Harus Sampaikan Permintaan Warga Karena Tolak Jenazah Positif Covid-19, Ketua RT di Semarang Ini Minta Maaf: Saya Menangis dengan Kejadian Itu, Tapi...

Sabtu, 11 April 2020 | 07:00
kompas.com

Penolakan pemakaman jenazah covid-19 minta maaf

GridStar.ID - Penolakan jenazah yang positif virus corona masih saja terjadi di berbagai daerah.

Padahal pemerintah telah meminta warganya agar bisa menerima jenazah yang meninggal karena virus corona tersebut dikebumikan dengan baik.

Namun hal ini seakan diabaikan oleh masyarakat, dan terakhir penolakan pemakaman perawat dari RSUP Dr. Kariadi kembali terjadi dan menjadi viral.

Baca Juga: Praktek Pengobatan Alternatifnya Terpaksa Tutup Sementara Karena Virus Corona, Ningsih Tinampi Sesumbar Ngaku Bakal Dipersunting Pria Tajir yang Bakal Beri Mahar Kebun Durian

Pemakaman pada Kamis (09/04) yang sedianya dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.

Salah seorang yang berperan dalam penolakan tersebut adalah Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

Baca Juga: Wabah Corona Seakan Jadi Peringatan Bagi Banyak Orang, Ahli Spiritual Ini Sampaikan Pesan dari Leluhur untuk Tak Lupa Jati Diri Kita dan Minta Lakukan Kebiasaan Ini!

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu.

Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/04) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa Ketua RT lain.

Baca Juga: Khawatir Terinfeksi Virus Corona? Waspadai Gejala-Gejala Ini!

"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya menirukan warga.

Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Dia menyatakan tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.

Baca Juga: Mencapai Rekor Tertinggi, Dalam Sehari Lebih Dari 300 Tambahan Kasus Baru, Puncak Pandemi Corona di Indonesia Baru Dimulai!

Adanya penolakan pemakaman tersebut, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.

"Keluarga almarhumah juga ada yang dimakamkan di Sewakul meski bukan warga kami," ucapnya.

Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

Baca Juga: Merinding! Ahli Spiritual Sebut Wabah Virus Corona sebagai Pintu Awal Bencana Besar yang akan Terjadi di Masa Mendatang: pada 2030 Peristiwa Itu Mulai Terjadi

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Sementara Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, penolakan pemakaman tersebut sempat dimediasi.

Bahkan dokter juga memberi penjelasan hingga Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi.

Baca Juga: Bolehkan Lakukan Hubungan Seksual di Tengah Pandemi Virus Corona? Begini Pejelasan Penting Para Ahli yang Harus Diketahui Tentang Penularan Covid-19 saat Berhubungan Intim

"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.

Ketua DPW PPNI Jawa Tengah, Edy Wuryanto meminta kepada seluruh perawat untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tulus dan ikhlas.

"Kami kecewa dan prihatin dengan kejadian ini, tapi perawat harus tetap memberikan pelayanan kesehatan secara profesional," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulKetua RT yang Tolak Pemakaman Perawat di Semarang: Saya Menangis, Istri Saya Juga Perawat, Tapi...

Tag

Editor : Hinggar

Sumber Kompas.com