Merinding, Perempuan Asal Eropa Catat Kisah Perjalanannya pada Tahun 1855 Silam Tentang Kesaksiannya Ada Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan: Saya Lihat Kepala Manusia yang Baru Ditebas!

Sabtu, 25 April 2020 | 20:30
Serambinews.com

Merinding, Perempuan Asal Eropa Catat Kisah Perjalanannya pada Tahun 1855 Silam Tentang Kesaksiannya Ada Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan: Saya Lihat Kepala Manusia yang Baru Ditebas!

GridStar.ID - Sosok perempuan asal Eropa yang jadi saksi itu benama Ida Pfieffer.Ia membuat catatan perjalanan pada beberapa tahun silam.“Kami menjumpai laut yang tidak lucu,” ungkap Ida Pfieffer dalam catatan perjalanannya di Borneo pada Januari 1852.

Baca Juga: Tradisi yang Bikin Gigit Jari, Pria Dibayar untuk Berhungan Seks Selama 3 Hari Berturut-turut dengan Remaja Putri Sebagai Tanda Kedewasaan, Ini Sebutan Profesinya!Setelah berjuang beberapa jam, akhirnya mereka mendapatkan aliran sungai yang tenang.Ida, pelancong asal Austria, bersama seorang pemandu Melayu, meninggalkan Kuching menuju kawasan Iban dengan berperahu menyusuri Sungai Batang Lupar, Sarawak.Tujuan pertama mereka adalah sebuah benteng di Skrang, yang lokasinya sembilan jam dari tempat mereka berada saat itu.

Baca Juga: Siram Air dan Saling Cambuk, Ini 4 Tradisi Unik Perayaan Paskah Dunia

Komandan Alan Lee, menyambut kedatangan mereka.Dalam catatannya, Ida berkisah, benteng itu terbuat dari kayu dan berdinding pagar dari tanah.Ada sekitar 30 orang pribumi yang menjadi serdadu.

Baca Juga: Jalani Tradisi Pingitan Menjelang Hari Pernikahan, Mantan Kekasih Terindah Baim Wong yang Kini Berhijrah Bingung Ditanya Tanggal Resepsi“Namun, perhiasan paling mewah adalah kalung dan gelang tangan dari gigi manusia.”Kedatangan Ida menjadi tontontan lantaran bagi warga pedalaman Borneo, tampaknya dia merupakan sosok aneh bagi mereka.Dialah perempuan kulit putih pertama yang mereka lihat.

Serambinews.com
Serambinews.com

Merinding, Perempuan Asal Eropa Catat Kisah Perjalanannya pada Tahun 1855 Silam Tentang Kesaksiannya Ada Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan: Saya Lihat Kepala Manusia yang Baru Ditebas!

Baca Juga: Seolah Tak Tahu Terima Kasih, Aksi Syahrini Banting Pemberian Make Up Gratis dari BCL Dicap Sombong Netizen: Kayak Gak Menghargai!

Pada kenyataannya memang demikian, Ida Pfeiffer memang perempuan Eropa pertama yang jelajahi pedalaman hutan Borneo, sekitar tiga dekade sebelum penjelajah asal Norwegia, Carl Bock.Hari berikutnya Ida mengunjungi perkampungan Dayak bersama Komandan Lee.“Saya menjumpai pondokan besar, panjangnya sekitar 60 meter. Ada sejumlah barang tersebar melimpah di dalamnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Selama Ini Tak Pernah Eksis di Depan Kamera, Puput Nastiti Devi Mendadak Muncul Ucapkan Salam Ramadan Dampingi Ahok sang Bos Pertamina Meski Telah Berganti Keyakinan, Netizen Salah Fokus: Mirip Nagita Slavina?“Saya berminat membelinya apabila ada diantara mereka yang menjualnya.”Ida menyaksikan ragam barang: Kain katun, bahan-bahan dari kulit pohon, anyaman tikar, anyaman keranjang, hingga parang dan peralatan logam lainnya.Seorang Dayak pemburu kepala di Borneo sekitar 1900-1912.

Baca Juga: Pasang Implan Payudara Hingga Diisukan Ganti Kelamin, Penampilan Millendaru Salat Bikin Netizen Bertanya-tanya Pake Sarung atau Mukena, Keponakan Ashanty Beri Jawaban Tegas Ini!

Setiap satu atau dua tahun sekali the Dayak Iban menyelenggarakan adat Gawai Autu untuk menghormati arwah leluhur yang dipercaya berada disekeliling kepala yang tergantung di rumah mereka.Dalam upacara adat itu mereka berharap mendapatkan berkah dan keberuntungan.Ida berkisah tentang orang-orang Dayak pada masa itu—yang barangkali tak jauh berbeda dengan budaya mereka kini.

Baca Juga: China Lagi-Lagi Kecolongan, Lockdown Wuhan Baru Berakhir Virus Corona Kembali Muncul Gara-Gara Hal Sepele Ini, Hingga Harus Karantina Wilayah 10 Juta Penduduknya!Leher dan dada para lelakinya berhiaskan manik-manik kaca, kerang, dan gigi beruang madu.Pergelangan lengan dan kaki berhiaskan gelang kuningan. Kuping mereka ditindik, dan kadang berhias selusin lebih gelang.“Beberapa dari mereka mengenakan gelang yang bertatakan kerang putih yang bernilai lebih,” ungkapnya.

Serambinews.com
Serambinews.com

Merinding, Perempuan Asal Eropa Catat Kisah Perjalanannya pada Tahun 1855 Silam Tentang Kesaksiannya Ada Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan: Saya Lihat Kepala Manusia yang Baru Ditebas!

