca Dingin Ekstrim dan Bencana Kelaparan

Senin, 18 Mei 2020 | 07:00
Geographical Magazine

Matahari

GridStar.ID - Istilah lockdown menjadi kata yang tidak asing saat ini.

Banyak negara menerapkan lockdown untuk negaranya demi mencegah penyebaran virus corona yang lebih meluas.

Tak hanya terjadi di berbagai negara yang melakukan lockdown, para ahli mengatakan bahwa Matahari juga mengalami lockdown.

Baca Juga: Santer di Media Sosial 8 Mei 2020 Diramalkan Bakal Muncul Fenomena Dukhan, UAS Hanya Bisa Beri Pesan Sederhana Ini: Kita Cuma Bisa Bersiap-siap

Dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), Matahari kita, yang merupakan pusat tata surya saat ini telah berada dalam periode 'solar minimum' atau 'minimum Matahari'.

Artinya aktivitas di permukaannya telah turun secara drastis.

Apakah kita harus waspada?

Baca Juga: Setelah Sempat Muncul di Solo, Kini Kembali Viral Ribuan Cacing Muncul di Lombok Tengah, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Jawabannya ya. Sangat.

Sebab, ada beberapa dampak besar yang bisa terjadi.

"Hal ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan mereka yang berada di kutub."

Baca Juga: Di Saat Warga Indonesia Dibuat Panik dengan Fenomena Cacing, Peneliti Dunia Justru Sedang Berbahagia Atas Kemunculan Hewan Langka Ini Usai Berlakunya Pembatasan Sosial Covid-19

"Lalu juga memengaruhi elektro-kimia atmosfer di atas Bumi dan dapat membantu memicu petir."

Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah menghilang.

"Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Kapal yang Berlalu-lalang Akibat Wabah Corona, Sekawanan Lumba-lumba Tampak Berenang Bebas di Selat Bosphorus Turki

"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."

"Di mana medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya."

Belum selesai.

Ilmuwan NASA itu khawatir bahwa kondisi ini bisa mengulang kejadian antara tahun 1790 dan 1830 yang disebut Dalton Minimum.

Baca Juga: Geger Fenomena Cacing Terus Keluar dari Tanah, Mbah Mijan Buka Suara Singgung Jenazah Covid-19 Hingga Aroma Pertanda Dari Hewan Melata Ini, Ada Apa?

Di mana kondisi tersebut mengarah pada periode musim dingin yang brutal, kehilangan panen yang mengakibatkan kelaparan, dan letusan gunung berapi yang kuat.

Saat itu, kondisi suhu merosot hingga 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit) selama 20 tahun dan menghancurkan produksi pangan dunia.

Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di mana Gunung Tambora di Indonesia meletus dan menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Baca Juga: Ritual Seks Berkedok Cari Jodoh dan Persugihan di Gunung Kemukus yang Terdapat Kata Kunci Unik: Bisa Saja Malam Ini Dia Tidur dengan Kita, Tapi Bulan Depan Main dengan Orang Lain!

Ini juga menyebabkan 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada tahun 1816 dan ada salju di bulan Juli. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judulPeringatan! Ilmuwan NASA Ini Sebut Matahari Memasuki Periode 'Lockdown', Bisa Sebabkan Kelaparan, Gunung Api Meletus, hingga Cuaca Dingin yang Ekstrim

Editor : Hinggar

Sumber : intisari

Baca Lainnya