GridStar.ID - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto menyatakan tindakan me-lockdown wilayah dengan kasus positif virus corona justru meningkatkan peluang penyebaran virus di wilayah itu.
Melansir kompas.com dalam konferensi di Kompleks Istana Kepresidenan, jakarta, Kamis, (12/03) ia menjelaskan hal tersebut.
"Kalau di-lockdown, malah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi naik dengan cepat," jelas Yuri.
Seperti kasus pada kapal pesiar Diamond Princess, rupanya cara ini kurang mampu mencegah penularan virus corona pada orang di dalam kapal.
"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya. Ya karena orang tidak ke mana-mana, di situ," tambahnya
Saat ini terdapat 34 kasus pasien positif virus corona di Indonesia.
Tiga dari 34 dinyatakan sembuh dan sudah kembali ke rumah.
Sementara, satu orang dinyatakan meninggal dunia yaitu pasien kasus 25.
Mantan wakil presiden Jusuf Kalla menilai bahwa upaya lockdown untuk menghambat penyebaran virus corona bisa efektif bagi sejumlah negara.
Baca Juga: Pasien Positif Corona Bertambah Jadi 34 Kasus di Indonesia, Satu di Antaranya Meninggal Dunia
Dilansir dari kompas.com Jusuf Kalla yang ditemui di Kantor Wappres, Jakarta, Kamis (12/03) menyebut China sebagai salah satu negara yang berhasil.
"Salah satunya itu (lockdown). China berhasil memperlambat meski tidak mencegah 100 persen, karena lockdown itu," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/3).
Provinsi Hubei adalah salah satu daerah yang me-lockdownwilayahnya sejak virus corona menyabar pertama kali di Kota Wuhan.
Namun, Jusuf Kalla menilai bahwa yang harus dilakukan Indonesia untuk mencegah penyebaran saat ini adalah dengan melakukan tindakan preventif.
"Ini musuh yang tak kelihatan dan bahaya yang tidak ketahuan, jadi preventifnya yang harus kita lakukan. Karena itu semua, tempat keramaian bersih, steril. Kalau tidak, itu bahaya," kata Jusuf Kalla. (*)