Baca Juga: Disebut-sebut Ramuan Anti Virus Corona, Begini Resep Praktis Minum Ramuan Tape dan Kurma ala Dokter Ternama ini yang Bisa Bantu Jaga Imunitas Tubuh Selama Ramadan!

“Namun, perhiasan paling mewah adalah kalung dan gelang tangan dari gigi manusia.”Namun, ungkap Ida, para perempuannya tampak lebih sederhana dalam perhiasan.Mereka tak beranting, tak bergigi beruang, dan sangat sedikit manik-manik.

Baca Juga: Mendengar Cut Tari 3 Kali Hubungan Ranjang dengan Ariel Noah, Mantan Suami Berikan Reaksi Tak Terduga Hingga Dapat Pujian Hotman Paris: Dia Terima Apa Adanya!Mereka mengenakan semacam semacam korset seukuran sejengkal tangan yang berhias ornamen kuningan dan cincin kelam.“Saya mencoba mengangkat satu perhiasan itu, dan saya tak menduga bahwa beratnya sekitar empat kilogram.”Baca Juga: Lama Tertahan dalam Hati, Lala Pengasuh Rafathar Akhirnya Bongkar Semua Unek-Uneknya Lihat Kelakuan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Sehari-hari, Ngaku Nggak Kuat saat Air Matanya Tumpah hingga Sesenggukan!

Pada hari yang sama, dia juga berkunjung ke tetangga desa Dayak tadi. Tidak banyak perbedaan soal tata busana mereka.“Kecuali, saya punya kesenangan baru di sini,” ujarnya, “melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.”Kedua kenang-kenangan atas kemenangan perang itu baru diperoleh beberapa hari sebelumnya dan menampakkan pemandangan yang mengerikan.

Baca Juga: Addie MS Sampaikan Kabar Duka, Dunia Musik Tanah Air Kembali Kehilangan Musisi Terbaiknya, Melly Goeslaw Ungkap Kesedihan Mendalam: Hancur Hati Saya 1 Hari Sebelum RamadanKepala itu nantinya diasap hingga dagingnya setengah matang, bibir dan telinga melayu.“Kepala-kepala itu tetap dengan rambutnya,” demikian kisah Ida, “dan salah satu kepala itu bahkan matanya membelalak.”“Melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.”Baca Juga: Addie MS Sampaikan Kabar Duka, Dunia Musik Tanah Air Kembali Kehilangan Musisi Terbaiknya, Melly Goeslaw Ungkap Kesedihan Mendalam: Hancur Hati Saya 1 Hari Sebelum Ramadan

Mereka mengeluarkan trofi kepala itu dari keranjang, yang kemudian menggantungnya untuk memamerkan dengan rasa puas dan bangga kepada Ida.Tradisi mengayau—berburu kepala musuh untuk dijadikan trofi—tampaknya telah menjadi bagian suku-suku pedalaman di Hindia.Setelah menyaksikan semua adegan liar itu, Ida merenung, apakah berarti orang Eropa seperti dirinya jauh lebih beradab dari mereka?

Baca Juga: Addie MS Sampaikan Kabar Duka, Dunia Musik Tanah Air Kembali Kehilangan Musisi Terbaiknya, Melly Goeslaw Ungkap Kesedihan Mendalam: Hancur Hati Saya 1 Hari Sebelum RamadanBukankah dalam setiap lembaran sejarah Eropa diwarnai dengan perbuatan mengerikan pengkhianatan dan pembunuhan, demikian kecamuk pertanyaan dalam benaknya.Apa yang akan kita katakan tentang perang religius antara Jerman dan Prancis, penaklukkan Amerika, pertumpahan darah di Timur Tengah, hingga Inkuisisi Spanyol?Bagi Ida, tampaknya melancong tidak sekadar berpindah tempat, tetapi juga menuntunnya supaya punya pemikiran terbuka tentang ragam peradaban dan kerendahan hati.Baca Juga: Baru Dua Bulan Ditinggalkan Ashraf Sinclair, BCL Kembali Unggah Kabar Duka, Sosok Kesayangan Almarhum sang Suami Tiada hingga Ibunda Noah Titipkan Pesan Menyayat Hati: Titip Cinta Kami untuk Ayah di Sana

“Saya tidak berpikir bahwa kita orang Eropa dapat berkata banyak tentang kebiadaban ini,” paparnya.Menurutnya, bangsa Eropa juga membunuh musuh dan bahkan menyiksa musuh mereka—dengan berbagai alat dan cara penyiksaan—sementara orang-orang Dayak membunuh musuh tanpa menyiksanya.“Dan apa yang telah mereka lakukan, mungkin kita dapat memaafkan mereka yang tidak mendapat pencerahan agama dan budaya intelektual.”

Baca Juga: Baru Dua Bulan Ditinggalkan Ashraf Sinclair, BCL Kembali Unggah Kabar Duka, Sosok Kesayangan Almarhum sang Suami Tiada hingga Ibunda Noah Titipkan Pesan Menyayat Hati: Titip Cinta Kami untuk Ayah di SanaKisah ini merupakan cuplikan dari A Lady's Second Journey Round the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, Etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States, Volume 1.Buku tersebut merupakan catatan perjalanan Ida Laura Reyer Pfeiffer yang terbit di London pada 1855.(National Geographic Indonesia). (*)Artikel ini telah tayang di Serambinews.com yang berjudul Ada Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan, Wanita Asal Eropa Ini Jadi Saksinya

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : serambinews.com

Baca Lainnya