Minta Anak-anak Belajar di Rumah Selama Pandemi Virus Corona, Ganjar Pranowo Tegaskan: Jangan Diajak Piknik! Ini Tujuan dari Social Distancing untuk Memperlambat Penularan Covid-19

Senin, 16 Maret 2020 | 12:00
kompas.com

Minta Anak-anak Belajar di Rumah Selama Pandemi Virus Corona, Ganjar Pranowo Tegaskan: Jangan Diajak Piknik! Ini Tujuan dari Social Distancing untuk Memperlambat Penularan Covid-19

GridStar.ID - Setelah penyebaran virus corona semakin meluas, kini pemerintah mengharapkan agar masyarakat tetap berada di rumah.

Sekolah diliburkan selama 14 hari ke depan, dan masyarakat diharapkan bisa bekerja di rumah.

Hal ini untuk mencegah percepatan penularan virus Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Tantri Kotak Bantah Anak Keduanya yang Tengah Dirawat Intensif Terkena Virus Corona Saat Usianya Baru 16 Hari, Begini Fakta Sebenarnya!

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam unggahan instagramnya pada Minggu (15/03), menyampaikan surat edaran gubernur yang berisi mengenai penetapan libur untuk anak sekolah.

Selain itu, Ganjar juga menegaskan kepada para wali murid dan guru agar hal ini tidak disalahgunakan.

Anak-anak diminta untuk belajar di rumah, dan tak melakukan kegiatan di luar rumah atau memanfaatkannya untuk berwisata.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona dengan Batasi Penggunaan Transportasi Umum, Begini Poret Puluhan Orang Rela Antrean Panjang hingga Turun ke Jalan Raya Demi Naik Bus TransJakarta, Simak Rute yang Masih Beroperasi!

"Ytc anak2 hebat pelajar di Jateng mulai besok kalian belajar di rumah ya, tolong tdk meninggalkan rumah jika tdk penting.

Bp ibu guru akan memandu pelajaran dg daring. Kepada Bp ibu wali murid pandu anak2 kita utk tetap bs belajar di rumah dg asyiiik.

Jangan diajak piknik. Salam," tulis Ganjar dalam unggahannya.

Baca Juga: Tak Perlu Panik Jika Ditanya Anak Mengenai 'Apa Itu Virus Corona?', Begini Cara Mengedukasinya

Dikutip dari Kompas.com, penerapan social distancing atau jarak sosial menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menekan penularan virus corona tersebut.

Karena diyakini penyebaran virus ini terjadi karena mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain untuk banyak kepentingan.

Setiap pergerakan itu kita akan menjumpai banyak orang di berbagai tempat, dan juga akan menyentuh benda yang juga mengandung virus.

Baca Juga: Antrean Mengular di Sejumlah Pusat Perbelanjaan Usai Wabah Corona Menginfeksi 117 Pasien, Kesaksian Warga yang Belanja: Satu Jam Antre Tapi Cuma Geser Sedikit

Dikutip dari Washington Post, digambarkan dalam sebuah populasi kecil, misalnya hanya beranggotakan 5 orang saja, tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi para anggota populasi untuk mendapatkan virus dari salah satu yang terinfeksi.

Tentu, infeksi ini dapat disembuhkan dalam kehidupaan nyata dan mereka yang telah dinyatakan sembuh kecil kemungkinan menularkan virus pada orang sehat.

Namun, bukan berarti dia sudah kebal terhadap virus, karena saat ia kembali menjalin kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, ia bisa kembali terinfeksi.

Baca Juga: 5 Tahun Mengabdi Tangani Penyakit Khusus Isolasi, Ini Sosok Perawat Wita Tamala yang Jaga Pasien Corona, Selalu Dapat Pesan Khusus dari Keluarga hingga Curhat dengan Pasien

Lalu, digambarkan dalam sebuah populasi yang lebih besar, yakni dengan anggota mencapai 200 orang, dengan salah satu orang di antaranya adalah orang yang sakit.

Jumlah mereka yang sakit angkanya bisa meningkat dengan cepat.

Karena ratusan orang itu tidak pernah mengetahui apakah orang dan benda-benda yang seharian mereka sentuh mengandung virus atau tidak.

