Atalia menyebut bahwa ia bertemu dengan Arkana saat usia 4 bulan, lalu diangkat menjadi anaknya pada usia 5 bulan.
"Arka itu waktu pertama kali kita temuin, kan kayak anak bule gitu ya, lucu. Waktu pertama kali ketemu 4 bulan, kita bawa pulang 5 bulan," ungkap Atalia.
Usut punya usut, Arkana ternyata mengidap penyakit bawaan dari sang ibu yang tak diketahui obatnya.
Hal tersebut dikarenakan pengobatan harus dilakukan melalui sang ibu terlebih dulu, baru kepada Arkana.
Sayangnya, kondisi Arkana yang ditinggalkan orang tuanya membuat dokter tak bisa mengetahui pasti penyakit yang ada pada tubuh putra bungsu Ridwan Kamil dan Atalia.
"Nah pas udah gitu, ternyata ketahuan punya penyakit yang diturunkan oleh ibunya. Jadi, namanya apa saya lupa, tapi itu penyakit bisa diketahui, bisa diobati dengan cara ibunya dulu yang dites dengan berbagai rangkaian tes," beber Atalia.
Saat itu, kondisi Arkana serba kekurangan, mulai dari tinggi badan hingga berat badan yang di bawah ambang normal bayi lahir.
"Kan ini tidak diketahui (ibunya), maka yang dilakukan adalah anaknya yang kasihan. Jadi Arka waktu ketahuan sama dokter, lingkar kepala kurang, tinggi badan kurang, berat badan kurang, semuanya teh kurang Arka," terang Atalia.
Melihat kondisi Arkana, Atalia sampai menangis di pojokan karena kepiluan hatinya yang menyaksikan bocah bayi dengan keadaan serba kurang.
"Ya Allah saya sampai nangis-nangis di pojokan. Aduh sedih banget, Allah itu sudah menetapkan Arka untuk diasuh oleh kita. Artinya kita harus sepenuh hati mengurus dia, terima apa adanya aja," tutur Atalia.
Hingga akhirnya, Ridwan Kamil dan Atalia memutuskan untuk memeriksakan Arkana agar pertumbuhannya terus terjaga.