GridStar.ID - Setiap harinya ada pasien positif virus corona yang akhirnya meninggal dunia.
Tercatat hingga Sabtu (28/03) di Indonesia ditemukan 1046 orang positif virus corona, dengan rincian 913 masih dalam perawatan, 46 sembuh dan 87 orang lainnya diketahui meninggal dunia.
Pemakaman para pasien yang meninggal karena virus ini pun tak sembarangan.
Karena virus ini juga masih bisa menular ke orang lainnya, sehingga tempat pemakaman pun dipisah cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Selain itu orang-orang yang akan ikut memakamkan pun harus menggunakan pakaian pelindung diri.
Seorang penggali kubur yang ada di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat pun menceritakan pengalamannya dalam menggali tanah hingga memakamkan jenazah tersebut.
Dikutip dari Wartakotalive.com, para petugas makam ini disiagakan di TPU telag siaga di area makam dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Area tersebut memang telah dijadikan salah satu lokasi pemakaman dari para jenazah virus corona sejak Jumat (20/03).
Sanur (55), petugas yang ada di sana mengungkapkan rasa khawatirnya ketika menjalankan tugasnya tersebut.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.
Lebih jauh dia mengungkapkan bahwa setiap harinya ada saja jenazah yang meninggal karena virus corona yang dimakamkan di area tersebut.
"Kemarin ada sembilan sampai jam 10 malam, sekarang (sampai Pukul 16.00 WIB) sudah lima yang dikubur," kata Sanur.
Jika tak ada jenazah yang datang, para petugas tersebut akan menggali liang lahat.
Tak seperti ukuran makam pada umumnya, liang lahat yang disiapkan untuk jenazah yang positif virus corona ini memiliki ukuran yang lebih dalam untuk mengantisipasi penyebaran virus.
"Kemarin ada sembilan sampai jam 10 malam, sekarang (sampai Pukul 16.00 WIB) sudah lima yang dikubur," kata Sanur.
Area makam akan disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Sebelum itu, para petugas harus menggunakan alat pelindung diri berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Asep, pekerja yang lain pun menceritakan usahanya agar tak menularkan virus kepada orang di sekitarnya usai melakukan pekerjaan tersebut.
Ia mengungkapkan membakar beberapa alat pelindung diri seperti jas hujan plastik dan sarung tangan plastik setelah melakukan prosesi pemakaman jenazah.
Karena alat-alat itu memang digunakan untuk sekali pakai.
Asep juga langsung membersihkan diri sebelum bertemu dengan keluarganya.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep. (*)