GridStar.ID - Virus corona yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia kini mempengaruhi banyak sektor.
Tak hanya perekonomian, kini pendidikan pun harus mengkaji ulang beberapa kebijakannya karena pandemi ini.
Ya, selama pandemi ini para siswa diminta belajar di rumah.
Padahal ini sudah mendekati masa akhir tahun ajaran sekolah dan ujian sekolah akan segera dilaksanakan.
Karena hal tersebut pemerintah memilih untuk meniadakan UN.
"Penyebaran wabah Covid-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah ancaman wabah Covid-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda pada Senin (23/03) kompas.com.
Mengenai ujian yang akan dilakukan Kemendikbud sedang mengkaji Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Namun hal ini akan diambil jika pihak sekolah bisa menyelenggarakan USBN dalam jaringan.
"Kami sepakat bahwa opsi USBN ini hanya bisa dilakukan jika dilakukan secara daring, karena pada prinsipnya kami tidak ingin ada pengumpulan siswa secara fisik di gedung-gedung sekolah,” katanya.
Jika USBN via daring tak bisa dilakukan maka kelulusan siswa akan dilakukan dengan menimbang nilai kumulatif siswa selama belajar di sekolah.
“Dari rapat konsultasi via daring (online) antara anggota Komisi X dan Mendikbud Nadiem Makarim maka disiapkan berbagai opsi untuk menentukan metode kelulusan siswa, salah satunya dengan nilai kumulatif dalam rapor,” jelas Syaiful Huda.
“Jadi nanti pihak sekolah akan menimbang nilai kumulatif yang tecermin dari nilai rapor dalam menentukan kelulusan seorang siswa, karena semua kegiatan kurikuler atau ekstrakurikuler siswa terdokumentasi dari nilai rapor,” ujarnya. (*)