GridStar.ID - Setelah penyebaran virus corona semakin meluas, kini pemerintah mengharapkan agar masyarakat tetap berada di rumah.
Sekolah diliburkan selama 14 hari ke depan, dan masyarakat diharapkan bisa bekerja di rumah.
Hal ini untuk mencegah percepatan penularan virus Covid-19 tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam unggahan instagramnya pada Minggu (15/03), menyampaikan surat edaran gubernur yang berisi mengenai penetapan libur untuk anak sekolah.
Selain itu, Ganjar juga menegaskan kepada para wali murid dan guru agar hal ini tidak disalahgunakan.
Anak-anak diminta untuk belajar di rumah, dan tak melakukan kegiatan di luar rumah atau memanfaatkannya untuk berwisata.
"Ytc anak2 hebat pelajar di Jateng mulai besok kalian belajar di rumah ya, tolong tdk meninggalkan rumah jika tdk penting.
Bp ibu guru akan memandu pelajaran dg daring. Kepada Bp ibu wali murid pandu anak2 kita utk tetap bs belajar di rumah dg asyiiik.
Jangan diajak piknik. Salam," tulis Ganjar dalam unggahannya.
Baca Juga: Tak Perlu Panik Jika Ditanya Anak Mengenai 'Apa Itu Virus Corona?', Begini Cara Mengedukasinya
Dikutip dari Kompas.com, penerapan social distancing atau jarak sosial menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menekan penularan virus corona tersebut.
Karena diyakini penyebaran virus ini terjadi karena mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain untuk banyak kepentingan.
Setiap pergerakan itu kita akan menjumpai banyak orang di berbagai tempat, dan juga akan menyentuh benda yang juga mengandung virus.
Dikutip dari Washington Post, digambarkan dalam sebuah populasi kecil, misalnya hanya beranggotakan 5 orang saja, tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi para anggota populasi untuk mendapatkan virus dari salah satu yang terinfeksi.
Tentu, infeksi ini dapat disembuhkan dalam kehidupaan nyata dan mereka yang telah dinyatakan sembuh kecil kemungkinan menularkan virus pada orang sehat.
Namun, bukan berarti dia sudah kebal terhadap virus, karena saat ia kembali menjalin kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, ia bisa kembali terinfeksi.
Lalu, digambarkan dalam sebuah populasi yang lebih besar, yakni dengan anggota mencapai 200 orang, dengan salah satu orang di antaranya adalah orang yang sakit.
Jumlah mereka yang sakit angkanya bisa meningkat dengan cepat.
Karena ratusan orang itu tidak pernah mengetahui apakah orang dan benda-benda yang seharian mereka sentuh mengandung virus atau tidak.
Karantina
Namun hal ini tidak akan terjadi apabila diberlakukan sistem karantina yang memaksa siapapun untuk tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan pergerakan.
Sebab karantina dinilai efektif menurunkan risiko penularan virus. Karantina semacam ini sudah dilakukan oleh China dengan mengunci akses keluar dan masuk Kota Wuhan.
Masyarakat yang tinggal di kota pusat persebaran virus itu ditahan untuk tidak meninggalkan kota sehingga virus yang ada dalam mereka tidak tersebar ke wilayah atau orang lain.
Namun, para ahli memprediksi sulit untuk sepenuhnya mengunci orang-orang yang sakit dan memisahkan dengan mereka yang masih sehat.
Cara yang lebih efektif adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk menghindari kertemuan besar, tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak dari orang-orang lainnya.
Jika orang-orang meminimalisasi pergerakan dan interaksinya dengan orang-orang, virus memiliki kesempatan lebih kecil untuk menyebar.
Jarak sosial
Semakin jauh jarak sosial dinilai membuat banyak orang jadi lebih sehat, karena orang-orang didorong untuk tidak berkumpul di tempat-tempat umum.
"Kami mengendalikan keinginan untuk berada di ruang publik dengan menutup ruang publik. Italia menutup semua restoran. China menutup semuanya," kata Drew Haris, peneliti kesehatan populasi dan asisten profesor di Fakultas kesehatan masyarakat The Thomas Jefferson University.
Washington Post menggambarkan simulasi penularan dengan pantulan-pantulan bola di dalam kerumuman banyak bola.
Apabila bola terkunci, pantulan-pantulan bola yang diasumsikan sebagai virus akan meminimalisasi terpapar atau tertular virus.
Penjelasan itu diterjemahkan oleh akun Instagram @edwardsuhadi yang kemudian diposting ulang artis Ernest Prakarsa di satus instagramnya:
Selain berisiko mendapatkan penularab virus, berada di tengah kerumunan memungkinkan orang sakit untuk menularkan virus yang dimilikinya dan orang sehat mendapatkan penularan itu.
Ketika prinsip ini diterapkan, dalam simulasi yang dibuat, ketika seperempat di antaranya melakukan pergerakan, dan 3/4 lainnya tetap berdiam di rumah membuat potensi seseorang tetap sehat menjadi meningkat, potensi orang-orang tetap dalam kondisi sehat menjadi meningkat.
Namun demikian, untuk menahan orang berada di rumah dan todak berniat melakukan perjalanan.
Maka Pemerintah sebagai pemegang kewenangan harus menghilangkan daya tarik dari tempat-tempat yang biasanya menjadi titik kumpul.
Misalnya taman, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan sebagainya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBagaimana Memperlambat Penyebaran Virus Corona? Beberapa Langkah Ini Bisa Dilakukan...