Saling Lempar Tanggung Jawab Dana Bantuan, Gubernur DKI Jakarta Gantungkan Nasib 1,1 Juta Warga Miskin, Terancam Tak dapat Bantuan Sosial Lantaran Para Menteri Pertanyakan Hal Ini!

Sabtu, 09 Mei 2020 | 13:30
Tribunnews

Saling Lempar Tanggung Jawab Dana Bantuan, Gubernur DKI Jakarta Gantungkan Nasib 1,1 Juta Warga Miskin, Terancam Tak Dapat Bantuan Sosial Lantaran para Menteri Pertanyakan Hal Ini!

GridStar.ID - Perdebatan terjadi saat rapat kabinet terbatas yang dihadiri Jokowi dan para pemerintah daerah.

Penyebabnya selisih paham soal data bantuan sosial untuk warga miskin terdampak corona di DKI Jakarta.

Mengutip Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ada sekitar 3,6 juta warga miskin dan rentan miskin yang butuh uluran tangan pemerintah di masa pandemi.

Baca Juga: Kabar Gembira Penangkal Covid-19 Ditemukan, Kementan Luncurkan Antivirus Corona dengan Bahan Alami ini, Syahrul Yasin: Hasilnya Sangat Baik!

Hal itu disampaikan Anies saat melakukan konferensi video bersama Wapres Ma'ruf Amin pada 2 April 2020.

Dari jumlah tersebut, Anies mengatakan bahwa sebanyak 1,1 juta warga miskin rutin mendapat bantuan dari Pemprov DKI dan akan mendapatkan bansos di masa pandemi Covid-19.

Sementara 2,5 juta sisanya termasuk warga rentan miskin yang kehilangan pendapatan, akan menerima bansos dari pemerintah pusat.

Baca Juga: Jika Bank Indonesia Nekat Cetak Uang Rp 4.000 Triliun Demi Selamatkan Warga dari Wabah Virus Corona, Indonesia Malah Bakal Makin Sengsara, Kok Bisa?

Di hari yang sama, rapat virtual bersama Presiden Jokowi digelar.

"Saya kira kemarin Gubernur DKI juga sudah menyampaikan 3,6 juta perlu dimasukkan dalam jaring pengaman sosial dan yang sudah diberikan Provinsi DKI 1,1 juta. Artinya, tinggal 2,5 juta yang perlu kita eksekusi di lapangan," ujar Jokowi, dikutip dari Kompas.com.

Melansir Sosok.ID, belakangan, tiga menteri dalam kabinet Indonesia Maju menyentil data bansos DKI Jakarta yang dianggap tidak sesuai kesepakatan.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Meski Sempat Waspadai Gelombang Kedua Presiden Jokowi Kembali Optimis Indonesia akan Segera Normal dari Covid-19: Secepat-cepatnya!

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Sosial Juliari Batubara, menyinggung soal data penerima bansos.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Pemprov DKI tak lagi memiliki anggaran untuk bansos di Jakarta.

Dokumen Biro KLI Kementerian Keuangan via KOMPAS.com
Dokumen Biro KLI Kementerian Keuangan via KOMPAS.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani

Muhadjir Effendy bahkan secara blak-blakan mengaku sempat bersitegang dengan Anies Baswedan.

Baca Juga: Virus Corona yang Ada di Indonesia Berbeda dengan Tipe Lain yang Tersebar di Dunia dan Masih Belum Teridentifikasi, Ini Penjelasannya

"Kami dengan DKI sekarang sedang tarik-menarik cocok-cocokan data (penerima bansos). Bahkan, kemarin saya dengan Gubernur agak tegang, agak saya tegur keras Pak Gubernur (DKI)," ujar Muhadjir dalam sebuah diskusi yang digelar secara virtual pada Rabu (06/05).

Muhadjir mengatakan, Anies menyanggupi untuk membagi urusan bansos, yakni 1,1 juta warga dipegang Pemprov DKI, sementara 2,5 juta lainnya diberi bantuan Kementrian Sosial.

Kemensos juga telah melakukan pengecekan terhadap 2,5 juta warga miskin di DKI Jakarta, dan didapatkan 1,3 juta KK setelah verifikasi.

Baca Juga: Terungkap Penampakan Institut Virologi Wuhan yang Punya Ribuan Virus yang Tersimpan di Dalamnya hingga Sempat Disebut Asal Muasal Virus Corona

Muhadjir mulai merasa janggal saat Pemprov DKI mendistribusikan bantuan pertama.

"Di lapangan, ternyata Pak Gubernur menyampaikan bahwa bantuan itu (bantuan dari DKI) sekadar untuk mengisi kekosongan sebelum pemerintah pusat mengisi," kata Muhadjir.

Padahal kesepakatan sebelumnya menitikkan pada target masing-masing dari Kemensos dan Pemprov DKI, alih-alih sekedar mengisi kekosongan.

Baca Juga: Ketar-Ketir Terjadi Gelombang ke 2 Virus Corona karena Kembalinya Migran ke Tanah Air, Jokowi Tetap Percaya Diri Ungkap Taget Berakhirnya Covid-19 yang Diprediksi di Bulan Ini

"Makanya kemarin saya ingatkan Pak Gubernur. 'Pak Gubernur, kan itu ada kesepakatan di rapat kabinet tidak begitu (bukannya mengisi kekosongan)'," ujar Muhadjir.

"DKI sanggup (memberikan bansos ke) 1,1 juta, kami siapkan yang 2,5 juta. Jadi jangan diubah itu, Kalau diubah, jadi kacau di lapangan," lanjutnya.

Ironisnya, bahkan terdapat warga miskin yang seharusnya masuk dalam daftar penerima bansos, namun malah tak mendapatkan apa-apa.

tribunnews

Pendistribusian bantuan Covid-19 di DKI Jakarta tak merata

Baca Juga: Mengerikan! Mutasi Covid-19 Muncul di Eropa, Dinilai Lebih Berbahaya dan Lebih Mudah Menular dari Virus Corona, Ini Penjelasannya

Kemensos juga telah meminta kepada DKI untuk mengerahkan RT/RW agar mendata rakyat miskin di daerahnya.

"Karena banyak orang miskin baru gara-gara Covid-19. Pengusaha UMKM juga banyak yang mata pencahariannya hilang dan itu tidak ada dalam data," ujar Muhadjir.

Namun oleh Pemprov DKI,tak kunjung menyetorkan data ke Keemensos.

Baca Juga: Tembus 12.000 Kasus Covid-19, China Malah Optimis Indonesia Menang Lawan Corona Secepatnya Gara-Gara Hal Ini: Indonesia akan Jadi Prioritas Kerja Sama

Padahal di sisi lain warga sudah berteriak-teriak minta bantuan.

"Jadi di lapangan kacau. Karena daftar (warga penerima bansos) yang diturunkan kepada Kemensos itu adalah yang (data) punya Gubernur. Nah, sementara RT/ RW juga punya data sendiri yang itu mestinya dikirim ke Kemensos, tapi tidak dikirim," paparnya.

Padahal, menurut Muhadjir, pemerintah hanya ingin memberikan bantuan secara merata, bukan malah tumpang tindih atau justru salah sasaran.

(*)

Editor : Hinggar

Sumber : kompas, Sosok.id

Baca Lainnya