Baca Juga: Pemerintah Wanti-Wanti Kerja dari Rumah, Ayu Ting-Ting Nekat Tetap Gelar Konser di Tengah Wabah Virus Corona: Insya Allah Enggak Kenapa-Kenapa, Nanti Masuknya Dicek Suhu Badannya

Karantina

Namun hal ini tidak akan terjadi apabila diberlakukan sistem karantina yang memaksa siapapun untuk tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan pergerakan.

Sebab karantina dinilai efektif menurunkan risiko penularan virus. Karantina semacam ini sudah dilakukan oleh China dengan mengunci akses keluar dan masuk Kota Wuhan.

Masyarakat yang tinggal di kota pusat persebaran virus itu ditahan untuk tidak meninggalkan kota sehingga virus yang ada dalam mereka tidak tersebar ke wilayah atau orang lain.

Baca Juga: Kondisi Badannya Tidak Ada Keluhan Panas dan Batuk, Pasien Anak Positif Corona di Yogyakarta Sempat Jalan-Jalan di Depok, Sri Sultan Hamengkubuwono X: Mohon Doanya Agar Segera Sembuh

Namun, para ahli memprediksi sulit untuk sepenuhnya mengunci orang-orang yang sakit dan memisahkan dengan mereka yang masih sehat.

Cara yang lebih efektif adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk menghindari kertemuan besar, tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak dari orang-orang lainnya.

Jika orang-orang meminimalisasi pergerakan dan interaksinya dengan orang-orang, virus memiliki kesempatan lebih kecil untuk menyebar.

Baca Juga: Dokter Gedung Putih Tak Karantina Donald Trump Usai Pertemuannya dengan Presiden Brasil yang Positif Virus Corona, Orang Nomor 1 di Amerika Ini Sempat Abaikan Larangan Berjabat Tangan

Jarak sosial

Semakin jauh jarak sosial dinilai membuat banyak orang jadi lebih sehat, karena orang-orang didorong untuk tidak berkumpul di tempat-tempat umum.

"Kami mengendalikan keinginan untuk berada di ruang publik dengan menutup ruang publik. Italia menutup semua restoran. China menutup semuanya," kata Drew Haris, peneliti kesehatan populasi dan asisten profesor di Fakultas kesehatan masyarakat The Thomas Jefferson University.

Washington Post menggambarkan simulasi penularan dengan pantulan-pantulan bola di dalam kerumuman banyak bola.

Baca Juga: Suaranya Bergetar Lantunkan Azan dengan Lafaz Tak Biasa, Muazin bak Tahan Tangis Saat Kumandangkan Seruan Salatlah Kalian di Rumah Akibat Virus Corona: Shollu Fi Rihaalikum

Apabila bola terkunci, pantulan-pantulan bola yang diasumsikan sebagai virus akan meminimalisasi terpapar atau tertular virus.

Penjelasan itu diterjemahkan oleh akun Instagram @edwardsuhadi yang kemudian diposting ulang artis Ernest Prakarsa di satus instagramnya:

Baca Juga: Awalnya Alami Sesak Nafas Menteri Perhubungan RI positif Virus Corona, Kini Budi Karya Dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat, Begini Kondisi Terakhirnya

Selain berisiko mendapatkan penularab virus, berada di tengah kerumunan memungkinkan orang sakit untuk menularkan virus yang dimilikinya dan orang sehat mendapatkan penularan itu.

Ketika prinsip ini diterapkan, dalam simulasi yang dibuat, ketika seperempat di antaranya melakukan pergerakan, dan 3/4 lainnya tetap berdiam di rumah membuat potensi seseorang tetap sehat menjadi meningkat, potensi orang-orang tetap dalam kondisi sehat menjadi meningkat.

Namun demikian, untuk menahan orang berada di rumah dan todak berniat melakukan perjalanan.

Baca Juga: Awalnya Alami Sesak Nafas Menteri Perhubungan RI positif Virus Corona, Kini Budi Karya Dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat, Begini Kondisi Terakhirnya

Maka Pemerintah sebagai pemegang kewenangan harus menghilangkan daya tarik dari tempat-tempat yang biasanya menjadi titik kumpul.

Misalnya taman, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan sebagainya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBagaimana Memperlambat Penyebaran Virus Corona? Beberapa Langkah Ini Bisa Dilakukan...

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com, Instagram

Baca Lainnya