Jasad Dibiarkan Berserakan di Tanah Tanpa Terkubur, Tumpukan Mayat di Desa Ini Justru Timbulkan Bau Harum, Ternyata Ini Penyebabnya!

Rabu, 13 Mei 2020 | 21:00
Kompas/Riza Fathoni

Jasad Dibiarkan Bergelimpangan di Tanah Tanpa Terkubur, Tumpukan Mayat di Desa Ini Justru Timbulkan Bau Harum, Ini Penyebabnya!

GridStar.ID - Pemakaman di berbagai daerah banyak yang memiliki ritual unik.

Bali sebagai daerah yang sangat kental tradisi salah satunya.

Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bali ini terkenal dengan proses pemakaman yang menarik.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Irfan Hakim, Telah Siapkan Kafan dan Penutup Keranda Jenazah, Terungkap Kisah Makam Keluarganya yang Hilang Misterius

Bagaimana tidak, tubuh manusia yang telah meninggal tidaklah dikubur dan dikremasi sebagaimana mestinya, melainkan dibiarkan terbuka dan membusuk begitu saja.

Jenazah akan diletakan di tempat pemakaman Seme Wayah.

Untuk menuju ke Seme Wayah hanya dapat ditempuh dengan jalur atau atau menyebrangi Danau Batur.

Baca Juga: Jupe hingga Menantu Hatta Rajasa, 7 Artis dan Pesohor Ini Meninggal Dunia di Bulan Ramadan, Ada yang Diwarnai Drama saat Pemakaman

Di sana, pengunjung akan melihat banyak tulang yang berjejer, tebaran uang, hingga barang-barang lain yang akan dibiarkan bersama jenazah tersebut.

Beberapa jenazah akan dibaringkan dalam sangkar bambu untuk menghindari hewan buas.

Ketika semua sangkar sudah penuh, maka jenazah yang paling lama akan dibuang untuk memberi ruang bagi mayat baru dengan meletakkannya di atas tumpukan.

Baca Juga: Pemerintah Iran Sediakan 10.000 Lubang Pemakaman Massal Covid-19 Padahal Hanya 5.000 Kasus Kematian yang Dilaporkan, Begini Penjelasan WHO

Ketika tubuh mayat sudah hancur akibat panas matahari, tulang-tulangnya akan ditempatkan di sebuah altar di bawah pohon suci.

Menariknya, meski dibiarkan terbuka, tetapi tidak ada bau menyengat yang ditimbulkan dari tubuh jenazah.

Hal ini karena adanya sebuah pohon besar dan tinggi yaitu taru menyan.

Baca Juga: Menderita Sakit Menahun, Artis Papan Atas yang Banyak Dicintai Masyarakat Ini Meninggal Dunia dengan Tersenyum, Ribuan Pelayat Menyambut Jenazahnya dengan Haru hingga Mengantarnya ke Pemakaman: Maafkan Kesalahannya!

Pohon inilah yang menetralisir bau tidak sedap dari pembusukan tubuh.

Di desa ini, ada tiga tempat pemakaman yang terpisah yaitu, Seme Wajah yang diperuntukan bagi mereka yang meninggal secara wajar.

Lalu Seme Bantah untuk mereka yang meninggal tidak wajar atau akibat kecelakaan dan Seme Muda untuk bayi, anak kecil, dan yang belum menikah.

Baca Juga: Sampai Hati Tolak Pemakaman Jenazah Perawat Positif Corona, Kini Sekampung Gigit Jari Takut Ditolak Saat Butuh Akses Kesehatan: Kami Takut Bila Sakit Tidak Ada yang Mau Merawat

Hanya laki-laki saja yang diizinkan untuk pergi ke sana dan mengantarkan jenazah setelah ritual persiapan dilakukan.

Pesiapas yang dimaksud meliputi pembersihan jenazah dengan air hujan dan membungkusnya dengan kain, tetapi bagian kepala tidak tertutup.

Perempuan Trunyan tidak diperbolehkan untuk mengunjungi tempat pemakaman.

Baca Juga: Di Indonesia Warga Kerap Tolak Pemakaman Korban Virus Corona, Nasib Jenazah Pasien Covid-19 Justru Dimuliakan di Madinah, Tempat Pemakamannya Istimewa bak Sahabat Rosul

Mereka percaya bahwa desa akan terkena gempa bumi atau letusan gunung berapi jika perempuan mendatangi pemakaman tersebut.

Selain itu, mereka yang baru mengunjungi makam tidak boleh langsung masuk ke Pura Pancering Jagat dan harus melalui proses pembersihan dulu.

(*)

Artikel ini telah tayang di Gridpop.ID dengan judulTak Dikubur, Jasad Dibiarkan Bergelimpangan di Tanah Hingga Membusuk, Timbunan Mayat Desa di Bali Ini Justru Timbulkan Aroma Harum, Ini yang Jadi Penyebabnya!

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber GridPop.ID