GridStar.ID- Virus corona saat ini menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat dunia.
Terutama di Indonesia sendiri, ratusan kasus baru bertambah setiap harinya.
Hal tersebut menambah kepanikan dan kegelisahan masyarakat akan virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar.
Atas kepanikan-kepanikan itu, banyak ilmuwan yang banyak mecoba untuk menemukan alat yang bisa membantu mendeteksi virus corona dengan cepat.
Seperti yangdilansir dari Kompas.com, seorang dosen Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, menciptakan masker pintar.
Masker pintar yang dirancang oleh Bangun Wijayanto, Dosen Program Studi Teknik Informatika ini diberi nama Jengkar. Dalam bahasa Jawa, Jengkar memiliki arti pergi.
Menurut Bangun, masker tersebut digunakan untuk melindungi diri ketika bepergian. Perbedaannya, masker Jengkar dapat mendeteksi daerah-daerah yang terpapar corona.
"Masker pintar ini akan membantu seseorang dalam melihat informasi mengenai keadaan lokasi yang dilewati dalam perjalanan," kata Bangun melalui keterangan tertulis, Selasa (14/04) malam.
Bangun menjelaskan, masker yang didesain seperti topeng Iron Man itu dilengkapi dengan tiga lampu indikator. Lampu merah akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki pasien positif Covid-19.
Kemudian warna kuning akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dan warna hijau akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.
"Data yang digunakan berasal dari data resmi yang tersedia di website resmi pemerintah kabupaten (pemkab)," ujar Bangun.
Penggunaan masker pintar itu, lanjut Bangun, juga mudah seperti masker pada umumnya. Pengguna cukup menyalakan hotspot pada ponselnya, selanjutnya lampu indikator di masker akan memberikan informasi mengenai daerah yang dilewati.
"Apabila pengguna melewati daerah-daerah yang terdapat orang positif maupun PDP maka data posisi perjalanan pengguna akan terekam di sistem server," kata Bangun.
Keunggulannya, kata Bangun, data perjalanan pengguna yang terekam dalam server dapat digunakan untuk tracing apabila di kemudian hari pengguna terpapar covid-19.
"Masker pintar saat ini dalam tahap prototipe yang berfungsi dengan baik ketika dilakukan pengujian," ujar Bangun yang merupakan ahli rekayasa perangkat lunak ini.
Bangun mengatakan, alat tersebut dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyebaran Covid-19.
Dia memanfaatkan informasi mengenai sebaran Covid-19 ke dalam perangkat berbasis internet of things (IOT) yang praktis dan mudah di akses.(*)