Ketika Dunia Berperang Melawan Pandemi Corona, Benua yang Memiliki 5 ribu Penghuni Ini Dikabarkan Masih Bebas dari Covid-19 dan Jadi yang Tempat Teraman

Sabtu, 09 Mei 2020 | 13:00
kompas.com

ilustrasi: tes virus corona

GridStar.ID - Dunia kini memang tengah berperang dengan wabah covid-19.

Hingga saat ini korban positif corona di seluruh dunia telah mencapai 4 juta orang dengan ribuan orang lainnya meninggal dunia.

Hal ini pun membuat berbagai negara melakukan tindakan untuk melindungi setiap warganya agar tak tertular virus corona tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira Penangkal Covid-19 Ditemukan, Kementan Luncurkan Antivirus Corona dengan Bahan Alami ini, Syahrul Yasin: Hasilnya Sangat Baik!

Namun rupanya masih ada satu benua yang hingga kini disebut bebas dari virus corona.

Ia adalah Benua Antartika, benua terdingin yang ada di di ujung selatan Bumi.

Jadi, di saat seluruh bagian dunia berperang melawan penyebaran virus yang begitu cepat, di Antartika setidaknya hingga hari ini, belum ditemukan satu pun kasus infeksi.

Baca Juga: Jika Bank Indonesia Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun Demi Selamatkan Warga dari Wabah Virus Corona, Indonesia Malah Bakal Makin Sengsara, Kok Bisa?

Oleh karenanya, benua ini disebut sebagai tempat teraman di dunia.

shuttershock
shuttershock

Benua antartika

Hampir terinfeksi

Virus corona sempat hampir memasuki Antartika ketika terdeteksi terjadi penyebaran virus di kapal-kapal pesiar terakhir musim ini di akhir Maret.

Kurang lebih 60 persen penumpang di dalamnya sudah tertular Covid-19. Namun virus tersebut tidak berhasil mencapai garis pantai yang beku.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Meski Sempat Waspadai Gelombang Kedua Presiden Jokowi Kembali Optimis Indonesia akan Segera Normal dari Covid-19: Secepat-cepatnya!

Kondisi benua ini yang diselimuti es membantu memutuskan persebaran virus ini ke dataran wilayahnya.

Sejak awal tahun ini, stasiun-stasiun penelitian milik berbagai negara itu telah memberlakukan pelarangan wisata atau kunjungan dari para turis, Antartika pun dikunci atau lockdown untuk mencegah terjadinya penyebaran.

Alhasil, banyak rencana kunjungan yang harus dibatalkan.

Baca Juga: Virus Corona yang Ada di Indonesia Berbeda dengan Tipe Lain yang Tersebar di Dunia dan Masih Belum Teridentifikasi, Ini Penjelasannya

Berpenduduk 5.000-an orang Benua ini memang tidak berpenghuni, kecuali ditinggali oleh sejumlah binatang seperti pinguin, paus, anjing laut, dan albatros.

Namun, di sana tinggal kurang lebih 5.000-an orang yang kebanyakan merupakan ilmuwan atau peneliti.

Mereka tersebar di 80 atau lebih basis pengamatan atau penelitian yang mereka lakukan.

Baca Juga: Ketar-Ketir Terjadi Gelombang ke 2 Virus Corona karena Kembalinya Migran ke Tanah Air, Jokowi Tetap Percaya Diri Ungkap Taget Berakhirnya Covid-19 yang Diprediksi di Bulan Ini

Mereka pun merasa begitu bersyukur di masa pandemi ini 'terisolasi' di Antartika yang membeku.

Hal ini diungkapkan salah satunya oleh Keri Nelson, koordinator administratif di Stasiun Palmer Pulau Anver, stasiun paling utara milik Amerika Serikat di Antartika.

"Saya yakin tidak ada seorang pun yang tinggal di sini yang tidak bersyukur untuk berada di sini, dan mendapatkan keamanan. Kami semua sangat senang tinggal di tempat di mana penyakit ini (beserta semua dampaknya) sama sekali tidak ditemukan," kata Nelson kepada CNN Travel melalui email.

Baca Juga: Terungkap Penampakan Institut Virologi Wuhan yang Punya Ribuan Virus yang Tersimpan di Dalamnya hingga Sempat Disebut Asal Muasal Virus Corona

Ikuti perkembangan di luar Antartika

Berbeda lagi dengan Robert Taylor (29), pemandu lapangan asal Skotlandia yang bekerja di Survey Antartika Inggris (BAS).

Robert mengaku mengikuti perkembangan virus corona sejak awal ada di China hingga menjadi pandemi global saat ini, merasa tetap tidak bisa terkoneksi karena kehidupannya di Antartika tidak terpengaruh sama sekali.

Baca Juga: Mengerikan! Mutasi Covid-19 Muncul di Eropa, Dinilai Lebih Berbahaya dan Lebih Mudah Menular dari Virus Corona, Ini Penjelasannya

"Ini seperti saya berada di Bulan kemudian melihat ke bawah. Kami dapat melihat apa yang terjadi, tetapi itu sangat-amat jauh," kata dia.

Sebelumnya, terdapat pendapat yang banyak dipercaya, bahwa tinggal dan hidup di Antartika selama satu musim akan mengubah hidup dan cara hidup seseorang.

Namun, kali ini Taylor berani mementahkannya.

Baca Juga: Tembus 12.000 Kasus Covid-19, China Malah Optimis Indonesia Menang Lawan Corona Secepatnya Gara-Gara Hal Ini: Indonesia akan Jadi Prioritas Kerja Sama

"Saya tidak bisa berhenti bertanya-tanya mungkinkah dunia akan mengalami lebih banyak perubahan dari pada yang akan kami alami," ujarnya.

Tidak berlebihan jika mereka merasakan hal yang demikian, karena jika melihat dunia luar, di mana pun itu, semua tengah menghadapi krisis yang serupa, pandemi covid-19.

Bahkan, Sekretaris Umum PBB, Antonio Guterres telah menetapkan pandemi ini sebagai krisis paling menantang yang terjadi di dunia setelah Perang Dunia II.

Baca Juga: Bak Angin Segar bagi Indonesia Usai Pandemi Corona Berakhir, Hutang Rp 43 Ribu Triliun Menanti Amerika, Begini Nasib Rupiah ke Depan di Tengah Krisisnya Ekonomi Paman Sam!

Sedangkan Antartika dan semua penghuninya, tidak merasakan perubahan apapun dalam keseharian hidup mereka, kecuali jumlah kunjungan yang semakin minim. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulAntartika, Satu-satunya Benua yang Masih Terbebas dari Virus Corona

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya